Categories
Edukasi

UMM Gelar Pelatihan Sembelih Kambing Hingga Bebek dan Sertifikasi Juleha

bachkim24h.com, MALANG – Pusat Penelitian dan Pengembangan Produk Halal Universitas Muhammadiyah Malang (PSP3-Halal UMM) latih dan sertifikasi juru jagal halal (juleha). Sekitar 150 peserta dari berbagai daerah di Indonesia hadir dalam agenda kerjasama UMM dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jawa Timur (Jatim).

Selain itu, dalam pelatihan tersebut juga diberikan contoh cara menyembelih dua ekor domba, 10 ekor ayam, dan 10 ekor bebek sesuai syariah. HM Atho’illah Wijayanto, Anggota Komisi Fatwa MUI Kota Malang sekaligus pengurus PP Mamba’ul Huda menjelaskan tata cara dan manfaat penyembelihan hewan syariah.

Penyembelihan secara syariah dapat diartikan sebagai upaya ‘mengobati’ daging hewan. Sebab, jika hewan tersebut tidak dibunuh, dagingnya menjadi kotor karena masih ada darah yang mengendap dan menggumpal di dalamnya.

Membunuh dalam Islam artinya menyebut nama Allah terlebih dahulu dan menggunakan alat yang tajam, mungkin pisau, batu tipis atau yang lainnya. Sedangkan penggunaan gigi, kuku atau tulang untuk membunuh mereka tidak dan tidak diperbolehkan.

Ada empat prosedur syariah untuk membunuh hewan. Pertama, proses pembunuhan dianggap sah jika hulqum dan mari’ telah putus. Hulqum adalah saluran pernafasan dan mari’ adalah saluran pencernaan. Kedua, yang melakukan pembunuhan haruslah seorang muslim, dewasa, mempunyai unsur sengaja membunuh, mampu melihat, dan mampu membunuh.

Ketiga, hewan yang akan disembelih haruslah hewan yang boleh dimakan. Terakhir, alat pembunuhnya adalah benda tajam seperti pisau atau potongan kayu yang diasah.

Ketua PSP3-Halal UMM, Profesor Dr. Elfi Anis Saati pentingnya juleha disertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Sertifikasi halal untuk rumah potong hewan (RPH) juga diperlukan.

“Tahun ini Indonesia mendeklarasikan diri sebagai halal center dunia. Ada program Mandatory Halal October (WHO) yang ditargetkan selesai pada tahun 2024,” kata Elfi dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (12/6). /2024 ). .

Pada Oktober 2024, seluruh produk pangan yang beredar di Indonesia harus bersertifikat Halal. Hotel, restoran, rumah sakit semuanya harus bersertifikat halal. Namun hal ini menjadi kendala karena belum ada juleha yang memiliki sertifikat Halal BNSP.

Berdasarkan survei tahun 2223, jumlah rumah potong hewan bersertifikat halal masih 15 persen, meningkat 13 persen dibandingkan tahun 2022 yang masih dua persen. Namun angka 15 persen tersebut masih terlalu kecil untuk memenuhi pasokan produk halal di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, menjadi tugas kita bersama sebagai perguruan tinggi yang berprinsip Islam untuk dapat meluluskan juleha dengan sertifikat BNSP, kata Elfi.

Ketua PWM Asia Timur, Prof. Warkoyo menjelaskan, pemahaman halal sangat diperlukan untuk mendukung implementasi Undang-Undang Jaminan Produk Halal dan Industri Halal untuk menerima Indonesia sebagai pusat halal dunia. Selain pelatihan di UMM, PWM Jabar juga mendampingi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di 38 kabupaten/kota di Jatim agar bisa melakukan kegiatan serupa di wilayahnya masing-masing.

“Bahan bakunya banyak yang belum tersertifikasi halal. Dengan adanya pelatihan dari Juleha diharapkan akan muncul rumah potong hewan yang menyuplai ayam, bebek, dan domba ke kafe, restoran, dan hotel yang memiliki sertifikat halal. Jadi Jawa Timur berambisi menjadi produsen halal global. segera terealisasi,” kata Warkoyo.

Categories
Edukasi

Wamenaker RI Sebut CoE UMM Jadi Percontohan yang Strategis

bachkim24h.com, MALANG — Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamen) RI Afriansyah Noor memuji keberhasilan program Center of Excellence (CoE) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Hal itu diungkapkannya saat silaturahmi dan tur bersama di Ruang Senat (RSS) Kampus Putih, pada 27 Juni lalu.

Menurutnya, CoE yang berjalan sejak tahun 2017 sangat efektif dalam mempersiapkan lulusan agar cepat memasuki dunia usaha dan dunia kerja (DUDI). Saat itu, ia mengikuti mata kuliah CoE dan program bisnis UMM. Ia juga sempat melihat langsung proses penyiapan sumber daya manusia tingkat tinggi di Kampus Putih.

“Saya senang dengan adanya proyek CoE dan program Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M). Saya rasa ini merupakan modal yang baik, tidak hanya bagi UMM tapi bagi generasi muda dan lulusannya untuk bersaing di dunia. diri. menjadi tuan rumah Indonesia Emas 2045 dengan modal besar bergabung di Kementerian Ketenagakerjaan,” kata Afriansyah.

Selain itu, Afriansyah mengatakan, dirinya tidak heran jika UMM bisa melahirkan ide-ide terobosan di bidang pendidikan. Selain itu, Masyarakat Muhammadiyah diakui dan mempunyai peran yang kuat dalam mencetak ulama. Hal ini tercermin dari banyaknya kader Muhammadiyah yang dipercaya pemerintah sebagai menteri, mulai dari Menteri Pendidikan, Menteri Bersama Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan lain-lain.

“Menurut saya, lingkungan pendidikan di UMM sangat baik. Mahasiswa bisa belajar di kampus, asalkan fasilitas dan programnya bagus, maka mahasiswa mempunyai skill yang bagus dan siap pakai.. Bisa jadi ahli di luar negeri. Selain itu, kita juga kekurangan tenaga ahli yang bisa dikirim ke luar negeri, kebanyakan hanya di bidang PRT.

Pada akhirnya, ia berharap Kampus Putih UMM dapat menjadi motor penggerak dan model sistem pendidikan di Indonesia. “Jika Mendikbud berasal dari Muhammadiyah, apalagi yang memulai CoE, sepertinya Indonesia bisa sukses. Sudah saatnya para pakar pendidikan mengurus kebijakan,” ujarnya.

Di sisi lain, Badan Pembina Harian (BPH) UMM Prof. Fauzan dalam pendirian Kampus Putih mempunyai dua misi penting untuk menjawab permasalahan dan kebutuhan bangsa. Caranya dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengirimkan orang-orang yang ahli di bidangnya ke masyarakat yang tepat. Menurutnya, kedua misi tersebut harus dijalankan oleh lembaga pendidikan, mengingat hanya melalui pendidikan kemajuan bangsa bisa terlihat.

“UMM menawarkan CoE berbasis program studi yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja. Namun harus diingat bahwa para ahli khususnya dosen harus turun ke masyarakat dan memberikan solusi. Itu sebabnya UMM punya terobosan dalam Community Development. Penggerakan (P3M) Program Dosen didorong untuk mencapai kemajuan yang melayani masyarakat secara langsung. “Ini juga berarti menghilangkan stigma bahwa profesor tidak independen,” kata pendiri CoE UMM ini.