Categories
Lifestyle

Perbedaan Susu Ikan dan Susu Sapi: Manakah yang Lebih Baik untuk Kesehatan Anda?

bachkim24h.com, Jakarta Di dunia nutrisi yang semakin berkembang, perbandingan susu ikan dan susu sapi menjadi topik yang semakin menarik perhatian. Meski sama-sama disebut sebagai ‘susu’, susu ikan dan susu sapi memiliki perbedaan yang signifikan dalam asal usul, komposisi nutrisi, dan manfaat kesehatannya. Memahami perbedaan antara susu ikan dan susu sapi dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih baik untuk kebutuhan nutrisi kita.

Susu ikan, yang sebenarnya bukan susu pada umumnya, merupakan ekstrak protein dari daging ikan yang dibuat menjadi konsentrat. Sedangkan susu sapi merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu sapi betina. Perbedaan utama ini mempengaruhi kandungan nutrisi dan cara penggunaan kedua jenis ‘susu’ tersebut. Susu ikan kaya akan asam lemak omega-3, sedangkan susu sapi jauh lebih tinggi kandungan kalsiumnya.

Menariknya, perbandingan susu ikan dan susu sapi tidak hanya terletak pada kandungan nutrisinya saja, namun juga bagaimana keduanya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang berbeda. Meskipun susu sapi telah menjadi bagian penting dari pola makan banyak orang selama berabad-abad, susu ikan kini muncul sebagai alternatif yang menjanjikan, terutama bagi mereka yang mencari sumber protein berkualitas tinggi dan asam lemak omega-3. 

Mari kita simak lebih dalam perbedaan susu ikan dan susu sapi untuk memahami keunikan peran masing-masing susu terhadap nutrisi manusia, dirangkum bachkim24h.com pada Rabu (11/9/2024).

Susu ikan, meski namanya mengandung kata “susu”, sebenarnya sangat berbeda dengan susu yang biasa kita kenal. Susu ikan tidak berbentuk cair seperti susu pada mamalia, melainkan merupakan bagian dari sperma ikan jantan yang dalam istilah ilmiah disebut milt. Susu ikan ini biasanya berasal dari ikan seperti salmon, cod, herring dan masih banyak jenis ikan lainnya.

Proses pembuatan susu ikan melibatkan ekstraksi protein dari daging ikan untuk menghasilkan konsentrat protein. Konsentrat ini dicampur dengan berbagai bahan sehingga menghasilkan tekstur dan rasa yang mirip dengan susu. Meski disebut “susu”, namun lebih mirip produk makanan laut dibandingkan produk susu konvensional. Susu sapi: Definisi klasik susu

Berbeda dengan susu ikan, susu sapi merupakan produk yang dikenal sebagian besar masyarakat. Menurut definisi Codex Alimentarius Commissions yang dibentuk oleh FAO dan WHO, susu adalah cairan yang dihasilkan dari pemerahan mamalia tanpa menambah atau mengurangi bahan.

Susu sapi dihasilkan dari kelenjar susu sapi betina dan telah menjadi bagian penting dari makanan manusia selama ribuan tahun. Proses produksinya relatif sederhana, hanya melibatkan pemerahan sapi dan proses minimal untuk menjamin keamanan dan kualitas sebelum dikonsumsi.

Susu ikan memiliki profil nutrisi yang unik, menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang mencari alternatif susu dengan manfaat kesehatan tertentu. Berikut beberapa nutrisi penting dalam susu ikan: Protein berkualitas tinggi: Susu ikan merupakan sumber protein yang sangat baik. Protein ini penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, serta mendukung fungsi otot dan organ. Asam lemak omega-3: Inilah salah satu manfaat utama susu ikan. Omega-3, terutama EPA dan DHA, penting untuk kesehatan jantung, fungsi otak, dan perkembangan sistem saraf. Selenium: Mineral ini bertindak sebagai antioksidan kuat dalam tubuh, melindungi sel dari kerusakan dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Vitamin D: Seperti banyak produk laut lainnya, susu ikan juga kaya akan vitamin D, yang penting untuk kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh. Vitamin B12: Penting untuk pembentukan sel darah merah dan fungsi saraf. Susu sapi: Sumber kalsium dan gizi seimbang

