Categories
Hiburan

Jelang Ramadan, Umi Pipik Ingatkan Dosa Gibah dan Gosip: Aib Orang Bisa Terdengar dari Timur ke Barat

bachkim24h.com, Jakarta Jelang bulan Ramadhan 2024, Umi Pipik mengimbau masyarakat lebih rajin menjalankan ibadah dan menghindari hal-hal yang merugikan, salah satunya pantangan.

Istri mendiang Ustaz Jafri al-Buchori ini menuturkan, banyak pihak yang berpendapat hal tersebut bukan “rumor” melainkan hanya membahas kehidupan orang lain. Umi Pipic mengatakan, alasan tersebut merupakan tanda adanya kesalahpahaman mengenai makna Gibah.

“Orang ini tidak mengetahui arti Gibah. Nabi (SAW) Gibah sedang membicarakan orang ini. Meski benar, kami sudah gila. “Padahal kalau dikatakan fitnah itu salah,” ujarnya.

Dalam wawancara dengan Showbiz bachkim24h.com di Jakarta baru-baru ini, Umi Pipic mengatakan Nabi Muhammad s.a.w.

Sosok kondang yang memiliki 2,9 juta pengikut di Instagram ini mengenang nasehat Nabi Muhammad SAW kepada menantunya tentang akibat tidak menjaga bahasa. Hadiah tersedia pada hari hasilnya.

“Oleh karena itu, dalam kontroversi seperti ini kita ceritakan kepada orang lain, apalagi menyebut namanya. Rasulullah SAW bersabda: Kamu, fulan. Kami menyebutkan nama. “Jadi kalau itu terjadi, pahala pemanggilan nama itu diberikan kepada orang yang disebutkan,” kata Umi Pipic.

“Itulah sebabnya Rasulullah (SAW) menasihati menantunya agar memperhatikan perkataanmu dan mengikuti perkataanmu dalam hadits, karena pada hari kiamat perkataan tersebut akan mendapat hukuman yang lebih berat dari siapapun.

Umi Pipik mengajak orang lain untuk berhati-hati dalam menggunakan bahasanya. Jika memang tidak bisa berbicara dengan baik, lebih baik diam saja. Ini melindungi kita dari gosip dan dosa lainnya.

Sebab masyarakat dipermalukan karena perkataan dari timur ke barat. “Kadang kita sebagai perempuan, misalnya, bilang ke teman: Hei, aku ada masalah, tapi jangan bilang, antara aku dan kamu saja,” Umi Pipic mencontohkan.

Lalu orang yang diberi tahu rahasia itu menghina orang lain. Akibatnya, cerita pribadi menjadi barang publik. Rasa malu masyarakat menyebar, kepedihan mereka terasa, dan ketidakjujuran datang dari pihak yang tertindas.