bachkim24h.com, Jakarta – CEO Xiaomi Lei Yun mengungkapkan mobil listrik pertama perusahaannya, Xiaomi SU7, akan dibanderol di bawah 500 ribu yuan (1,1 miliar rupiah).
Dikenal sebagai merek yang menyediakan perangkat pintar dengan harga terjangkau, mobil listriknya jelas dibanderol dengan harga lebih mahal dibandingkan mobil lain yang dijual di China.
Menurut Reuters, Lei juga mengakui bahwa SU7 memang akan “sedikit mahal”, bertentangan dengan citra perusahaannya.
Dengan perang harga mobil listrik yang juga dimulai oleh pabrikan Tiongkok, analis dan konsultan otomotif Tiongkok mempertanyakan keputusan Xiaomi terkait kendaraannya.
“Dapatkah (konsumen Tiongkok) melakukan lompatan psikologis dari produk konsumen dan rumah tangga yang massal, keren, dan murah ke kendaraan listrik premium?” tanya Tu Le, pendiri konsultan Sino Auto Insights.
Sebagai catatan, sebagian besar kendaraan yang dijual di China saat ini dihargai 300.000 yuan (658,5 rupee) ke bawah.
Bahkan, sebagai pemimpin dalam perang harga, BID mematok harga kendaraan listriknya mulai dari 69.800 yuan atau sekitar Rs 153,3 crore untuk model Seagull.
Sementara di segmen sedan, BID mendapat penawaran termurah untuk Chaser 05 Glory Edition yang dibanderol 79.800 yuan atau sekitar Rp 175,4 jutaan.
Pada kesempatan lain akhir tahun lalu, CEO Lei mengatakan SU7 akan bersaing di segmen premium. Perusahaan mempunyai impian untuk membangun mobil impian yang mampu bersaing dengan Porsche dan Tesla.
Bahkan, teknologi motor listriknya disebut mampu menyaingi akselerasi Tesla dan Taican EV milik Porsche.
Meski belum ada rincian pasti mengenai harga kendaraan listrik pertama, beberapa analis memperkirakan kisaran harga di bawah 500.000 yuan akan berkisar antara 200.000 hingga 300.000 yuan. Namun, masih ada kemungkinan besar akan lebih tinggi.
Penjualan Xiaomi SU7 bertepatan dengan pasar otomotif Tiongkok yang menghadapi tantangan di beberapa bidang, termasuk perang harga dan melambatnya perekonomian domestik, yang telah mengurangi permintaan mobil.
Analis Gavekal Dragonomics Ernan Cui menemukan bahwa kondisi ekosistem pasar saat ini cukup menguntungkan bagi pendatang baru karena 10 pemain teratas memperluas pasar mereka. Menurutnya, Xiaomi akan menghadapi risiko kerugian bagi perusahaannya.
“Jika Xiaomi tidak bisa menjual dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, maka (mobil SU7) menghadapi risiko menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang,” kata Hernan seperti dikutip Reuters.
Namun, Le Sino Auto Insight melaporkan bahwa Xiaomi memiliki pendapatan yang bisa berasal dari unit bisnis intinya. Namun di sisi lain, menurutnya, hal itu juga bisa menjadi bumerang.
“Risikonya adalah mereka bisa terlalu fokus pada sektor EV dan kehilangan fokus pada sektor tersebut dan produk yang membawa mereka ke sana (smartphone),” jelasnya.
Namun menurut analisis Bernstein, Xiaomi memiliki kantong uang yang lebih dalam dibandingkan pemain EV Tiongkok seperti BID dan Xpeng.
Xiaomi saat ini berada di posisi ketiga di belakang Huawei dan SAIC Motor.
Di atas kertas, SU7 berukuran panjang 4.997mm, lebar 1.963mm, dan tinggi 1.455mm dengan wheelbase 3.000mm.
Pada model dasar SU7, Xiaomi memasang motor listrik yang dikembangkan secara independen bernama V6. Pada model entry-level ini dibekali motor listrik yang menyalurkan tenaga 295 tenaga kuda dan torsi 400 Nm ke roda belakang, mampu berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu 5,28 detik.
Model entry-level ini dibatasi hingga 400 volt, yang tidak dapat diisi secepat saudaranya yang lebih mahal, namun tetap menawarkan jangkauan listrik hingga 400 mil dengan sekali pengisian daya dari baterai 73,6 kWh.
Sedangkan varian teratas SU7 Max dibekali mesin kembar bernama V8 yang mampu menghasilkan tenaga hingga 664bhp dan torsi 838Nm yang mampu mengakselerasi mobil dari 0 hingga 100km/jam hanya dalam waktu 2,78 detik. Model ini juga mampu mencapai kecepatan tertinggi 265 km/jam, menyamai kecepatan Taican.
Mobil yang dibekali baterai lebih besar berkapasitas 101 kWh ini mampu menempuh jarak maksimal 800 km, melampaui kemampuan Tesla Model S.
Keahlian Xiaomi dalam pengembangan ponsel pintar menghadirkan teknologi mutakhir ke dalam kabin pintar. SU7 menggunakan Hyper OS yang dikembangkan secara independen sebagai sistem operasi terkait.