bachkim24h.com, Batavia Selama bulan suci Ramadhan, umat Islam wajib membayar Zakat. Inilah solidaritas dan kepedulian sejati terhadap sesama.
Sila tentang zakat terdapat dalam surat At-Taubah ayat
.
Ingin:
“Ambillah Zakat dari harta mereka untuk mensucikan dan mensucikan mereka, dan doakanlah mereka, karena doamu membawa kedamaian bagi mereka.
Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan siapa yang berhak menerima Zakat, yaitu:
H
Ingin:
“Bahwa Zakat itu hanya untuk orang-orang yang membutuhkan, orang-orang miskin, para penerima Zakat, yang hatinya dilunakkan oleh para budak, (yang dimerdekakan) orang asing, itulah Allah dan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Inilah kewajiban Allah bagi orang-orang yang Butuh bantuan.
Terlihat dari kedua ayat tersebut, Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang mempunyai dua dimensi, yaitu vertikal yang mengacu pada ibadah ketaatan terhadap perintah Allah. Sistem horizontal yakni kemauan dan solidaritas berbagi kepada yang berhak zakat atau mustashik, seperti dilansir NU Online, Sabtu (30 Maret 2024).
Sistem sosial Zakat menciptakan ikatan sosial yang erat, dimana setiap umat Islam merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesejahteraan sesama umat Islam.
Dengan demikian, bulan puasa Ramadhan menjadi sarana untuk menjauhkan kesenjangan sosial dan membangun solidaritas.
Keadilan Finansial Memberikan Zakat bukan sekedar kewajiban namun juga merupakan tindakan nyata dalam kepedulian terhadap kesejahteraan sesama. Pada saat Idul Fitri, umat Islam memberikan bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan, terutama mereka yang kurang mampu.
Hal ini mengacu pada nilai kemanusiaan Islam yang selalu peduli terhadap perbedaan sosial, ekonomi, dan ras.
Amalan Idul Fitri juga merupakan sarana sejati untuk membangun persaudaraan antar umat Islam.
Ditulis Sekretaris PCNU Pringsewu Kabupaten Lampung Ustaz H Muhammad Faizin di NU Online.
Sikap ini menimbulkan rasa persatuan yang erat, mengingatkan setiap orang bahwa mereka adalah bagian dari satu bangsa dan satu rencana.
Zakat tidak hanya sekedar memberi materi saja, tapi juga beribadah kepada orang yang membutuhkan. Melalui proses pemberian Zakat, umat Islam dapat lebih memahami penderitaan orang lain yang menderita.
Hal ini membuka pikiran untuk lebih memahami penderitaan orang lain dan mendorong kita untuk lebih membantu orang lain.
Malaikat Allah berkata:
Aku berduka, berduka, berduka, berduka, berduka, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan, kasihan;
Ingin:
“Barangsiapa mukmin yang menghilangkan kesulitan di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesulitan baginya di kemudian hari. Allah membantu saudara-saudaranya, membantu hamba-hambanya” (Muslim. Kementerian Sumber Daya Manusia).
Zakat juga akan memberikan dampak positif terhadap pembangunan sosial. Umat Islam dengan mendukung Idul Fitri secara memadai dan merata, dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Hal ini tidak hanya mencakup pemenuhan kebutuhan dasar, namun juga mendorong pembangunan infrastruktur dan program sosial untuk membantu masyarakat secara keseluruhan.
Zakat mengajarkan umat Islam tanggung jawab bersama untuk mensejahterakan umatnya.
“Kita tidak hanya bertanggung jawab pada diri kita sendiri, tapi juga jiwa umat Islam. Sekaligus kita menjunjung kehormatan dan martabat umat Islam, agar setiap umat Islam merayakan Idul Fitri dengan baik,” kata Faizin. “