Categories
Bisnis

Wijaya Karya Rombak Jajaran Direksi, Simak Daftar Terbarunya

bachkim24h.com, Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) baru saja menyelesaikan Rapat Umum Tahunan (RUPST) pada hari ini, 2024. pada hari Rabu, 15 Mei. Dalam rapat tersebut, para pemegang saham menyetujui perubahan kepengurusan Wijaya Karya. Ada perubahan di jajaran direksi.

Jika sebelumnya perseroan memiliki 7 direktur, kini jumlahnya berkurang menjadi 6 direktur. Selain itu, komposisi staf direktur perseroan juga mengalami perubahan.

“Pertama, kita pisahkan chief risk officer yang dulu posisinya sama dengan CFO. Kedua, chief operating officer yang dulu ada 3, kini tinggal 2. Yakni yang bertanggung jawab di bidang infrastruktur dan gedung, dan direktur operasional yang membidangi EPC,” kata Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Budi Agung Waskita dalam jumpa pers usai RUPST perseroan, Rabu (15/05/2024).

Dengan demikian, jumlah direktur yang tadinya 7 orang kini menjadi 6 orang direktur. Chief Operating Officer yang dipecat adalah Rudy Horton yang semula menjabat Chief Operating Officer III. Sedangkan Sumadi menjabat sebagai direktur manajemen risiko dan hukum. Sementara itu, susunan Pengurus Perseroan tidak mengalami perubahan.

Dengan demikian susunan pengurus PT Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: Susunan Dewan Komisaris Komisaris Utama: Jarot Vidyoka Komisaris Independen: Haris Arthur Khedar Komisaris Independen: Suryo Hapsora Tri Uthoma Komisaris Independen: Adityavarman Komisaris Independen: Rusmantha Komisaris : Firdaus Ali Direksi Interim Anggota: Direktur Utama: Budi Agung Waskita Direktur SDM & Transformasi: Hajjar Setiaji CFO: Adio Kusuma Chief Operating Officer I: Hananta Aji Chief Operating Officer II: Harum Ahmad Zudi Chief Risk Officer Officer Governance & Legal: Sumadi  

Sebelumnya, Kementerian PUPR mempercayakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) untuk membangun Cibubur Youth Elite Sports Center (CYESC) di Syracuse, Jakarta. Proyek senilai Rp249 miliar ini akan membuat WIKA membangun fasilitas olahraga baru sekaligus merenovasi fasilitas olahraga yang sudah ada. 

Proyek ini dibuat sebagai bentuk dukungan negara terhadap persiapan para atlet yang tampil di Olimpiade. CYESC akan menjadi pusat pelatihan berbagai cabang olahraga seperti panahan, panjat tebing, renang, senam dan bidang lainnya.

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan dengan diraihnya kontrak dengan CYESC, WIKA mempunyai peluang untuk turut berkontribusi dalam perbaikan fasilitas olahraga di tanah air. 

“WIKA berkomitmen untuk melaksanakan proyek CYESC sesuai dengan tujuan yang telah disepakati sehingga dapat mendukung pembinaan para atlet secara maksimal,” kata Agung dalam siaran pers dikutip Jumat (04/04/2024).

WIKA sendiri memiliki portfolio proyek infrastruktur olahraga yang panjang, termasuk pembangunan fasilitas olahraga pada tahun 2018. Untuk Asian Games antara lain Jakarta International Velodrome, Jakarta International Equestrian Park, Stadion Madia dan fasilitas olahraga lainnya di Kawasan Gelora Bung Karno. Jakarta. 

Selain itu, WIKA juga telah berhasil menyelesaikan pembangunan multi-sport complex di Kepulauan Solomon Pasifik. 

Pemerintah memberikan tambahan modal melalui Proyek Strategis Nasional (NSP) untuk memperbaiki struktur permodalan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan meningkatkan kapasitas usaha.

Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani Keputusan Pemerintah (PP) yang memberikan tambahan kepemilikan saham negara (PMN) kepada Wijaya Karya senilai Rp 6 triliun.

 

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengumumkan tahun buku 2023 yang berakhir pada 2023. 31 Desember, laporan keuangan. Pada periode tersebut, kerugian Wijaya Karya meningkat menjadi Rp7,13 triliun, meski pendapatannya sedikit meningkat.

Saat perseroan merilis laporan keuangan pada Selasa (2/04/2024), pendapatan perseroan sebesar Rp 22,53 triliun. Pendapatan ini meningkat 4,89 persen dibandingkan tahun 2022. Pendapatannya Rp 21,48 triliun.

“Dalam kondisi sehat, WIKA masih berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp22,53 triliun, naik 4,9% year-on-year, dengan laba kotor sebesar Rp1,86 triliun,” ujar Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero). ) Tbk, Agung Budi Waskit dalam keterangan resmi, Selasa (2/4/2024).

Pengeluaran perusahaan pada tahun 2023 perusahaan mencatatkan 10,27 miliar Beban pokok penjualan Rp 973,99 miliar Beban umum dan administrasi Rp697,84 miliar. Pendapatan lain-lain Rp dan beban lain-lain Rp 5,4 triliun.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan beban keuangan sebesar Rp3,21 triliun Rp500,56 miliar. Belanja PPh final Rp 91,14 miliar. kerugian entitas asosiasi Rp dan 139,28 miliar. Kerugian ventura bersama Rp.

Setelah beban pajak penghasilan, perusahaan mengalami rugi bersih sebesar $7,13 triliun yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan induk. Kerugian ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang merugi sebesar 59,6 miliar. rupee.

 

 

Aset perusahaan pada tahun 2023 turun menjadi Rp65,98 triliun pada akhir tahun 2022 dari Rp75,07 triliun pada tahun 2022. pada tahun 2023 komitmen tersebut turun menjadi Rp56,41 triliun dari Rp57,58 triliun pada tahun 2022. Sedangkan ekuitas pada tahun 2023 turun signifikan dengan saldo Rp9,57 triliun dari Rp17,49 triliun pada tahun 2022.

“Tahun 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perseroan, dan tahun ini perseroan akan menjalani restrukturisasi dan restrukturisasi keuangan sebagai bagian dari 8 metode restrukturisasi yang disetujui pemegang saham untuk mempercepat pemulihan dan memperkuat dana usaha berkelanjutan WIKA,” tambah Puiku.

Meski hasil bisnisnya masih mengecewakan, namun upaya restrukturisasi tersebut dibarengi dengan banyak langkah transformasi, yaitu fokus pada arus kas, eksekusi proyek yang prima, dan penyeimbangan portofolio berdasarkan pendekatan lean pada organisasi, manajemen risiko, dan digitalisasi. mulai membuahkan hasil yang progresif sesuai dengan inisiatif perusahaan.

 

Perolehan kontrak baru yang masih mampu diraih perseroan sebesar Rp 29,25 triliun, dan 93% kontrak perseroan merupakan kontrak pembayaran bulanan.

WIKA terus memenuhi komitmen kerja sama dengan mitra kerja yang tercermin pada pembayaran kepada pemasok dan mitra kerja pada tahun 2023 sebesar Rp13,21 triliun.

Komentar di atas menunjukkan bahwa langkah restrukturisasi yang dilakukan WIKA masih berjalan dengan dukungan pemangku kepentingan perusahaan.

“Lembaga keuangan memberikan dukungan sebesar Rp20,7 juta atau 100% dari nilai terutang berdasarkan pengaturan MRA. Selain itu, proses pemberian hak WIKA juga berjalan sesuai jadwal yang diharapkan selesai pada tahun 2024. pada bulan April,” jelas Agung.