bachkim24h.com, Jakarta – Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau yang kerap disebut Wall Street ditutup datar pada Jumat. Pada November, tiga indeks utama yakni Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite berada di zona hijau.
Reli Wall Street dipimpin oleh Amazon dan saham-saham teknologi besar lainnya yang masuk ke zona hijau. Selain itu, pelaku pasar juga mengabaikan laporan ketenagakerjaan yang mengecewakan.
Dow Jones Industrial Average naik 288,73 poin atau 0,69% menjadi berakhir pada 42.052,19, demikian laporan CNBC, Sabtu (11/2/2024). S&P 500 naik 0,41% menjadi ditutup pada 5.728,80 poin. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,8% menjadi 18.239,92.
Saham Amazon naik 6,2% di bisnis cloud dan periklanannya karena raksasa e-commerce itu mengalahkan ekspektasi analis Wall Street.
Saham Intel juga naik 7,8% setelah mengalahkan perkiraan pendapatan analis dan menawarkan panduan yang kuat.
Kedua saham tersebut membantu mengangkat sentimen investor setelah serangkaian kekecewaan besar pada minggu ini.
“Saham-saham teknologi masih mengalami penurunan,” perbandingan analis investasi Sage Advisory, Rob Williams.
“Anda melihat adanya perluasan, namun saat ini masih merupakan bagian yang besar. dia menambahkan.
Sementara itu, laporan ketenagakerjaan yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan perekonomian AS hanya menambahkan 12.000 pekerjaan pada bulan Oktober, jauh di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 100.000.
Ini merupakan tingkat penciptaan lapangan kerja terlemah sejak Desember 2020.
Tingkat pengangguran diperkirakan tetap pada 4,1%.
Namun para pedagang tidak bereaksi banyak terhadap angka ketenagakerjaan, percaya bahwa data buruk tersebut dipengaruhi oleh badai dan pemogokan Boeing.
“Laporan pekerjaan pada hari Jumat menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja sedikit melambat pada bulan Oktober dibandingkan bulan September,” kata Clark Bellin, kepala investasi di Bellwether Wealth.
“Namun, angka ini sangat mengkhawatirkan, terutama karena badai dan pemogokan buruh, sehingga kelemahan ini tidak mungkin menyebabkan Federal Reserve menyimpang dari penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin yang diharapkan pada pertemuan bulan November.” katanya