Categories
Kesehatan

Turis Asal Australia Positif DBD Saat Liburan ke Pulau Dewata, Dinkes Bali Sarankan Wisman Vaksinasi

bachkim24h.com, Jakarta – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali merespons terkait wisatawan asal Queensland, Australia, terjangkit demam berdarah dengue (DBD) saat berlibur di Pulau Dewata.

Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, I Gusti Ayu Raka Susanti mengatakan, pihaknya lebih fokus pada pencegahan sehingga merekomendasikan wisatawan untuk mendapatkan vaksinasi demam berdarah ketika memasuki daerah endemis. , meskipun program ini belum wajib.

Harapannya wisatawan lebih waspada saat liburan, agar tetap sehat selama perjalanan, ujarnya di Denpasar. Sabtu, dilansir Antara.

Raka mengatakan, vaksinasi DBD merupakan salah satu upaya perlindungan terhadap penularan penyakit ini yang tidak hanya bisa dilakukan oleh wisatawan, namun juga warga Bali. 

Terkait jumlah wisatawan yang terpapar DBD, Dinkes Bali mengaku belum memiliki data pasti. Namun secara keseluruhan, kasus DBD di Bali cukup tinggi, dengan total kasus pada Januari hingga April mencapai 4.177 kasus dan lima orang meninggal dunia. 

“Kalau vaksinasi DBD belum wajib, tetap berbayar. Kalau tidak salah Rp 400.000 per suntikan, kalau masyarakat mau, ke fasilitas kesehatan yang sudah menyediakan, untuk anak lansia,” kata Raka. 

 

Turis asal Australia yang berbagi cerita positif DBD itu diketahui pernah berada di Ubud, Gianyar, yang menurut Raka merupakan kabupaten dengan tiga kasus DBD tertinggi dari tahun ke tahun.

Dua daerah lainnya adalah Denpasar dan Badung. Ketiga kabupaten/kota ini memiliki mobilitas yang tinggi sehingga angka DBD tinggi terutama pada musim hujan pada bulan Januari hingga April.

 

Meski demikian, Dinkes Bali mengaku tetap melakukan kegiatan pencegahan dan edukasi, misalnya melalui puskesmas dan jumantik, memastikan keterlibatan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk.

“Monitoring akan melihat apakah ada penyebaran. “Nah, sebelumnya ada promosi kesehatan yang bersifat edukasi, biasanya dari puskesmas ke camat, lalu ke hotel dan villa,” kata Raka.

Sedangkan dari segi edukasi, ketika masyarakat atau wisatawan tidak mendapatkan vaksinasi, menurutnya mereka mungkin akan berpaling dan mencari alternatif agar terhindar dari gigitan nyamuk.

Padahal kalau DBD cara menghindari gigitannya, misalnya pakai lotion pengusir nyamuk karena nyamuk menggigit di siang hari, mungkin penyemprotan, pakai kelambu atau alat pengusir nyamuk elektrik, jelasnya.

Categories
Kesehatan

DBD di Indonesia Mengganas, Vaksinasi Jadi Senjata Bagi Dunia Melawan Demam Berdarah Dengue

bachkim24h.com, Jakarta – Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi ancaman kesehatan global yang serius, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada tahun 2023, jumlah kasus demam berdarah akan mencapai rekor tertinggi dan akan mempengaruhi lebih dari 80 negara. Indonesia juga mengalami peningkatan kasus, dengan 131.501 kasus dan 799 kematian dilaporkan pada minggu ke-23 tahun 2024.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dr Imran Pambudi mengatakan, diperlukan pendekatan inovatif untuk mengatasi tantangan demam berdarah yang semakin meningkat.

Selain gerakan 3M Plus, teknologi nyamuk G1R1J dan Wolbachia, Kementerian Kesehatan RI berkomitmen memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk swasta, dan menerapkan pendekatan inovatif seperti vaksinasi.

Imran menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam pencegahan demam berdarah. Selain partisipasi aktif masyarakat, kunci keberhasilan penerapan strategi pencegahan yang efektif adalah sinergi antara otoritas pusat dan daerah, dan terutama peran kunci otoritas daerah.

 

DBD juga menjadi ancaman serius bagi anak-anak di Indonesia. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang DKI Jakarta, prof. Rismala Devi SpA(K), menekankan pentingnya vaksinasi demam berdarah pada anak usia enam hingga 18 tahun sebagai upaya pencegahan terpadu dan komprehensif.

Vaksinasi ini tidak hanya memberikan perlindungan optimal kepada anak-anak yang merupakan kelompok paling rentan, namun juga menurunkan risiko kematian akibat demam berdarah.

Sementara itu, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Dr Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K) menjelaskan, demam berdarah bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia.

Anak-anak dan orang dewasa muda adalah kelompok yang paling terkena dampaknya, dan anak-anak memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.  

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur berhasil melaksanakan program vaksinasi demam berdarah di Balikpapan dengan cakupan hampir 99 persen. Keberhasilan tersebut mendorong Balai Kesehatan Kalimantan Timur melanjutkan program di Samarinda, dengan sasaran kelompok 2.750 anak.

Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kalimantan Timur, Dr. William S. Tjeng SpA(K) menjelaskan alasan utama dilaksanakannya program ini adalah masih tingginya kasus penyakit demam berdarah di Kalimantan Timur.

Vaksin demam berdarah terbukti dapat ditoleransi dengan baik dan diharapkan dapat menurunkan jumlah kasus demam berdarah yang berfluktuasi di Indonesia.

PT Takeda Innovative Medicines melalui CEO-nya Andreas Gutknecht menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pencegahan dan pengendalian demam berdarah di Indonesia.

Pada acara Dengue Summit di Indonesia, Takeda berkolaborasi dengan IDAI JAIA untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dalam menangani demam berdarah dan memberikan informasi yang dapat dipercaya kepada masyarakat.

Takeda berkomitmen untuk memerangi demam berdarah melalui pendekatan komprehensif, termasuk memastikan akses terhadap vaksin inovatif, mendukung pendidikan petugas kesehatan, dan bekerja sama dengan sektor publik untuk mencapai tujuan “nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030”.

Masih adanya miskonsepsi mengenai penyakit demam berdarah di masyarakat. Banyak orang mengira demam berdarah tidak berbahaya dan percaya bahwa mereka akan kebal setelah terinfeksi.

Virus dengue sebenarnya terdiri dari empat serotipe, dan infeksi ulang dengan serotipe lain dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah atau bahkan kematian.

Oleh karena itu Sri menekankan pentingnya pencegahan DBD secara terpadu, termasuk pengendalian vektor dan vaksinasi.

Vaksinasi DBD direkomendasikan oleh IDAI, PAPDI dan PERDOKI dan tercantum dalam dokumen IDAI UKK Penanggulangan Infeksi dan Penyakit Tropis DBD 2023.

WHO juga telah mengeluarkan rekomendasi mengenai pengenalan vaksinasi demam berdarah ke dalam program vaksinasi nasional untuk negara atau wilayah dengan prevalensi demam berdarah tinggi.

Categories
Kesehatan

65 Orang Tewas Akibat Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur, Vaksin DBD Diharapkan Bisa Jadi Solusi Pencegahan

bachkim24h.com, Jakarta – Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebutkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 6.642 kasus dengan 65 kematian. Provinsi ini menempati urutan ketiga dengan kasus tertinggi di Indonesia, setelah Jawa Barat dan Kalimantan Barat.

Upaya berkelanjutan diperlukan untuk mengendalikan dan mencegah demam berdarah. Tidak hanya dengan 3M Plus (mengosongkan tangki air, menutup tangki air, mendaur ulang barang-barang yang tidak terpakai dan mencegah gigitan nyamuk melalui obat nyamuk, fogging dan penggunaan kelambu), tetapi juga melalui inovasi seperti vaksinasi dan partisipasi aktif masyarakat.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI dr Asik Surya MPPM menjelaskan kasus DBD pada tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Tahun lalu, kata Asik, terdapat 114.435 kasus dengan 894 kematian. “Dunia menargetkan nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030,” katanya suatu kali.

Lebih lanjut Asik mengatakan, pemerintah telah melakukan langkah intervensi untuk menekan kasus DBD yang mencakup tiga aspek utama yaitu intervensi lingkungan, intervensi vektor (nyamuk) dan intervensi manusia. Intervensi lingkungan meliputi pemberantasan sarang nyamuk, sedangkan intervensi vektor melibatkan penggunaan larvasida dan insektisida dalam kabut. Intervensi pada manusia dilakukan melalui pemberian vaksin demam berdarah sebagai pendekatan inovatif.

Pemerintah terus berupaya bekerja sama dengan berbagai pihak untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat akan perlunya perlindungan menyeluruh terhadap penyakit DBD, termasuk melalui kampanye #Ayo3MPlusDBDVaccine.

CEO PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengapresiasi komitmen pemerintah dalam memerangi demam berdarah. Ia menyatakan, permasalahan DBD bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Diperlukan sinergi yang kuat untuk bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya demam berdarah, dan juga pentingnya inovasi pencegahan untuk melindungi masyarakat luas yang berisiko terkena demam berdarah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof Dr Erwin Astha Triyono, dr SpPD KPTI FINASIM menjelaskan upaya pencegahan DBD di provinsi tersebut, termasuk program PSN dan pentingnya mengenali gejala penyakit tersebut.

Ketua PKK Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024 Hj Arumi Bachsin SE menekankan pentingnya pencegahan DBD dari rumah. Ia menceritakan pengalamannya dan pentingnya 3M Plus dan vaksinasi.

Arumi mengatakan demam berdarah merupakan penyakit yang tidak peduli siapa yang terjangkit. Ia bersyukur tidak pernah terkena penyakit DBD secara langsung, begitu pula suaminya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak.

“Suami saya Pak Emil pernah mengalami hal ini saat berada di Jepang. Namun yang membuat saya dan keluarga sangat memperhatikan pencegahan DBD adalah pengalaman ayah saya di masa lalu,” ujarnya.

“Saya punya teman yang kehilangan satu keluarga karena DBD, padahal mereka selalu menggunakan 3M dan memastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah. Setelah diselidiki, ternyata sumbernya adalah genangan di belakang lemari es.’ .

Sejak saat itu, Arumi dan keluarganya selalu menerapkan 3M Plus. “Selain itu, saat ini kita sudah mempunyai pencegahan DBD yang komprehensif, tidak hanya melalui 3M Plus dari luar, tapi juga melalui vaksinasi dari dalam,” ujarnya.