Categories
Sains

BRIN Susun Peta Jalan Keantariksaan yang Relevan dan Implementatif

bachkim24h.com, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menyusun peta jalan yang relevan dan dapat diterapkan yang mencakup berbagai faktor bagi perkembangan teknologi antariksa di Indonesia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan menyatakan bahwa Indonesia tidak hanya mandiri, namun juga meningkatkan daya saing bangsa dalam penyelenggaraan keantariksaan.

“Pencapaian tujuan Visi Pembangunan Indonesia Emas tahun 2045 merupakan tujuan yang harus diwujudkan mengingat lingkungan ruang strategis masa depan,” kata Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN, Migo Finnadito, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Optimalisasi ruang hendaknya dilakukan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat dan produktivitas bangsa. Migo mengatakan kegiatan antariksa secara konsisten mendukung berbagai sektor di Indonesia, termasuk pemanfaatan teknologi satelit penginderaan jauh untuk memantau lahan pertanian, kelautan, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan mitigasi bencana.

Indonesia juga menggunakan berbagai teknologi antariksa, mulai dari ilmu antariksa atau atmosfer, satelit komunikasi, aeronautika, dan lain-lain.

Namun kepemimpinan politik Indonesia masih memandang ruang hanya sebagai sistem pendukung, bukan sebagai sektor khusus.

Hal ini berdampak pada lambatnya pengendalian dan perkembangan teknologi antariksa Indonesia, sehingga ketergantungan Indonesia terhadap negara lain masih tinggi, kata Migo.

BRIN terus memetakan kebutuhan teknologi dan pemanfaatan antariksa nasional dari hulu hingga hilir, mengidentifikasi strategi dan tantangan pengembangan teknologi antariksa di Indonesia, serta membangun komitmen nasional terhadap pentingnya dan kontribusi sektor antariksa dalam pembangunan berkelanjutan.

Migo menjelaskan, aktivitas antariksa di Indonesia dimulai pada tahun 1960an. Peluncuran roket eksperimental Kappa dan berdirinya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional (Depanri) menjadi cikal bakal aktivitas antariksa di Indonesia.

Pada tahun 1976, Indonesia meluncurkan satelit komunikasi Palapa A1. Berbagai sektor seperti Telkom, Indosat dll terlibat dalam proyek tersebut.

Beberapa industri swasta juga terlibat dalam pengembangan teknologi penginderaan jauh, seperti PT Citra Bhumi Indonesia dan PT EarthLine.

Berbagai upaya pemetaan perkembangan teknologi antariksa di Indonesia telah beberapa kali dilakukan, misalnya kongres dirgantara pertama dan kedua yang dilakukan Dafneri pada tahun 1998 dan 2003. Setelah itu ditetapkan Peraturan Presiden Nomor: 45 Tahun 2017 tentang 2040-2016. Rencana induk ruang yang juga memuat objek-objek realisasi tata ruang. Namun upaya tersebut juga mempunyai banyak kendala.

“Diperlukan upaya untuk mendorong peta jalan yang relevan dan dapat dilaksanakan, dengan melibatkan berbagai pihak di tingkat nasional, sehingga tercapai visi Indonesia tahun 2045, yaitu Indonesia yang berdaulat, progresif, adil dan makmur. .” kata Migo.