Categories
Bisnis

Tower Bersama Tawarkan Obligasi Rp 2,7 Triliun

bachkim24h.com, Jakarta – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap III Tahun 2024 senilai Rp 2,7 triliun.

Obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI Tower Barsama Infrastruktur dengan target pengumpulan maksimal Rp 20 triliun.

Obligasi tersebut diterbitkan tanpa pemberitahuan tertulis dan menawarkan 100 persen dari jumlah pokok obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,75 persen per tahun.

Obligasi ini mempunyai jangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal penerbitan dan bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan. Bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 6 Mei 2024 dan bunga obligasi serta pembayaran obligasi terakhir akan dibayarkan pada tanggal 16 Februari 2025.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk akan menggunakan dana hasil penawaran obligasi setelah dikurangi biaya emisi.

1. Sebesar Rp 1,01 triliun untuk membiayai seluruh kewajiban perseroan dalam rencana pelunasan Obligasi Berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastruktur Tahap III Seri B (Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III) yang jatuh tempo pada 17 Februari. , 2024. .

2. Sisa Rp. 1,66 triliun untuk membiayai sebagian kewajiban perseroan dalam rencana pelunasan keseluruhan pokok V Tower Bersama Infrastruktur Tahap VI 2023 (Obligasi Berkelanjutan Tahap V) yang jatuh tempo pada 27 Februari 2024.

Perusahaan telah mendapat peringkat dari PT Fitch Ratings Indonesia dengan peringkat AA+.

Penjamin penerbitan obligasi dan penjamin penerbitan obligasi antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT UOB KayHian Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia. Selain PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai wali amanat adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

 Jadwal penawaran obligasi adalah sebagai berikut: Tanggal Efektif 27 Juni 2023 Masa Penawaran Umum Obligasi 31 Januari dan 1 Februari 2024 Tanggal Penjatahan 2 Februari 2024 Tanggal Pelunasan Obligasi 6 Februari 2024 Tanggal Penyerahan Obligasi Secara Elektronik 6 Februari 2024 Februari 2024 Saham ke-7 Tanggal pencatatan Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hingga penutupan perdagangan saham Jumat 19 Januari 2024, saham TBIG turun 3,17 persen menjadi Rp 1.830. Saham TBIG dibuka menguat 10 poin di Rp 1.900 per saham. Saham TBIG memiliki harga tertinggi Rp 1.905 dan harga terendah Rp 1.800 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 4.072 kali dengan volume perdagangan 178.440 lembar saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 32,8 miliar.

Diberitakan sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyelesaikan penerbitan obligasi berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap II 2023 (Obligasi TBIG VI Tahap II) dalam program obligasi baru senilai Rp20 triliun.

Direktur Tower Bersama Infrastructure Finance Helmy Yusman Santoso menjelaskan total penerbitan obligasi TBIG VI Tahap II sebesar Rp 1,5 triliun dengan tingkat bunga tetap 6,75% untuk jangka waktu 370 hari. Obligasi TBIG VI Tahap II serupa dengan Kewajiban Senior Tanpa Jaminan Khusus TBIG dan memiliki pembayaran bunga triwulanan. 

“Obligasi TBIG VI Tahap II akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Desember 2023,” ujarnya dalam keterangan resminya dikutip Rabu (6/12/2023).

Hasil dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk membayar sebagian kewajiban keuangan anak perusahaan, khususnya fasilitas kredit bergulir senilai $325 juta berdasarkan fasilitas kredit yang ada.

Per 30 September 2023, total utang bruto perseroan sebesar Rp 27,6 triliun dan total utang senior (gross senior debt) sebesar Rp 4,87 triliun, jika porsi utang diukur dalam mata uang USD dengan menggunakan rasio lindung nilai. .  

Dari sisi saldo kas yang mencapai Rp 802 miliar, total utang bersih (net debt) perseroan sebesar Rp 26,8 triliun dan total utang senior bersih (net senior debt) perseroan sebesar Rp 4,06 triliun. Menggunakan EBITDA tahunan kuartal ketiga tahun 2023, rasio utang bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x

“Struktur kredit kami tetap kuat dengan harga yang kompetitif, jaminan penuh, dan fasilitas yang belum ditarik. Kami berharap dapat mengakses pasar obligasi rupiah melalui program Rp 20 triliun yang berlaku hingga Juli 2025,” ujarnya. 

 

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastruktur, Tbk. (TBIG) melaporkan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp 4.953 dan Rp 4.286 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2023.

Jika kuartal III digelar, total pendapatan dan EBITDA perseroan mencapai Rp 6,692 triliun dan Rp 5,770 triliun.

TBIG memiliki 41.572 sewa dan 22.292 site telekomunikasi per 30 September 2023. Site telekomunikasi perseroan terdiri dari 22.175 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS.

Dengan total sewa menara telekomunikasi sebanyak 41.455 unit, rasio leverage (tax rasio) perseroan sebesar 1,87x.

“Selama sembilan bulan pertama tahun 2023, kami telah menambahkan 2,260 sewa ke portofolio kami yang terdiri dari 524 situs telekomunikasi dan 1,736 kolokasi. “Karena restrukturisasi jaringan IOH dan tidak adanya pembaruan sewa untuk beberapa sewa IOH yang telah habis masa berlakunya. Pengumpulan sewa bersih grup akan semakin menurun selama sembilan bulan tahun 2023,” kata CEO TBIG Hardi Wijaya Liong, Sabtu (2/12/2023).

 

Per 30 September 2023, total utang bruto Perseroan jika porsi utang diukur dalam mata uang dolar AS yang diukur menggunakan tingkat lindung nilai adalah Rp 27.606 triliun dan total utang senior (gross senior debt) adalah Rp. 4,870 triliun. .

Dengan saldo kas mencapai Rp802 miliar, maka total utang bersih (net debt) perseroan sebesar Rp26,804 triliun dan total utang senior bersih perseroan sebesar Rp4,068 triliun.

Menggunakan EBITDA tahunan kuartal ketiga 2023, rasio utang bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.

“Kami terus memperkuat dan mendiversifikasi sumber pendanaan kredit. Selain komitmen fasilitas kredit revolving dan program obligasi VI sebesar Rp 20 triliun, kami juga memiliki lebih dari Rp 5 triliun pinjaman rupiah bilateral dalam negeri. berdiri. Kuat – harga bersaing, keamanan penuh, dan fasilitas yang belum ditarik,” komentar Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG.