JAKARTA – Pertamina International Shipping Asia Pacific (PIS AP) menandatangani nota kesepahaman dengan Singapore Maritime Fund (SMF), sebuah lembaga yang bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan industri maritim Singapura. Kemitraan ini merupakan upaya PIS untuk menjadi talent hub yang menghubungkan talenta maritim yang sudah terbukti dan terlatih sesuai kebutuhan industri di Indonesia dan dunia.
Dalam MoU tersebut, PIS AP berkomitmen untuk mendekatkan calon pelaut dengan industri. Kontribusi PIS dalam kemitraan ini antara lain mendukung program beasiswa, magang, dan kompetisi. Di sisi lain, SMF memainkan peran pendukung dalam sekretariat dan dalam memasarkan program kepada talent pool.
Direktur Pelaksana PIS AP Muhamad Resa mengatakan dalam keterangan tertulis, Kamis (11/7) “PIS AP dan SMF berkomitmen membangun talent pool yang dibutuhkan industri dan mendukung PIS dalam melatih talenta pelaut secara global. . /2024).
SMF, badan penghubung sektor publik-swasta Singapura, mengelola dan mengelola sejumlah program pengembangan tenaga kerja di bawah payung MaritimeONE. Kemitraan dengan PIS ini diharapkan dapat memperdalam pengembangan tenaga maritim yang dibutuhkan industri.
“Saya menyambut hangat PIS AP sebagai mitra dalam misi bersama kami untuk membangun sumber daya manusia berkualitas di industri maritim, khususnya dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk perubahan berkelanjutan,” tambah Ketua SMF Hor Wen Yu.
CEO PIS Yoki Firnandi juga menilai kemitraan ini merupakan langkah penting dalam menunjukkan kapabilitas PIS sebagai pemain global di industri maritim, khususnya dalam hal pengembangan sumber daya manusia terampil untuk memenuhi kebutuhan industri dan prioritas perusahaan.
Komitmen ini sejalan dengan tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan pelayaran dan logistik terintegrasi terbesar di negara kepulauan terbesar di dunia. Kelompok PIS saat ini mendukung 5.300 pelaut secara langsung dan tidak langsung. PIS terus mendukung kesejahteraan pelaut, tidak hanya secara kuantitatif, namun dengan mencapai nihil awak kapal yang meninggal dan 40,5 juta jam kerja aman.
Keberhasilan ini merupakan hasil perubahan korporasi dan perluasan usaha yang dilaksanakan tanpa merugikan sedikit pun kesejahteraan pelaut.