Categories
Bisnis

Sido Muncul Incar Kontribusi 15% dari Penjualan Internasional

bachkim24h.com, Jakarta – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Munkul TBK (SIDO) menargetkan kontribusi penjualan ke luar negeri hingga 15%.

Direktur Industri PT Jamu Dan Farmasi Sido Munkul TBK, Budianto menjelaskan target tersebut sesuai ekspektasi dengan kinerja positif SIDO di akhir tahun yang didukung pemulihan belanja konsumen dan berbagai inisiatif strategis.

“Target pangsa pasar ekspor diharapkan 15 persen, mungkin 3-5 tahun ke depan. Saat ini pangsa ekspornya 7 persen,” kata Budianto dalam Webinar Edukasi Investasi Indonesia, Minggu (26/5/). . 2024)).

Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan memperkenalkan produk baru, memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan brand dan product awareness, meningkatkan kualitas outlet melalui aplikasi MY SIDO MUNCUL, meningkatkan dan meningkatkan efisiensi pasar ekspor, serta fokus pada efisiensi biaya.

Secara umum, SIDO menargetkan pertumbuhan lebih dari 10% baik dari sisi penjualan maupun profitabilitas. Selain itu, perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama penunjukan subdistributor dengan PT Atri Distributionndo, saluran distribusi komersial modern milik Alfamart Group untuk meningkatkan penjualan dan margin keuntungan.  Kerja sama serupa akan dikembangkan untuk jalur perdagangan baru perusahaan lain.

“Target kami di dalam negeri, kami pastikan masyarakat Indonesia mengenal dan menyukai produk SIDO. Begitu mereka tahu, harusnya tersedia di tempat-tempat yang dekat dengan rumah. Keduanya terus masuk, jadi kami berusaha memastikan status SIDO itu mudah. ingat dan dapatkan,” kata Bodianto.

.

 

Pada kuartal I tahun ini, SIDO melaporkan penjualan bersih sebesar Rp 1,05 triliun, naik 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Seluruh segmen usaha mengalami pertumbuhan penjualan karena peningkatan volume di pasar domestik dan internasional. Penjualan ekspor meningkat sebesar 44 persen pada kuartal I tahun 2024, memberikan kontribusi sebesar 7 persen terhadap total penjualan.

Belanja konsumen mulai meningkat pada tahun 2024 dibandingkan tahun lalu. Selain itu, berbagai program pemasaran dan promosi, serta pemanfaatan media sosial untuk meningkatkan brand awareness berhasil mendongkrak kinerja SIDO pada kuartal I tahun ini.

Dari sisi profitabilitas, margin kotor meningkat menjadi 59% pada kuartal pertama tahun 2024, dari 53% pada kuartal pertama tahun 2023.

Peningkatan laba kotor ini secara tidak langsung disebabkan oleh kinerja biaya operasional dan penurunan biaya bahan baku, terutama untuk segmen makanan dan minuman pasca normalisasi rantai pasok. Beban operasional, beban iklan dan promosi, serta beban umum dan administrasi, naik sekitar 10 persen, namun masih di bawah pertumbuhan penjualan.

Hasilnya, margin laba usaha meningkat menjadi 47% dibandingkan 42% pada tahun 2023. Laba bersih setelah pajak mencapai Rp 390 miliar pada kuartal I 2024

Sebelumnya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Munkul Tbk (SIDO) akan membagikan dividen final sebesar Rp 540 miliar atau Rp 18 per saham.

Rencana tersebut mendapat persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Tahunan (RUPST) yang digelar pada 15 Mei 2024 di Sido Munkul.

Secara keseluruhan, perseroan membukukan laba Rp 918 miliar atau 30,6 per saham. Dividen tersebut sebesar 96,56% dari laba FY2023.

Data keuangan perseroan per 31 Desember 2023 melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas yang mendasarinya sebesar Rp950,65 miliar.

Sementara itu, tercatat saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp911,15 miliar dengan total ekuitas Rp3,39 triliun.

Berdasarkan informasi yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (16/5/2024), jadwal pembagian dividen final PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Munkul Tbk adalah sebagai berikut: Pasar Reguler dan Tanggal Dividen Pasar Negosiasi: 27 Mei 2024 Pasar Reguler dan Tanggal Ex-dividen Negosiasi di pasar: 28 Mei 2024 Tanggal ex-dividen di pasar tunai: 29 Mei Tanggal Pembagian Dividen Pasar Tunai 2024: 30 Mei 2024 Tanggal Pencatatan Pemegang Saham yang Berhak Mendapatkan Dividen Tunai (DPS): 29 Mei 2024 Tanggal Pembayaran Dividen: 6 Juni 2024  

Diberitakan sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerjanya untuk tahun anggaran 2023 yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, performa Sido Munkul menurun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), SIDO mencatatkan penjualan sebesar Rp 3,56 triliun pada tahun 2023. Penjualan ini turun 7,77% dibandingkan penjualan tahun lalu yang mencapai Rp3,86 triliun.

