Categories
Edukasi

Transformasi  Fungsi  Bank Syariah 

bachkim24h.com, BANDUNG—-Perbankan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan suatu negara. Hal ini diwujudkan dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara menghimpun simpanan masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.

 Pada tahun 1992, bank syariah pertama di Indonesia bernama Bank Muamalat mulai beroperasi. Dengan disahkannya Undang-Undang tentang Bank Syariah tanggal 21 Tahun 2008, maka kedudukan Bank Umum Syariah dalam sistem hukum perbankan nasional semakin menguat. Bagian 3 undang-undang ini mengatur tujuan perbankan syariah. Artinya, membantu pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan keadilan, persatuan, dan pemerataan kepentingan rakyat.

Menurut undang-undang ini, bank syariah adalah bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah dilarang melakukan kegiatan riba, gharar, mesir dan zalim.

Bank Islam dapat menawarkan layanan serupa dengan yang ditawarkan oleh perbankan investasi. Dengan demikian, bank syariah merupakan gabungan antara bank umum, perusahaan pembiayaan, dan bank dagang.  Dengan kata lain, bank syariah beroperasi sebagai perusahaan multifinance.

 

Eksistensi Bank Syariah

 

Pertumbuhan bank syariah dapat diukur dari pangsa pasarnya.  Pada tahun 2023, pangsa pasar perbankan syariah Indonesia akan mencapai 7,3% dari total industri perbankan nasional.  Jumlah tersebut masih tergolong kecil dibandingkan bank konvensional, yaitu 93,7%. Sebab, tidak bisa dibandingkan dengan persentase penduduk muslim di Indonesia yang sebesar 87,02% pada tahun 2022. Jumlah ini masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara di Asia. Pada tahun 2016, pangsa pasar Indonesia sebesar 4,9%, sedangkan pangsa pasar Malaysia mencapai 23%. Pangsa pasar bank syariah adalah 19,4% di Bangladesh dan 49% di Brunei.

 

Bank syariah diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan masyarakat. Berdasarkan Laporan Ketimpangan Dunia 2022, tidak ada perubahan signifikan terhadap ketimpangan ekonomi di Indonesia selama dua dekade terakhir.

 

Laporan tersebut menyebutkan 50% penduduk Indonesia memiliki kurang dari 5% kekayaan rumah tangga nasional (kekayaan rumah tangga bruto) selama periode 2001-2021. Sementara itu, 10% populasi lainnya menguasai hampir 60% kekayaan rumah tangga nasional pada periode yang sama.

 

Laporan Ketimpangan Dunia 2022 menunjukkan tingkat kekayaan di Indonesia meningkat signifikan sejak tahun 1999. Namun, peningkatan ini membuat ketimpangan kekayaan tidak berubah. Laporan tersebut juga menyebutkan rasio kesenjangan pendapatan di Indonesia akan berada pada level 1 berbanding 19 pada tahun 2021.

 

Artinya, rata-rata pendapatan penduduk kelas ekonomi atas 19 kali lebih tinggi dibandingkan pendapatan penduduk kelas ekonomi bawah. Rasio ini lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat, yang kesenjangan pendapatannya hampir 1 berbanding 17. Untuk Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, dan Nigeria, rasio oddsnya sekitar 1 berbanding 14.

 

Dari data di atas terlihat bahwa bank syariah di Indonesia masih memerlukan upaya yang lebih kuat untuk dapat berkontribusi terhadap pemerataan pembangunan nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Salah satunya sama kotornya dengan perbankan dan di dalamnya adalah perbankan Islam.

 

Peluang Pertumbuhan Bank Syariah

 

Peluang pengembangan bank syariah dapat dilihat dari sudut pandang kelembagaan, yaitu bank syariah beroperasi sebagai perusahaan multifinansial yang dapat memberikan layanan multifinansial. Selain itu, bank syariah dapat menghimpun dan menyalurkan kekayaan sosial (Islamic zakat) sebagai ZISWA. Berbeda dengan bank tradisional. Bank tradisional tidak menekankan integrasi antara pembiayaan komersial dan pembiayaan sosial. Islam menekankan bahwa kegiatan komersial harus mendukung/membiayai kegiatan sosial.  Sumber kekayaan seperti wakaf tidak bisa dikurangi.

 

Probabilitas penduduknya beragama sebesar 87,02%. Pada tahun 2030, generasi milenial diperkirakan akan mencapai 70 persen dari populasi usia kerja. Milenial umumnya berpikiran perbankan. Kekuatan lainnya adalah sifat dermawan masyarakat Indonesia. Publikasi Global Charities Aid Foundation menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia selama enam tahun berturut-turut (World Giving Index 2023).