Susu sapi telah lama dikenal sebagai sumber nutrisi yang lengkap dan seimbang. Berikut nutrisi utama yang terdapat pada susu sapi: Kalsium: Susu sapi merupakan salah satu sumber kalsium terbaik yang penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Protein: Mengandung kasein dan whey, dua jenis protein berkualitas tinggi yang mudah dicerna oleh tubuh. Vitamin D: Banyak susu sapi yang diperkaya dengan vitamin D untuk meningkatkan penyerapan kalsium. Vitamin B12: Penting untuk pembentukan sel darah merah dan fungsi saraf. Kalium: Membantu mengatur tekanan darah dan mendukung fungsi jantung. Fosfor: Bekerja dengan kalsium untuk memperkuat tulang dan gigi. Laktosa: Karbohidrat utama dalam susu sapi, meski bisa menjadi masalah bagi orang yang tidak toleran laktosa. Susu ikan: Fokus pada kesehatan jantung dan otak

Susu ikan menawarkan banyak manfaat kesehatan yang unik, terutama terkait dengan kandungan omega-3 yang tinggi: Kesehatan jantung: Asam lemak omega-3 dalam susu ikan dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengurangi peradangan dan menurunkan kadar trigliserida darah. Fungsi otak: DHA, sejenis omega-3 dalam susu ikan, penting untuk perkembangan dan fungsi otak. Ini dapat membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, serta berpotensi mencegah penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Kesehatan mata: Omega-3 juga berperan penting dalam kesehatan mata, membantu mencegah degenerasi makula dan masalah penglihatan lainnya. Anti inflamasi: Kandungan Omega-3 memiliki sifat anti inflamasi yang membantu mengurangi peradangan di seluruh tubuh. Kesuburan Pria: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi susu ikan dapat meningkatkan kualitas sperma sehingga berpotensi meningkatkan kesuburan pria. Susu Sapi: Nutrisi Lengkap untuk Segala Usia

Susu sapi telah lama dikenal sebagai sumber nutrisi lengkap yang menawarkan beragam manfaat bagi kesehatan: Kesehatan tulang dan gigi: Kandungan kalsium dan vitamin D yang tinggi membantu memperkuat tulang dan gigi, sehingga mencegah osteoporosis di kemudian hari. Pertumbuhan dan Perkembangan: Protein berkualitas tinggi dalam susu sapi mendukung pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada anak-anak dan remaja. Kesehatan jantung: Kalium dalam susu sapi membantu mengatur tekanan darah, sehingga mendukung kesehatan jantung. Pengelolaan berat badan: Protein dalam susu sapi dapat membantu memberikan rasa kenyang, yang dapat membantu pengelolaan berat badan. Kesehatan pencernaan: Susu fermentasi, seperti halnya yogurt, mengandung probiotik yang baik untuk kesehatan usus. Pemulihan otot: Protein whey dalam susu sapi sangat bagus untuk pemulihan otot setelah berolahraga. Susu ikan: Makanan istimewa yang memiliki potensi besar

Susu ikan, meskipun memiliki potensi nutrisi yang besar, masih belum umum dikonsumsi di banyak belahan dunia: Ketersediaan Terbatas: Susu ikan tidak tersedia di pasar umum dan seringkali hanya tersedia di toko makanan khusus atau pasar ikan. Kegunaan kuliner: Di beberapa budaya, terutama di Asia dan Eropa Timur, minyak hati ikan kod dibuat menjadi berbagai makanan, baik digoreng, direbus, atau dimasak dengan cara lain. Pengembangan produk: Terdapat potensi untuk menjadikan susu ikan menjadi berbagai produk olahan seperti suplemen makanan atau bahan tambahan pangan. Tantangan Rasa: Rasa dan aroma susu ikan mungkin masih asing bagi banyak orang sehingga memerlukan adaptasi dan perubahan pengolahan. Susu sapi: Bahan makanan universal