Seiring dengan penurunan penjualan, beban pokok penjualan juga turun dari Rp1,55 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp1,7 triliun pada tahun 2023. Alhasil, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,02 triliun pada 2023, turun 6,91 persen dari Rp. 17 triliun pada tahun 2022.

Selama tahun 2023, perseroan melaporkan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp570,39 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp204,6 miliar, beban lain-lain sebesar Rp78,62 miliar, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp25,78 miliar. Pada periode tersebut, perseroan juga membukukan pendapatan keuangan sebesar Rp29,35 miliar dengan beban keuangan sebesar Rp681 juta.

Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas yang mendasarinya sebesar Rp950,65 miliar pada tahun berjalan.

Laba tersebut turun 13,95% dari laba tahun berjalan 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,1 triliun. Dengan demikian, laba per saham akan turun menjadi 31,69 per saham pada tahun 2023 dibandingkan 36,82 per saham pada tahun 2022.

Aset perseroan dilaporkan sebesar Rp3,89 triliun pada akhir tahun 2023, turun dari Rp4,08 triliun pada akhir tahun 2022. Liabilitas pada akhir tahun 2023 juga mengalami penurunan dari Rp575,97 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp504,77 miliar. Ekuitas SIDO meningkat dari Rp3,89 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp3,51 triliun pada akhir tahun 2022.

 

Categories
Bisnis

IHSG Rontok 3,4% Terseret Bursa Global, Investor Asing Jual Saham Rp 508 Miliar

bachkim24h.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan Senin (5/8/2024) usai bursa global. Pelemahan IHSG disebabkan oleh tekanan dari seluruh sektor pasar saham.

IHSG turun 3,4 persen menjadi 7.059,65 mengutip data RTI. Indeks LQ45 turun 3,12 persen menjadi 890,70. Seluruh indeks saham acuan berada di bawah tekanan. Awal pekan ini, IHSG sempat mencatatkan tertinggi 7.308,12 dan terendah 6.998,81. Sebanyak 592 saham membebani IHSG, 62 saham menguat dan 134 saham ditahan.

Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.351.094 kali dan volume perdagangan sebanyak 24,9 miliar lembar saham. Volume transaksi hariannya sebesar Rp 14,3 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 16.180. Investor asing melepas saham senilai Rp 508,01 miliar.

Saham SIDO turun 5,44 persen ke Rp 695 per saham. Saham SIDO turun lima poin menjadi Rp 730 per saham. Harga saham SIDO berada pada level tertinggi Rp 730 dan terendah Rp 690 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 7.427 kali dengan volume 448.148 lembar saham. Biaya operasinya sebesar Rp31,4 miliar.

Saham MEDC turun 5,28 persen menjadi Rp 1.255 per saham. Harga saham MEDC turun 25 poin ke Rp 1.300 per saham. Harga saham MEDC adalah Rp 1.315 per saham dan terendah Rp 1.200. Total frekuensi perdagangan sebanyak 12.322 kali dengan volume 789.420 lembar saham. Biaya operasinya sebesar Rp99,8 miliar.

Harga saham TOTL turun 5,51 persen menjadi Rp600 per saham. Harga saham TOTL turun 35 poin ke Rp 600 per saham. Harga saham TOTL berada pada level tertinggi Rp 635 dan terendah Rp 580 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.814 kali dengan 136.561 lembar saham. Biaya operasinya sebesar Rp 8,2 miliar.

Seluruh sektor saham memerah. Sektor saham energi memimpin koreksi dengan melemah 4,94 persen. Sektor saham dasar turun 4,69 persen, dan sektor saham industri turun 3,73 persen.

Selain itu, sektor saham non-siklikal mengalami penurunan sebesar 1,77%, sektor saham siklis sebesar 2,47%, dan sektor kesehatan sebesar 0,72%. Sektor saham keuangan turun 2,69 persen, sektor saham properti turun 3,05 persen, dan sektor saham teknologi turun 2,92 persen. Setelah itu, sektor dana infrastruktur mengalami penurunan sebesar 3,15 persen, dan sektor dana transportasi mengalami penurunan sebesar 4,23 persen.

 

Herditya Wicaksana, Analis PT MNC Sekuritas, rilis upah Non-Farm (NFP), serta tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) meningkat sebesar 4,3 persen (terhadap 4,1) yang berdampak negatif bagi IHSG.

Selain itu, mayoritas bursa saham Asia juga melemah. Dalam pandangannya, sentimen global cukup kuat dan tekanan jual masih signifikan. Sementara itu, rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada QQ sangat baik, namun sedikit melambat secara year-on-year (YoY).

