JAKARTA – Jamur matsutake asal Jepang menjadi jamur termahal di dunia dengan harga mencapai $500 atau Rp7,9 juta per setengah kilogram. Harga jamur ini menyaingi harga truffle dan merupakan salah satu bahan paling berharga dalam masakan Jepang.
Jamur matsutake atau matcake tumbuh di Semenanjung Korea, China, dan Amerika Serikat. Namun matsutake yang hanya dipanen di Jepang, khususnya di kawasan Kyoto, memiliki harga yang fantastis. Meskipun matsutake impor berharga sekitar $50 per pon atau kurang, harga jamur Jepang bisa sepuluh kali lipatnya.
Audit Central melaporkan pada Rabu (4/10/2024) bahwa untuk membantu pembeli membedakan matsutake impor dan domestik, Jepang memiliki undang-undang yang mewajibkan jamur impor dicuci dari kotorannya sebelum dijual. Meskipun matsutake asli mempunyai penampilan yang kasar dan kotor. Matsutake Jepang dihargai karena rasanya yang kuat, teksturnya yang kenyal, dan rasanya yang bersahaja.
Mengapa jamur matsutake Jepang begitu mahal?
Berbagai faktor mempengaruhi harga jamur matsutake Jepang. Pertama, kelangkaan. Selama 70 tahun terakhir, panen tahunan telah menurun sebesar 95 persen, sehingga menyebabkan kelangkaan pangan. Jamur ini dipanen hanya setahun sekali pada bulan September atau Oktober dan menambah ancaman serangan cacing yang dapat merusak habitat jamur.
Kurang dari 1.000 ton matsutake ditemukan setiap tahunnya. Jamur ini tumbuh di pohon pinus merah, dan orang yang mengetahui cara menemukannya harus memetiknya langsung dari hutan. Karena warnanya yang coklat, matsutake menyatu dengan dedaunan musim gugur.
Budidaya matsutake buatan sejauh ini tidak berhasil karena hubungan simbiosisnya yang erat dengan pinus merah. Jamur ini juga sangat sensitif terhadap perubahan kondisi cuaca. Terlalu panas, serangan serangga mempengaruhi hasil. Terlalu kering, mereka tidak tumbuh. Hal ini membuat pasar jamur matsutake sangat fluktuatif, dengan harga mencapai $500 per pon.
Tentu saja kualitas jamur sebagai bahan masakan juga menjadi salah satu faktornya. Matsutake Jepang disajikan di restoran mewah di seluruh Jepang, dalam sup, dengan nasi, atau dipanggang di atas arang dan disajikan dengan garam.