Keunggulan susu sapi adalah ketersediaan dan kegunaannya yang luas: Ketersediaan Luas: Susu sapi tersedia secara luas di seluruh dunia dan dapat dengan mudah ditemukan di berbagai toko dan pasar. Produk berbeda: Tersedia dalam berbagai bentuk seperti susu segar, susu UHT, susu bubuk, dan berbagai produk olahan seperti keju, yogurt, dan mentega. Serbaguna: Digunakan dalam berbagai aplikasi kuliner, mulai dari minuman hingga bahan masakan dan kue. Industri Besar: Industri susu adalah salah satu sektor pertanian terbesar di banyak negara, yang mendukung perekonomian lokal dan global.

 

 Susu Ikan: Peluang dan Tantangan

Meskipun memiliki potensi nutrisi yang tinggi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai susu ikan: Alergi makanan laut: Orang yang alergi terhadap ikan atau makanan laut lainnya harus berhati-hati dengan susu ikan. Keberlanjutan: Praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Kontaminasi: Seperti halnya produk laut lainnya, terdapat risiko kontaminasi merkuri atau kontaminan lainnya, terutama pada ikan predator berukuran besar. Penerimaan budaya: Di beberapa budaya, meminum susu ikan mungkin merupakan hal yang tidak biasa atau bahkan tabu. Susu Sapi: Isu dan Alternatifnya

Susu sapi, meskipun populer, juga memiliki beberapa permasalahan yang perlu dipertimbangkan: Intoleransi laktosa: Banyak orang mengalami kesulitan mencerna laktosa dalam susu sapi. Alergi susu: Beberapa orang alergi terhadap protein susu sapi. Masalah etika: Terdapat perdebatan mengenai praktik peternakan sapi dan dampaknya terhadap lingkungan. Alternatif nabati: Semakin populernya susu nabati seperti susu almond, kedelai, atau oat sebagai alternatif pengganti susu sapi.

Perbandingan antara susu ikan dan susu sapi menunjukkan bahwa keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Susu ikan unggul dalam kandungan omega-3 serta manfaat kesehatan jantung dan otak, sedangkan susu sapi tetap menjadi sumber kalsium dan nutrisi seimbang yang dapat diandalkan.

Pilihan antara susu ikan dan susu sapi bergantung pada kebutuhan nutrisi individu, preferensi rasa, dan alasan kesehatan. Bagi Anda yang mencari alternatif susu kaya omega-3 dan bebas laktosa, susu ikan bisa menjadi pilihan yang menarik. Sementara itu, susu sapi masih menjadi pilihan utama banyak orang karena ketersediaannya yang luas dan profil gizinya yang seimbang.

Yang terpenting adalah memahami kebutuhan nutrisi pribadi dan berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum melakukan perubahan besar pada pola makan. Susu ikan dan susu sapi dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang, bergantung pada kebutuhan dan preferensi individu.

Categories
Kesehatan

Susu Ikan Dianggap Punya Keunggulan dari Sisi Kesehatan, Apa Saja?

bachkim24h.com, JAKARTA — Belakangan ini susu ikan semakin menyita perhatian masyarakat. Dibuat dengan ekstrak ikan, susu ini dinilai menawarkan sejumlah manfaat yang menjadikannya alternatif menarik pengganti susu sapi.

Ketua Komite Advokasi Percepatan Penurunan Stunting, Kesehatan Ibu dan Anak serta Pengurus SDG Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Agussalim Bukhari menyebutkan sejumlah keunggulan susu ikan, seperti bahan baku yang mudah dan murah. dan kandungan nutrisi. Dalam temu media online PB IDI di Jakarta, Jumat (13/9/2024), Agussalim mengatakan susu sapi dan susu ikan tidak bisa dibilang sama, namun keduanya merupakan sumber protein yang baik. Tapi, kata dia, untuk susu sapi impor harganya mahal karena biaya perawatannya.