“Tingkat pengangguran di AS diperkirakan akan meningkat menjadi 4,3 persen setiap tahunnya, dan akan terjadi penjualan setelah adanya ancaman resesi. Saat dihubungi bachkim24h.com, ia mengatakan, “Kalau ini normal dan kalau ada . Kemungkinan terjadinya resesi, bisa dikatakan sangat wajar.

Ketika kinerja pasar saham berada di bawah tekanan, Harditia mengatakan investor mungkin menunggu dan membeli pada kelemahan pertama (BoW).

Irwan Susandi, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, mengatakan pihaknya berharap IHSG terus membaik sehingga tidak timbul kendala perdagangan. “Kami memantau perkembangan bursa global dan regional,” katanya, seraya menambahkan bahwa di antara saham-saham yang memperoleh keuntungan terbesar: saham Dart naik 23,81 persen menjadi 34,75 persen dan saham CAMP naik 16,94 persen. 67 persen saham HELI menguat. 14,75 persen

  Yang mengalami kerugian terbesar antara lain: Saham BTEK turun 20%, saham TAXI turun 16,67% saham LEAD turun 15,05% saham ASMI turun 14,29% saham OLIV turun 14,29%

  Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensinya antara lain: Saham BBRI 89.594 kali diperdagangkan Saham BBCA 47.814 kali saham BMRI 27.329 kali saham ADRO diperdagangkan 27.032 kali saham TLKM diperdagangkan 25.811 kali Saham teraktif berdasarkan harga. Rp 1,3 triliun Saham BMRI Rp 1,2 triliun Saham ASII Rp 430,8 miliar Saham ADRO Rp 430,7 miliar  

Saham-saham Asia Pasifik membebani indeks saham acuan pada Senin (5/8/2024), melanjutkan aksi jual sejak pekan lalu. Indeks Nikkei 225 dan Topix turun lebih dari 12 persen.

Indeks acuan tersebut turun lebih dari 20 persen dari puncaknya pada 11 Juli 2024, menurut CNBC.

Indeks Nikkei turun 12,4 persen menjadi 31.458,42. Indeks acuan tersebut mencatatkan hari terburuknya sejak Black Monday pada tahun 1987. Kerugian indeks sebesar 4.451,28 poin juga merupakan yang terbesar sepanjang masa.

Indeks Nikkei telah menghapus semua kenaikannya pada tahun 2024, sehingga diperkirakan akan mengalami kerugian pada tahun 2024. Indeks Topix turun 12,23 persen dan ditutup pada 2.227,15. Saham-saham seperti Mitsubishi, Mitsui & Co, Sumitomo dan Marubeni turun lebih dari 14 persen. Saham Mitsui kehilangan 20 persen kapitalisasi pasarnya.

Koreksi pada saham Jepang menyusul kerugian pada hari Jumat, 2 Agustus 2024, dengan indeks Nikkei 225 Jepang dan Topex masing-masing turun lebih dari 5 persen dan 6 persen. Indeks saham Topix mencatatkan kinerja terburuknya dalam delapan tahun, sedangkan Nikkei mencatatkan hari terburuknya sejak Maret 2020.

Awal pekan ini, yen menguat ke level tertinggi terhadap dolar AS sejak Januari, terakhir diperdagangkan di 142,09.

 

Indeks Kospi Korea Selatan turun 8,77 persen menjadi 2441,55. Indeks KOS Daq turun 11,3 persen menjadi 691,28. Karena upaya penjualan yang kuat, pasar saham menghentikan perdagangan pada pukul 14:14 di Seoul untuk indeks Kospi dan pada pukul 13:56 untuk indeks Kosdec. Jeda iklan berlangsung selama 20 menit. Jika suatu saham bergerak naik atau turun sebesar 8%, maka saham tersebut disuspensi.

Indeks Taiwan turun lebih dari 8 persen, dipimpin oleh saham-saham teknologi dan real estate. Sedangkan indeks ASX 200 turun 3,7 persen menjadi 7.649,6. Di Hong Kong, indeks Hang Seng turun 1,61 persen. Pada saat yang sama, indeks CSI 300 turun 0,48 persen dan saham Asia sedikit terkoreksi.

Di sisi lain, investor sedang menunggu data perdagangan penting dari Tiongkok dan Taiwan, serta keputusan bank sentral dari Australia dan India minggu ini. Sektor jasa Tiongkok meningkat tajam pada bulan Juli, dengan Indeks Manajer Pembelian negara tersebut meningkat menjadi 52,1 pada bulan Juli dari 51,2 pada bulan Juni. Menurut survei Caixin, pertumbuhan pesat ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan bisnis baru, “didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan perluasan layanan.”