 

 Zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp327 triliun per tahun. Angka tersebut kira-kira setara dengan anggaran pemerintah untuk jaminan sosial tahun 2022 yang mencapai Rp431,5 triliun. Kapasitas wakaf tunai diperkirakan mencapai Rp 180 triliun per tahun. Namun Badan Wakaf Indonesia mencatat pendapatan wakaf tunai hanya mencapai 2,2 triliun rupiah pada Oktober 2023.

 

Sistem sosial ekonomi lebih cenderung pada kegiatan pemberdayaan yang bersifat filantropis atau filantropis. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui dana wakaf, zakat, infaq dan shodakoh.

 

Perubahan operasional Bank Syariah…

 

 

 

Categories
Edukasi

Meriahkan Milad ke-41, Fikom Unisba Gelar Seminar soal Media

bachkim24h.com, BANDUNG – Dalam rangka Dies Natalis UNISBA ke-41, Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (FICOM UNISBA) menyelenggarakan serangkaian seminar tentang pengembangan media. Simposium perdana dilaksanakan pada Rabu (6/12/2024) di Auditorium Gedung Dekanat FICOM UNISBA, Jalan Tamansari, Kota Bandung, dengan mengangkat tema ‘Dampak Media Sosial terhadap Pola Komunikasi, Identitas Pribadi dan Kesehatan Mental’.

Seminar tersebut menghadirkan Dr Dedeh Fardila MC, Pakar Komunikasi dan Media dari Ficom Unisba, Psikolog MPSI Fni Indriani dari Universitas Maranatha, Ketua Diskominfo IKP Jawa Barat Vicky Edia Martina S, Digital Creator Dudi Sugandi dan Gain-Gen-Ge. Z Influencer Nabila Ishma.

Sementara itu, Dekan FICOM UNISBA Prof. “Kami berusaha mengangkat isu-isu terkini serta mempertemukan akademisi dan media untuk berdiskusi mengenai apa yang terjadi saat ini,” ujar Prof. Atty saat berbicara tentang seminar tersebut.

Ati berharap perguruan tinggi tidak hanya menjadi menara gading saja, namun harus benar-benar berkontribusi pada dunia media. Paling tidak, kata dia, kampus harus mampu memberikan ide, pemikiran, dan solusi kepada masyarakat.

Dalam seminar ini, pihaknya sengaja menjamu mahasiswa UNISBA di Magister Ilmu Komunikasi (MICOM). Dikatakannya, para mahasiswa diberikan kesempatan untuk menganalisis media dan perubahan yang terjadi di masyarakat saat ini.

“Cobalah diatur berdasarkan kondisi nyata, bukan sekedar teori,” ujarnya. Diakui Ati, literasi digital masyarakat masih cukup rendah sehingga kurang peka terhadap bahaya konten negatif yang tersebar di media sosial. Oleh karena itu, melalui konferensi ini, pihak berharap dapat menjadi jembatan untuk semakin meningkatkan literasi digital masyarakat.

PhD di bidang Komunikasi dan Media dari UNISBA. Dedeh Fardila M.C mengatakan pengembangan media memang perlu dilakukan. Ia mengatakan, kehidupan manusia saat ini tidak bisa lepas dari media, termasuk media sosial.

“Di satu sisi memudahkan kita, namun di sisi lain banyak informasi negatif dan penipuan yang tumbuh di masyarakat melalui media, terutama melalui media sosial,” ujarnya. Dedeh menegaskan, media saat ini mampu mengubah cara masyarakat berkomunikasi, mulai dari keluarga hingga masyarakat luas.

Kalau soal jejaring sosial, masyarakat di Indonesia lebih banyak mengaksesnya. Dedeh mengatakan WhatsApp, Facebook, dan TikTok berada di urutan pertama. Sedangkan jejaring sosial yang paling memakan waktu adalah TikTok. “Di TikTok, orang-orang menghabiskan waktu yang luar biasa, di belakang YouTube. Dan saat ini konten adalah kata raja, sehingga orang sering mencari cara untuk menjadi viral,” ujarnya.

Kegiatan seminar selanjutnya akan berlangsung pada tanggal 22 Juni 2024 dengan mengangkat tema ‘Dampak Media Terhadap Masyarakat di Era Digital’. Nanti dalam seminar tersebut narasumber Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (Discominfo), Dr. Ika Mardia, Wakil Ketua Dewan Pers, Muhammad Agung Dharmajaya, Guru Besar UPI, juga merupakan dosen tamu di UNISBA. , Prof. Dr. H Karim Suryadi MC, Direktur Jaringan Nasional Disway Jabar SPS Suhendrik SIP M.Ipol juga menjabat Sekretaris.

Sementara itu, pembicara utama seminar edisi 22 Juni 2024, Ketua Program Studi Micom Unisba, Prof. Dr. Ike Junita Trivardhani S.S.S. Seminar akan dipimpin oleh moderator Ghiok Risvoto dan MC Fauji Norvenda (founder Pesona Public Speaking).