Categories
Otomotif

Rolls-Royce Disita, Sandra Dewi Datang ke Kejagung dengan Innova Hitam Rp400 Jutaan

JAKARTA – Kejaksaan Republik Indonesia (Kejagung) datang memeriksa Sandra Dewey sekitar 5 jam dalam kasus korupsi timah yang melibatkan suaminya Harvey Moise. Selain irit ngobrol, Sandra juga menghadirkan mobil yang juga irit: Innova Genix.

Doa saja, doakan saja, kata Sandra Dewey, Kamis (4/4/2024) usai diperiksa Kejaksaan Agung terkait kejahatan perang.

Sandra pun meminta adanya pemberitaan janggal terkait kasus korupsi Timah yang melibatkan suaminya. Sedangkan Harvey Moyes sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka dan pelaku tindak pidana pencucian uang (TPPU).

“Jangan mengarang cerita yang tidak benar, silakan lihat faktanya,” jelas Sandra Dewey.

Usai menyampaikan pernyataannya, Sandra Dewey berjalan menuju mobil Innova berwarna hitam yang diparkir jauh dari pintu masuk. Di sela-sela awak media terus melontarkan sejumlah pertanyaan, namun bintang film Quick Express itu tak memberikan pernyataan apa pun.

Sesampainya di mobil, ia masuk ke dalam mobil Innova berwarna hitam dan meninggalkan awak media.

Toyota Innova Genix Hitam nomor registrasi B 1977 menggunakan WNK. Dilansir dari website Data Kendaraan Dinas dan Informasi Pajak Kendaraan Bermotor Pemprov DKI, pelat tersebut terdaftar untuk Toyota Kijang Innova Zenix 2.0 G CVT. Belum diketahui pemilik Innovati, tapi harganya Rp 425 juta.

Baca Juga: Suami Sandra Dewey yang Mengenakan Rompi ‘Pink’ Tampak Khas Orang yang Ditahan Jaksa

Kedatangan Sandra Dew dengan Innova hitam sungguh kontras. Pasalnya Sandra Dewey dan Harvey Moyes diketahui kerap memamerkan kekayaannya dalam bentuk mobil mewah.

Saat Kejaksaan Agung menyita sebuah Rolls-Royce berpelat khusus bertuliskan inisial Sandra Dewey seperti B1 SDW dan MINI Cooper S Countryman yang merupakan kado ulang tahun Sandra Dewey dari Harvey Moyes, koleksi mobil Sandra-Harvey menjadi pergaulan mereka. paparan media sangat luas.

Misalnya saja Sandra Dewey yang pernah berpose dengan mobil ultra mewah Mercedes-Maybach dan SUV premium Lexus LX570. Juga termasuk Ferrari 458 merah.

Categories
Bisnis

Ditanya Kerugian Negara soal Korupsi Timah, Menteri ESDM: BPK yang Bisa Jawab

bachkim24h.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif enggan memperkirakan sejauh mana kecurigaan negara terhadap izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk atas dugaan korupsi dalam sistem tata niaga timah. Menurut dia, ada lembaga negara yang berhak menentukan nilai tersebut.

Arifin mengaku tak mau gegabah dalam menghitung kerugian negara. Karena itu, dia tidak membeberkan kerugian apa yang akan dialami negara. “Kami tidak mau ada kalkulasi,” kata Arifin saat ditemui, Jumat (4/5/2024) di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta. Potensi kerugian Rp 271 triliun

Diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) sebelumnya menggandeng pakar lingkungan hidup Institut Pertanian Bogor (IPB) Bambang Hero Saharjo untuk menghitung potensi kerugian. Menurut perhitungannya, angka tersebut sebesar Rp 271 triliun.

Angka tersebut mengacu pada kerugian ekonomi akibat kondisi ekologi yang terkena dampak pertambangan. Sementara kerugian negara akibat kasus dugaan korupsi ini masih didalami.

Ia menegaskan, perhitungan kerugian negara berada di tangan Badan Pengendalian Keuangan (FPA).

“Hak dan kewajiban siapa yang menghitungnya? KFT,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka-bukaan soal dugaan korupsi sistem tata niaga di Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk. Ia menilai kasus tersebut perlu diselidiki lebih lanjut.

Arifin menilai kasus dugaan korupsi yang diperkirakan merugikan perekonomian negara Rp 271 triliun itu berada di ranah perusahaan. Perizinan pertambangan dalam hal ini ditangani oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

“Iya, itu perusahaan kan? Kita kan hanya terkait izin pertambangan. Tapi memang perlu mendalami lebih dalam lagi,” kata Arifin saat berbicara di Kantor Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (4/8/2021). 5/2024) terpenuhi. .

Menurut dia, kerja sama dinas sangat diperlukan dalam hal tersebut. Semoga hal ini dapat diterapkan secara menyeluruh.

Ia mengatakan, sebagai langkah yang diharapkan ke depan, perlu dilakukan pendataan bahan baku mineral seperti timah. Saat ini pendataan tersebut hanya berlaku untuk batubara.

Sistem tersebut mengacu pada Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara). Rencana jangka pendeknya adalah melakukan pengumpulan data untuk nikel. Dia tidak menutup kemungkinan ada jenis mineral lain yang masuk dalam pendataan.

“Iya memang perlu kita tambah batu baranya. Sekarang tinggal mendatangkan nikelnya saja, langsung ke yang lain, mineral yang lain. Itu bahannya, mineralnya, kita tahu dari mana asalnya,” ujarnya.

Ya, masih banyak yang harus diperbaiki dari daerah sampai pusat. Iya datanya. Kita perlu sempurnakan. Supaya ke depan manajemennya bisa banget. (meningkatkan),” pungkas Arifin.