bachkim24h.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat Indonesia memiliki jumlah UKM terbesar di Asia Tenggara. Namun, Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, menyoroti minimnya pangsa ekspor UKM lokal.
Ia mencatat, 65 juta UKM di Indonesia mampu menampung 97 persen angkatan kerja. Angka tersebut juga dikatakan setara dengan 90 persen UKM di negara-negara ASEAN. “Ini adalah kesempatan yang harus kita rayakan, oleh karena itu kami ingin menegaskan kembali bahwa UKM adalah pejuang, pejuang UKM Indonesia,” kata Indonesia. Pesta Rakyat UMKM di JCC Senayan Jakarta, Senin Arsjad (7) 2024).
Meski demikian, ia menyumbangkan data lain. Apalagi pangsa ekspor produk UMKM yang hanya 15 persen dari total. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan hasil Malaysia dan Thailand. “Namun kita tidak bisa berpuas diri, apalagi UKM Indonesia baru 15 persen yang merambah ekspor dan angka tersebut jauh tertinggal jika dibandingkan dengan nilai ekspor negara tetangga kita di ASEAN seperti Malaysia sebesar 17,3 persen dan Thailand sebesar 28,7 persen. dikatakan
Arsjad menemukan banyak keluhan dari para pelaku UMKM yang tidak bisa memasuki pasar ekspor. Mulai dari sulitnya memilih agen ekspor hingga mencari mitra di negara tujuan ekspor.
“Saya membaca beberapa DM berisi komentar di Instagram dari para pelaku UMKM yang bingung bagaimana cara memasuki pasar ekspor. Misalnya saja sulitnya mencari jasa ekspor yang terpercaya, sulitnya mencari informasi mengenai mitra negara tujuan dan akses ekspor, dan sebagainya. ” jelasnya.
Selain itu, Arsjad menjelaskan Kadin Indonesia sudah memiliki kepemimpinan untuk membantu UKM memasuki pasar internasional. Forum yang diberi nama Kadin Wiki Ekspor ini diyakini sebagai upaya mendukung program pemerintah.
“Sekarang, untuk menjawab kebingungan ini, kami hadir sebagai mitra strategis Kamar Dagang dan Industri Indonesia, berkomitmen mendukung agenda pemerintah.” Di Kadin, kami berkomitmen membantu UKM Indonesia memantapkan diri di kelas dan menembus pasar ekspor,” ujarnya.
“Tahun ini Kadin berkomitmen untuk mendorong lebih banyak UKM memasuki pasar internasional. Melalui 50 program Kadin Ekspor Wiki, Kadin membantu lebih dari 200 UKM mendapatkan pelatihan sertifikasi ekspor dan menjadi pusat informasi ekspor dan impor resmi,” tutupnya. . .
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta UKM ikut serta dalam pengembangan BioVatur di Indonesia. Ia mencermati, ada potensi yang bisa dimanfaatkan oleh UKM.
Menko menyinggung perkembangan Airlanga Indonesia-Japan Business Network (IJB-NET) terkait BioVatur. Ia meminta Ketua Umum Kadin Indonesia Arjad Rasjid memanfaatkan peluang tersebut.
Ketua Umum Kadin yang bisa didorong, kemarin membuat biovator untuk IJB-Net dan UKM di Jepang yang bisa direplikasi, kata JCC Senayan Airlanga dari Partai Rakyat UMKM Indonesia, Senin (22-07-2019). . ).
Ia berpendapat, dalam mengembangkan Biovatu, UKM tidak bisa sendirian sehingga perlu dibentuk semacam asosiasi UMKM. Sedangkan bahan bakunya bisa bersumber dari minyak inti sawit atau minyak jelantah.
Soal pasokan bahan baku, Menko Airlanga Sinar juga menyinggung Bos Grup Mas Frankie Widzaja yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Perekonomian Koordinator Kadin Indonesia.
“Karena bioavtur saja untuk UMKM saja tidak cukup, tapi banyak UMKM yang membutuhkannya, karena bahan bakunya bisa didukung oleh Pak Franky, mulai dari minyak atau limbah inti sawit, minyak jelantah, minyak jelantah,” ujarnya.
Ia mengatakan, harus ada klaster UKM yang bergerak di bidang bioteknologi. Pasalnya, UKM nantinya akan berhadapan dengan pelaku industri yang volume produksinya lebih tinggi.
“Nah, sifat klasternya, perakitnya harus ada, dan industrinya harus diperluas, karena nanti perusahaan-perusahaan besar yang memproduksi 250.000 itu akan bersaing,” jelasnya, ada tujuan pemerintah
Selain itu, Menko Airlanga mengatakan pemerintah menargetkan 2-5 persen pengguna Biotor di industri penerbangan. UKM diyakini bisa berperan di segmen ini.
Ia berharap UKM menjadi mitra dalam pengembangan BioVatu ini. Di sisi lain, industri besar fokus pada biodiesel atau sektor biodiesel.
“Tapi bio avtour ini penting karena Indonesia akan mempromosikan bio avtour dari dua, kita sudah punya rencana 2-5 persen,” ujarnya.
“Tapi volume Bio Avturnya tidak banyak, jadi biarlah yang besar main biodiesel, sekarang Bio Avtur akan berikan ke UKM Pak Arsjad. Jadi kita harus bergerak maju,” lanjut Menko Airlanga.