Categories
Kesehatan

Kenali Faktor-Faktor yang Tingkatkan Potensi Perilaku Bullying pada Anak

bachkim24h.com, Batavia – Pelaku bullying kerap dikaitkan dengan stereotip anak laki-laki yang berbadan besar atau populer. Faktanya, anak-anak yang cenderung ke lantai juga merupakan pelaku intimidasi.

Dari sini jelas bahwa tidak ada penyebab tunggal atau tunggal yang dapat menjelaskan fenomena bullying, melainkan berbagai faktor yang saling terkait mempengaruhi perilaku tersebut.

Bullying adalah perilaku atau tindakan teror atau penindasan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain. Seperti yang dikatakan oleh psikolog klinis Lisa Marielli Japri, “Penindasan adalah saat salah satu atau Anda berdua memberikan tekanan pada orang lain.” 

Bullying ini dapat mengganggu perilaku mental seseorang. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mendefinisikan intimidasi remaja sebagai agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap remaja lain yang berusia antara lima dan 18 tahun.

Menurut WebMD, bullying adalah gangguan yang berulang atau biasanya berulang.

Terkadang karakteristik dan kepribadian pribadi dapat menjadi faktor utama terjadinya intimidasi, dan latar belakang keluarga juga memberikan pengaruh yang signifikan. Faktanya, ada kasus di mana anak-anak yang menjadi korban perundungan malah menjadi pelaku perundungan.

Dengan memahami faktor-faktor umum yang mempengaruhi risiko, kita dapat lebih memahami dan mencegah penyebabnya.

Terkadang keluarga dapat mempengaruhi perilaku berisiko anak. Beberapa masalah keluarga dapat menyebabkan perundungan. Menyaksikan dan Merasakan Kekerasan Anak-anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga lebih besar kemungkinannya untuk melakukan perilaku agresif dibandingkan anak-anak lain. Pasalnya, mereka sering melihat kenakalan, kekerasan, dan sikap tidak fleksibel di rumah. Jika Anda mempunyai siswa yang sering mengamuk dan cenderung menyerang siswa lain, jangan langsung berasumsi ada yang tidak beres. Luangkan waktu untuk menggali lebih dalam apa yang terjadi di rumah. Mereka lebih membutuhkan bantuan dan bimbingan daripada hukuman langsung atas perilaku menyimpang mereka. Tonton dan alami penindasan terhadap saudara kandung Pelecehan juga bisa terjadi antar saudara kandung. Saat saudara kandung melakukan kekerasan fisik, perasaan berkuasa mungkin muncul dari pelaku. Untuk mendapatkan kembali rasa pemberdayaan ini, anak-anak mungkin melakukan hal yang sama kepada orang lain, bahkan anak korban, yang mungkin meniru perilaku ini untuk menghilangkan perasaan tidak berdaya ketika mereka menjadi korban.

Anak dengan tipe kepribadian tertentu lebih rentan terhadap bullying. Di bawah ini adalah daftar ciri-ciri kepribadian yang mempengaruhi kecenderungan anak untuk berbuat curang. Anak-anak dengan harga diri rendah dan harga diri rendah lebih cenderung terlibat dalam intimidasi karena hal itu memberi mereka rasa memiliki kekuatan dan kendali yang tidak mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menurunkan harga dirinya, anak yang kejam juga berbohong pada keahliannya. Mereka ingin terlihat lebih baik dari keadaan sebenarnya, dan mereka ingin merasa bahwa kebohongan dapat diterima oleh mereka. Meskipun penindasan adalah perilaku negatif, ingatlah bahwa penindasan adalah cara untuk menarik perhatian anak-anak yang terlibat di dalamnya. Hubungan buruk dengan orang lain Anak-anak yang menunjukkan perilaku takut sering kali memberikan komentar negatif tentang penampilan, kecerdasan, atau bakat orang lain. Hal ini juga dapat menunjukkan perbedaan yang tak tertahankan. Hal ini sering kali disebabkan oleh ketakutan dan kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai. Anak-anak yang kurang empati lebih besar kemungkinannya untuk ditindas jika mereka disakiti secara verbal atau fisik. Mereka juga menyalahkan korban daripada ikut merasakan kepedihan yang dialami korban. Untuk mengatasinya, penting untuk membantu anak memahami hal-hal lain, memperkuat kemampuan mereka untuk saling peduli.

Anak-anak mungkin menunjukkan perilaku yang menunjukkan bahwa mereka berisiko menyelesaikan masalah melalui perundungan (bullying) dibandingkan melalui komunikasi yang sehat. Bullying merupakan salah satu penyebab perilaku marah anak. Anak-anak yang tidak terorganisir sering kali kehilangan kendali diri dan menjadi mudah tersinggung. Mereka lebih memilih menggunakan tindakan koersif atau bahkan kekerasan untuk menyelesaikan masalah dibandingkan berbicara. Hal ini dapat membuatnya tidak aman dan menimbulkan kepanikan pada anak lain. Isolasi dari orang lain, meskipun memiliki teman dekat, merupakan kebutuhan dasar setiap anak, dan tidak jarang mereka yang cenderung berperilaku agresif mencoba menggoda orang lain dan menunjukkan perilaku kontraproduktif. Mereka tidak hanya menolak kehadiran orang lain, tapi juga mendorong temannya untuk melakukan hal serupa. Perilaku ini sering dilakukan oleh anak perempuan dan dapat menjadi bentuk perundungan yang berbahaya, sehingga menciptakan lingkungan yang berbahaya bagi semua orang. Strategi praktis untuk menerapkan strategi ini di kelas adalah dengan menerapkan struktur dalam pengorganisasian kegiatan dan proyek kelompok. Memberi anak kebebasan penuh untuk memilih tempat duduk dan klub sebenarnya meningkatkan kemungkinan pengucilan. Ironisnya, jika dijadikan sebagai korban bullying, tidak jarang para pelaku intimidasi tersebut juga menjadi korban bullying. Mereka mengalami gejala yang sama seperti korban kekerasan lainnya, seperti kesakitan, depresi, dan kemiskinan. Tapi karena perasaan ini, anak-anak lain sering menindas saya. Oleh karena itu, setiap kejadian bullying harus diselidiki secara menyeluruh. Jika anak yang ditindas juga menjadi korban, ia memerlukan dua hal: tindakan disipliner atas perilakunya dan dukungan serta intervensi atas pengalaman penindasan tersebut.

Jika beberapa faktor di atas teramati pada diri siswa, penting bagi pendidik dan orang tua untuk tidak mengabaikannya dan segera mengambil tindakan pencegahan bahkan perbaikan. Mengatasi perilaku bullying sejak dini dapat mencegah masalah serius di kemudian hari.