Sedangkan ikan lebih mudah, kita tinggal menangkapnya di perairan kita. Jadi dari segi bahan bakunya lebih murah, ujarnya.

Manfaat ikan lainnya, kata dia, mengandung Omega 3 yang baik untuk perkembangan jantung dan otak anak. Dengan pengolahan modern, lanjutnya, protein pada ikan hasil olahan akhir lebih banyak. Produk yang dihasilkan tidak berbau amis, sehingga produk tersebut dapat dijadikan makanan bagi anak-anak yang tidak mau makan ikan karena bau amisnya.

Menurutnya, pilihan pemberian dalam bentuk susu karena makanan tambahan yang lebih mudah dikonsumsi adalah dalam bentuk cair. “Saya ahli gizi klinis. Kalau pasien tidak mau makan makanan padat, tidak bisa makan, kita ganti ke makanan lunak. Dia tidak bisa makan makanan lunak karena nafsu makannya sangat sedikit, dan karena kondisinya misalnya, “kita kembalikan dia beralih ke makanan cair. Sari tidak bisa digunakan, makanan cair itu susu,” ujarnya.

Menurut Agussalim, selain karena kekurangan pangan, stunting juga disebabkan oleh permasalahan keuangan. Oleh karena itu, kata dia, solusi terhadap stunting yang merupakan salah satu permasalahan gizi di Indonesia harus berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat.

Ia meyakini pemanfaatan ikan produk lokal Indonesia untuk mengatasi permasalahan tersebut merupakan salah satu alternatif peningkatan gizi anak, sekaligus pemberdayaan masyarakat. Selain berkelanjutan, kata dia, produk perbaikan gizi juga harus terjangkau, sehat, bergizi, dan aman.

“Apalagi kalau gratis, tentu sangat baik, bergizi, dan aman. Jadi memfasilitasi upaya ini bisa mempercepat penurunan, kalau bisa, penurunan angka gizi buruk 100 persen. Karena kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh gizi, dari gizi. seribu hari pertama, tentu saja,” katanya. Agus Salim

Categories
Lifestyle

Bayi di Gaza Terpaksa Minum Air Tepung karena Stok Susu Habis

bachkim24h.com, Jakarta – Situasi di Gaza tidak kunjung membaik; nyatanya, hal ini menjadi semakin mengkhawatirkan. Kali ini datang dari anak-anak di Gaza. Banyak anak-anak kelaparan dalam kondisi genting setelah pemboman militer Israel.

Informasi tersebut diketahui dari postingan akun Twitter atau

Alih-alih meminum air bersih, susu murni, atau sejenisnya, ibu berusia 33 tahun di Gaza ini memberikan putranya air yang terbuat dari tepung karena kekurangan susu pasca invasi dan blokade wilayah Israel.

Berawal dari kisah Amira yang kesulitan mencarikan susu untuk putranya, Youssef, di beberapa apotek di Gaza. Ibu berusia 33 tahun itu melakukan perjalanan jauh dan mengunjungi beberapa apotek di Gaza utara untuk mencari susu guna memberikan makanan atau minuman bagi putranya.

Namun sayang hasilnya nihil karena susunya tidak cukup untuk memberi makan anaknya. “Saya memberinya makanan, tapi bukan susu karena tidak tersedia. Saya memberinya makan gandum (tepung terigu), yang membuatnya kembung,” kata Al-Taweel belum lama ini, seperti dikutip Arab News, Rabu 5 Juni 2024.

Putra Al-Amira, Youssef, saat ini dirawat di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah. Hal ini tidak lepas dari dampak malnutrisi sejak invasi Israel. Youssef terbaring di tempat tidur sempit, tubuhnya yang lemah menerima obat yang sangat dibutuhkan melalui infus di kakinya.

 

Saat ini kondisi Youssef sangat memprihatinkan karena pola makannya tidak baik dan pola makannya tidak teratur. Setidaknya 32 orang, kebanyakan dari mereka anak-anak, telah meninggal karena kekurangan gizi di Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, kantor media pemerintah Hamas melaporkan. Badan-badan kemanusiaan memperingatkan bahwa situasi yang lebih buruk akan terjadi jika menyangkut anak-anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 4 dari 5 anak tidak makan minimal satu kali sehari selama 72 jam. “Anak-anak sekarat karena kelaparan,” kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam sebuah pernyataan pekan lalu.

Meningkatnya angka kekurangan gizi di kalangan anak-anak Gaza sebagian besar disebabkan oleh blokade Israel, yang berarti bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah Palestina tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Sejak pertengahan Januari, badan kemanusiaan PBB OCHA telah melakukan skrining terhadap lebih dari 93.400 anak di bawah usia 5 tahun di Gaza untuk mengetahui adanya kekurangan gizi, dan 7.280 di antaranya mengalami kekurangan gizi parah.

Malnutrisi sangat umum terjadi di Gaza utara, yang hanya menerima sedikit bantuan pada bulan-bulan awal perang. Hanya dalam beberapa minggu terakhir sebagian besar bantuan pangan dialihkan melalui titik persimpangan baru setelah lembaga bantuan memperingatkan akan terjadinya kelaparan.

Di sisi lain, penampakan beberapa anak di Gaza yang penuh impian dan cita-cita belakangan ini viral di media sosial. Meskipun mereka tidak tahu kapan mereka bisa kembali bersekolah dan menikmati pendidikan yang layak, mereka tetap menunjukkan semangat yang besar dan berharap suatu saat impian mereka bisa menjadi kenyataan.

Hal itu setidaknya dibuktikan dengan beredarnya video yang dibagikan akun Instagram @filasteeni dan viral pada Rabu 5 Juni 2024. Dalam video tersebut, terlihat beberapa anak asal Gaza dalam kondisi memprihatinkan akibat perang dengan Israel. terlihat mewujudkan impian mereka ketika mereka dewasa.

Dalam video tersebut, anak-anak di Gaza ditanyai wartawan. Reporter itu terdengar menanyakan cita-cita mereka ketika besar nanti.

Ketika ditanya pertanyaan ini, anak-anak di Gaza dengan polos dan penuh harap menjawab sebagai berikut. “Namaku Najwa, cita-citaku menjadi jurnalis.” “Nama saya Abdulah, impian saya adalah menjadi pilot.” “Kami adalah sepupu, kami ingin menjadi petugas polisi.” “Nama saya Tala, cita-cita saya menjadi fisioterapis.”

“Namaku Siwar, cita-citaku menjadi guru.” “Nama saya Nora, cita-cita saya menjadi jurnalis agar bisa bercerita tentang penderitaan rakyat saya.”

Sontak, unggahan video anak-anak Gaza bercerita tentang mimpinya pun sukses mendapat reaksi beragam dari netizen, termasuk presenter Najwa Shihab.  Ia pun menanggapi cita-cita anak-anak di Gaza yang salah satunya memiliki nama dan cita-cita yang sama, yaitu menjadi jurnalis. Ia membalasnya dengan menuliskan nama Najwa dan memberikan emoji cinta berwarna merah.

Seorang netizen menulis: “Anak-anak Gaza selalu bermimpi untuk melayani rakyat dan kemanusiaannya. Kami melihatmu dan kami mencintaimu.”

Hingga saat ini, serangan militer Israel semakin meningkat di Rafah, kota yang terletak di ujung selatan Jalur Gaza. Di tengah meningkatnya serangan, sebagian besar warga Gaza terpaksa meninggalkan Rafah untuk mencari keselamatan.

Melansir kanal Health bachkim24h.com, 9 Mei 2024, serangan di Rafah menarik perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut perkiraan WHO, sekitar 30 hingga 40 ribu orang meninggalkan Rafah menuju Khan Younis dan Deir al-Balah. Namun, lebih dari 1,4 juta orang masih berisiko tinggi menjadi korban serangan di Rafah, termasuk 600.000 anak-anak.