Categories
Sains

Rafah, Kota Bersejarah yang Tercatat dalam Prasasti Mesir Kuno 3.000 Tahun Lalu

Rafah – Rafah adalah kota paling selatan di Jalur Gaza, Palestina. Rafah saat ini sedang dikepung dan diserang terus-menerus oleh Israel.

Rafah menjadi pusat perhatian dunia setelah seruan Semua Mata Beralih ke Rafah di media sosial sebagai wujud solidaritas dan kemanusiaan terhadap korban serangan tentara Israel.

Kota Rafah memiliki sejarah panjang selama 3 ribu tahun. Bahkan, namanya muncul dalam prasasti Mesir kuno yang berasal dari abad ke-13 SM. Berbeda dengan saat ini, luas Rafah hanya 64 kilometer persegi dan statusnya seperti kota tenda darurat.

Sejarah Rafah berawal dari masa transisi antara banyak kerajaan dan dinasti kuno dan abad pertengahan. Hal ini berlanjut hingga keputusan bersama Inggris-Utsmaniyah memulai proses pembagian kota menjadi dua entitas terpisah.

Dikutip dari Middle East Eye (MEE) Kamis (30 Mei 2024), Rafah diperkirakan sudah dihuni lebih dari 3.000 tahun. Ini dimulai sebagai pemukiman yang bermunculan di sekitar oasis yang menghubungkan Semenanjung Sinai dengan Gaza.

Kota ini disebut Rubia oleh orang Mesir kuno, Rafia oleh orang Yunani dan Romawi, Rafia oleh orang Israel, dan Rafah oleh orang Arab.

Sejarah mencatat Rafah merupakan tempat terjadinya Pertempuran Rafah pada tahun 217 SM. Salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah kuno, melibatkan sekitar 150.000 prajurit dan sekitar 200 gajah.

Itu adalah konflik antara Kekaisaran Ptolemeus dan Kekaisaran Seleukia di wilayah batubara Suriah, yang sekarang dikenal sebagai Suriah dan Lebanon modern.

Categories
Sains

Arkeolog Temukan Kastil Bersejarah di Bawah Hotel

JAKARTA – Para arkeolog menemukan sebuah kastil kuno di bawah hotel Lagos di Prancis. Penemuan itu terjadi saat renovasi hotel yang akan menjadi rumah baru museum.

Melansir Live Science, Senin (1/4/2024), penggalian di halaman hotel dimulai pada tahun 2021. Pada musim semi tahun 2023, para arkeolog dari Institut Arkeologi Pencegahan Nasional Prancis (INRAP) menggali halaman dan lantai hotel. Dibangun pada abad ke-18 di atas reruntuhan kastil tua bernama Château de Hermine. Kastil Vance, di pantai barat Brittany, didirikan pada tahun 1381 ketika Raja John IV dari Brittany mendirikannya sebagai kastil dan tempat tinggalnya.

Dari abad ke-10 hingga ke-16, Brittany dikenal sebagai negara feodal abad pertengahan yang didirikan setelah bangsa Viking diusir dari wilayah tersebut. Brittany kemudian diadili berdasarkan garis tetua. Setelah mengambil alih kekuasaan pada tahun 1365, John IV mulai membangun sejumlah kastil di seluruh Brittany, dengan Château de Hermine menjadi pusat pemerintahan.

Namun, kastil tersebut hanya digunakan selama satu abad sebelum rusak ketika cucu John IV, Francis II, memindahkan ibu kota dari Vence. Direnovasi dari abad ke-18 hingga ke-20, bangunan ini beberapa kali diubah menjadi hotel, kemudian menjadi sekolah hukum, dan akhirnya kantor pemerintah dibangun di atas bangunan asli abad ke-14. Itu telah diubah.

Lokasi Kastil John IV tidak diketahui sampai para arkeolog mulai menggali fondasinya pada tahun 2021, dengan harapan dapat mengubah bangunan bersejarah tersebut menjadi museum baru.

Selama penggalian di halaman hotel tua, para arkeolog menemukan sisa-sisa ruang bawah tanah dan menara di luar kanal rumah Duke. Benteng ini berukuran panjang 42 meter dan lebar 17 meter serta tinggi tembok 5,5 meter. Di dalamnya terdapat beberapa anak tangga, antara lain tangga formal, serta ukiran dan panel pintu dekoratif. Menurut pernyataan INRAP yang direvisi, proyek konstruksi secara cerdas menggabungkan fungsi perlindungan dan pemukiman.

Di ujung rumah, para arkeolog menemukan toilet dan pipa air, mungkin setinggi tiga atau empat lantai. Ketika mereka bergegas ke toilet, mereka menemukan koin abad ke-15 dan ke-16, peralatan masak bekas, dan barang-barang kecil lainnya. Lingkungan lembab di toilet tua juga melindungi mangkuk dan tong kayu.

Para arkeolog juga menggali terowongan dan menemukan perhiasan, peniti, tas dan mangkuk logam, serta kunci dan pembalut. Orang-orang memasuki kastil berbenteng dengan menyeberangi jembatan kayu di atas kanal. Jembatan tersebut sudah tidak ada lagi, namun fondasinya telah ditemukan selama penggalian arkeologi.

Penemuan para arkeolog ini menunjukkan betapa berkuasa dan kayanya Duke John IV. “Pembangunan gedung dilakukan dalam satu tahap. Ini menunjukkan nilai uang dan sumber daya manusia yang digunakan,” kata INRAP dalam keterangannya.

MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramzan