Categories
Edukasi

Sapta Chandra: Buah Ramadan adalah Menjadi Hamba Allah yang Bertaqwa

bachkim24h.com, BENGKULU — Takbir menyusul kedatangan jemaah yang diikuti 1.200 warga setempat bergembira merayakan Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H. 

Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. La Septa Candra, MH., menjadi khatib salat Idul Fitri di hadapan ratusan jamaah, di Masjid Jamik Desa Nelan Indah. , daerah. Taramang Jaya, Kecamatan Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada Rabu (10/04/24).

Septa mengajak jemaah untuk merefleksikan hikmah dari puasa setelah Ramadhan. Buah Ramadhan adalah menjadi hamba Allah yang beriman. 

Taqwa secara harfiah mengacu pada kualitas ketakwaan, kegembiraan, pengetahuan dan kepercayaan. Selain hari Idul Fitri, diharapkan juga menjadi hari bagi umat Islam untuk saling memaafkan, anak-anak untuk memaafkan orang tua, istri untuk meminta maaf kepada suami, dan umat Islam untuk saling memaafkan. 

“Pentingnya menuntaskan puasa Ramadhan agar di bulan Syawal kita benar-benar bisa kembali fitrah (berlindung) tanpa saling membebani,” kata Septa.

Categories
Edukasi

Rektor UMJ: Dakwah Kultural Jadi Identitas Muhammadiyah

bachkim24h.com, JAKARTA – Sejak awal gerakan ini, advokasi budaya telah menjadi ciri khas aliran Mohammedanisme. Hal tersebut dijelaskan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Ma’mun Murod, M.Si menjadi pembicara pada pembukaan Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 1445 H dengan tema “Panggilan Kebudayaan” yang dilaksanakan di Auditorium Dr. Azhar Basyr, M.A., UMJ, Senin (18/3/2024).

Profesor Dr. Mamun mencatat, gerakan dakwah budaya merupakan nilai ajaran asli yang bersumber dari HC. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. Muhammadiyah pada awal berdirinya menganut nilai-nilai Islam moderat atau wastiya. 

“Gerakan kebudayaan ini dibawa oleh generasi-generasi sebelumnya sebagai wajah masyarakat Indonesia yang sebenarnya,” jelas Mamun.

Mamun fokus pada gerakan dakwah budaya yang sudah lama absen di lingkungan Muhammadiyah. Inilah pesan penting kajian Ramadhan 1445 H guna menghidupkan kembali gerakan dakwah budaya di lingkungan Muhammadiyah.

Selain itu, PP Muhammadiyah Prof. Khaedar Nashir, MC menjelaskan, tujuan Muhammadiyah adalah upaya memahami dan mengakomodasi nilai-nilai Islam dalam segala bidang wacana kebudayaan dengan memusatkan perhatian pada potensi atau kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya.

Selain itu, Majelis Kader dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PP Muhammadiyah (MPKSDI) Bachtiar Dwi Kurniawan, MPA, juga mengatakan, gerakan dakwah budaya bukanlah hal baru dan banyak yang mengubah falsafah Muhammadiyah. Muhammadanisme terkesan bertentangan dengan tradisi dan budaya, sehingga memilih jalur dakwah budaya.

“Perlu diketahui bahwa gerakan dakwah budaya yang dipilih oleh Muhammadiyah bukanlah pesaing gerakan dakwah struktural. “Kesalahpahaman ini perlu diatasi dalam penelitian Ramadhan,” kata Bakhtiar.

Selain itu, Bakhtiyar mengatakan, kajian Ramadhan 1445 H mendorong adanya penyelidikan terhadap capaian dan kekurangan gerakan dakwah kebudayaan yang mengalami stagnasi selama hampir dua dekade. 

“Kami berharap aspek historis dan sosiologis dapat dicermati lebih jauh untuk menghidupkan kembali dakwah Muhammadi’iyah yang komprehensif,” kata Bakhtiyar.

Muhammadiyah, Aysiyya, Ormas Otonom, Badan Amal Muhammadiyah menyelenggarakan Kajian Ramadhan di Jakarta; Lembaga dan komunitas dari tingkat pusat hingga daerah berasal dari pulau Jawa dan Sumatera.

Penelitian dilakukan di dua lokasi: Daerah Istimewa Yogyakarta; khususnya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; Jakarta Khususnya, hal ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kampanye ini akan berlangsung selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu.