bachkim24h.com, Jakarta – Sejak pertama kali dibuka, Tokyo Disneyland telah menjadi ikon taman hiburan di Jepang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Universal Studios Jepang (USJ) di Osaka telah melampaui Tokyo Disneyland dalam jumlah pengunjung.
Menurut data Themed Entertainment Association dan AECOM, USJ akan mencatatkan sekitar 16 juta pengunjung pada tahun 2023, mengutip laman Japan Today, Kamis 31 Oktober 2024. Sedangkan Tokyo Disneyland hanya menjangkau 15,1 juta orang. Ini adalah tahun kedua berturut-turut USJ melampaui Tokyo Disneyland dalam hal popularitas.
Salah satu faktor kunci keberhasilan USJ adalah kemampuannya untuk terus memperkenalkan atraksi-atraksi baru yang menarik perhatian masyarakat. Megumi Nakajima, profesor administrasi bisnis di Universitas Meiji, menjelaskan Tokyo Disneyland mengalami kekurangan atraksi baru dalam beberapa tahun terakhir.
Misalnya, ekspansi Beauty and the Beast yang dibuka empat tahun lalu telah kehilangan daya tariknya. Sementara itu, kawasan baru Fantasy Springs yang semula dijadwalkan dibuka pada tahun 2023, ditunda hingga Juni sehingga membuat calon pengunjung menunda kunjungannya.
Sebaliknya, USJ senantiasa mengeluarkan atraksi-atraksi baru yang relevan dengan tren masa kini. Banyak dari atraksi ini didasarkan pada franchise anime atau video game Jepang yang populer. Misalnya saja Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Restaurant dan Resident Evil Haunted House yang berhasil menarik penggemar dengan cepat. Yang menarik bagi pengunjung adalah kecepatan dan fleksibilitas USJ dalam menanggapi tren ini.
Nakajima juga menyoroti daya tarik lintas generasi dari atraksi yang ditawarkan USJ. Atraksi seperti Sailor Moon dan Attack on Titan sukses menarik pengunjung dari berbagai usia, termasuk wanita berusia 30-an dan 40-an yang tumbuh besar di serial anime.
Hal ini menunjukkan bahwa USJ mampu menarik pengunjung yang mencari pengalaman lebih dewasa dibandingkan pengalaman masa kanak-kanak di Tokyo Disneyland. Selain itu, peningkatan pariwisata asing ke Jepang juga berkontribusi terhadap popularitas USJ.
Banyak turis asing yang mengasosiasikan Jepang dengan anime dan video game, menjadikan USJ sebagai alternatif yang lebih menarik dibandingkan Disneyland yang sudah ada di negara asalnya. Faktor ekonomi juga berperan dalam perubahan popularitas ini.
Meningkatnya biaya perjalanan di Jepang, termasuk tarif kereta api dan harga hotel, membuat perjalanan ke USJ lebih terjangkau bagi banyak wisatawan. Terletak di tengah pulau utama Jepang, Honshu, USJ lebih mudah diakses dibandingkan Tokyo Disneyland yang terletak di ujung timur Honshu. Bagi wisatawan dari Jepang bagian barat, mengunjungi USJ lebih masuk akal secara ekonomi dan logistik.
Meskipun USJ kini menjadi salah satu taman hiburan paling populer di Jepang, Tokyo Disneyland tidak terancam bangkrut. Nakajima mencatat, Tokyo Disneyland fokus meningkatkan pengalaman pengunjung, bukan sekadar meningkatkan jumlah pengunjung.
Penggemar Disney diketahui rela membayar lebih untuk layanan premium, dan strategi ini bisa membantu Tokyo Disneyland mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata bergengsi.
Jadi, meskipun USJ menduduki peringkat pertama dalam hal jumlah pengunjung, Tokyo Disneyland adalah ikon yang dicintai di Jepang. bachkim24h.com Global Channel, 17 Juli 2023 Walt Disney, kartunis dan pendiri Disney Animation Production House.
Pria Amerika ini dikenal sebagai ‘bapak’ Mickey Mouse dan banyak tokoh kartun lainnya. Namun, bukan hanya itu yang diketahui Walt Disney. Dahulu kala, salah satu impian Walt Disney adalah membangun Disneyland, sebuah wahana taman hiburan. Pada tahun 1955, mimpi itu menjadi kenyataan ketika Disneyland pertama dibuka.
Taman yang penuh nostalgia, fantasi, dan futurisme ini dibuka untuk umum pada 17 Juli 1955. Perkebunan senilai $17 juta ini dibangun di atas tanah seluas 64,7 hektar di bekas kebun jeruk di Anaheim, California, dan langsung meraup keuntungan luar biasa.
Hingga saat ini, Disneyland menyambut lebih dari 14 juta pengunjung setiap tahunnya, yang menghabiskan hampir $3 miliar. Lahir di Chicago pada tahun 1901, Walt Disney bekerja sebagai seniman profesional sebelum mendirikan studio kecil di Los Angeles untuk membuat kartun.
Pada tahun 1928, film pendek Steamboat Willie yang dibintangi karakter “Mickey Mouse” menjadi sensasi nasional. Itu adalah film animasi pertama yang menggunakan suara dan Disney mengisi suara Mickey.
Sejak saat itu, kartun Disney mendapat banyak permintaan, namun desakan Disney untuk terus meningkatkan kualitas artistik dan teknis menyebabkan masalah keuangan bagi perusahaan. Film animasi pertama, Putri Salju dan Tujuh Kurcaci (1938), membutuhkan waktu tiga tahun untuk diselesaikan dan menghasilkan keuntungan besar.
Kesuksesan Putri Salju disusul dengan film klasik anak-anak lainnya, antara lain Pinokio (1940), Dumbo (1941), dan Bambi (1942). Fantasia (1940), yang mengoordinasikan bagian-bagian menggunakan karya klasik animasi terkenal, merupakan pencapaian artistik dan teknis.