Categories
Kesehatan

Ereksi Teratur, Kunci Kehidupan Seks Tetap Baik di Usia Senja

bachkim24h.com, Jakarta – Ereksi teratur bisa menjadi kunci kehidupan seks yang baik di hari tua. Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian baru.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan minggu ini di jurnal Science, sel jaringan ikat yang disebut fibroblas di penis berperan penting dalam fungsi ereksi.

“Fibroblas adalah sel yang paling melimpah di alat kelamin tikus dan manusia, namun mereka telah diabaikan dalam penelitian,” lapor New York Post.

“Sekarang, dengan menggunakan teknik tepat yang disebut optogenetika, kami menunjukkan bahwa mereka memainkan peran penting dalam mengatur aliran darah di penis, yang menghasilkan ereksi penis,” tambahnya.

Para peneliti di Institut Karolinska Swedia dan Universitas Uppsala menstimulasi tikus di wilayah otak yang bertanggung jawab atas gairah dan kemudian menganalisis fibroblas.

Penelitian menunjukkan bahwa fibroblas melebarkan pembuluh darah penis, membuat ereksi bertahan lebih lama.

Efektivitas proses ini bergantung pada jumlah fibroblas. Artinya semakin tua seseorang, semakin banyak fibroblas yang dimilikinya, terutama seiring bertambahnya usia, yang membantu menjaga koneksi.

Mereka juga menemukan bahwa semakin banyak kontraksi alat kelamin menyebabkan fibroblas dan sebaliknya. 

Menurut peneliti, fungsi ereksi pada pria cenderung menurun seiring bertambahnya usia, yang mungkin disebabkan oleh penurunan fibroblas penis.

 

Oleh karena itu, pada usia muda yang sering terjadi gerhana, akan lebih mudah untuk menjaganya pada usia tua.

“Sebenarnya tidak begitu menyenangkan, kalau berusaha lebih keras, tubuh akan terbiasa. Kalau rutin berlari, lebih mudah bernapas saat berlari,” jelas pemimpin penelitian, Christian Goritz.

Secara umum, mekanisme dasar ereksi sama pada semua mamalia, namun karena laki-laki tidak memiliki tulang penis, pengendalian aliran darah yang efektif mungkin diperlukan pada manusia.

 

Para ahli percaya bahwa informasi baru tentang fibroblas ini akan mengarah pada pengobatan baru untuk disfungsi ereksi, dan setidaknya salah satunya bisa sangat menarik.

Disfungsi ereksi, yang menyerang sekitar 70 persen pria berusia 70-an, sering kali diobati dengan obat-obatan oral seperti Viagra dan Cialis dan, dalam kasus yang parah, implan penis atau alat ereksi vakum.

Namun, banyak ahli yang menentang perawatan intensif tersebut dan menyarankan agar pria tetap menggunakan metode tradisional.

Categories
Kesehatan

Selain Beri Kepuasan Seks, Fungsi Orgasme Juga untuk Eratkan Hubungan Pasangan

bachkim24h.com, Jakarta – Orgasme bukan sekedar untuk kesenangan atau reproduksi. Penelitian menegaskan bahwa orgasme secara biologis dirancang untuk memperkuat hubungan jangka panjang antara pasangan seksual.

Para ilmuwan di Universitas Texas di Austin telah menggunakan teknologi inovatif untuk mempelajari aktivitas otak tikus lapangan, hewan pengerat kecil monogami, selama dan setelah orgasme.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh profesor biologi Stephen Phelps, menemukan bahwa hewan-hewan tersebut “mengalami ledakan aktivitas otak [pertengahan dan pasca-puncak] yang tersebar di 68 wilayah otak yang berbeda, sehingga membentuk tujuh sirkuit otak.”

Beberapa wilayah otak ini diketahui membentuk atau memperkuat ikatan, sehingga menunjukkan bahwa orgasme bukan hanya untuk kesenangan atau prokreasi, tulis New York Post.

Para ahli mengklaim bahwa otak manusia dapat mengalami aktivitas neurologis serupa selama orgasme yang kuat.

“Data otak dan perilaku menunjukkan bahwa kedua jenis kelamin dapat mengalami respons seperti orgasme, dan ‘orgasme’ ini berhubungan dengan pembentukan ikatan,” kata Phelps. “Jika ini benar, berarti, seperti yang telah lama diyakini manusia, orgasme mungkin merupakan cara untuk meningkatkan kualitas seks.”

Penelitian inovatif ini dipublikasikan secara online di jurnal eLife.

Meskipun otak pria dan wanita memiliki struktur yang berbeda, Phelps dan timnya menemukan aktivitas neurologis yang “hampir identik” antara kedua jenis kelamin tikus padang rumput saat kawin.

“Itu adalah sebuah kejutan,” kata Phelps. “Hormon seks seperti testosteron, estrogen, dan progesteron penting untuk perilaku seksual, agresif, dan sebagai orang tua, sehingga hipotesis yang berlaku adalah aktivitas otak selama kawin dan berikatan juga berbeda antara kedua jenis kelamin.”

Meskipun para peneliti tidak dapat memastikan apakah tikus betina mengalami orgasme, mereka melihat peningkatan aktivitas otak ketika tikus jantan mencapai klimaks.

Aktivitas neurologis serupa antara pria dan wanita menunjukkan bahwa orgasme (atau setidaknya orgasme pada tikus jantan) memperkuat ikatan antar pasangan.

Menurut peneliti UT Austin, otak manusia mengalami aktivitas serupa saat orgasme.

Para peneliti menganalisis otak lebih dari 200 tikus lapangan, memilih hewan tersebut karena mereka adalah spesies monogami yang unik.

Tikus membentuk ikatan berpasangan dengan cepat, sering kali melakukan hubungan intim dalam 30 menit pertama setelah pertemuan. Mereka kemudian tetap monogami dan sering berhubungan seks.

Sepasang tikus akan saling menjaga, menghibur satu sama lain di saat stres, dan melindungi keturunan serta wilayah mereka bersama.