Categories
Kesehatan

Orang Asia Rentan Kena Hipertensi, Ini Alasannya

bachkim24h.com, Jakarta – Orang Asia lebih rentan terkena hipertensi dibandingkan ras lain di dunia. Ketua Ikatan Dokter Hipertensi Indonesia, Dr. Eka Harmeyvati, Sp.S. mengatakan itu ada hubungannya dengan gen.

“Orang Asia punya gen yang sensitif terhadap garam. Dibandingkan orang Eropa (manusia), itu faktor risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi, berbeda dengan ras bule,” kata Eka di Jakarta, Jumat, dilansir ANTARA.

Faktor genetik orang Asia cenderung sensitif terhadap garam, kata Eka, karena disebabkan oleh budaya pola makan yang sudah lama ada dan tidak lepas dari makanan yang rasanya asin. Ia mencontohkan masyarakat Jepang, Korea, dan China lebih menyukai makanan fermentasi seperti stinky tofu, kimchi, dan natto.

Sedangkan makanan populer di Indonesia identik dengan rasa asin, seperti sambal, sambal, ikan asin, serta makanan ringan dan makanan beku yang banyak dijual di supermarket.

Garam menyebabkan resistensi cairan sehingga volume darah meningkat yang berarti tekanan darah tinggi, ujarnya.

Berdasarkan survei kesehatan dasar (Riskesdo) Kementerian Kesehatan yang diterbitkan pada tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen.

Data rumah sakit menunjukkan banyak pasien hipertensi yang mengalami komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, bahkan cuci darah. Kondisi ini didiagnosis pada usia yang jauh lebih muda. 

 

Eka mengatakan, sebelumnya faktor risiko hipertensi terutama ditemukan pada pasien berusia 55 tahun ke atas, namun kini trennya mengarah pada usia 30-40 tahun. Tren ini juga berlaku di lingkungan global.

“Ini adalah fenomena genetik, dan tidak ada yang dapat Anda lakukan mengenai genetika. “Orang Asia secara genetik lebih sensitif terhadap garam,” ujarnya.

Menyikapi situasi tersebut, Eka menyarankan agar masyarakat tidak mengonsumsi garam lebih dari lima gram per hari atau setara dengan satu sendok teh per orang per hari. Dibandingkan membeli makanan siap saji, lebih baik menyiapkan lauk pauk di rumah karena takaran bumbunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang, ujarnya.

 

Mengonsumsi daun seledri dan mentimun dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Sementara soal minuman, ia menyarankan agar penderita hipertensi memperbanyak konsumsi air putih.

Penderita hipertensi tidak disarankan untuk minum banyak kopi, terutama bagi penderita hipertensi berat. Kalaupun ingin minum kopi, pasien bisa memilih kopi hitam yang lebih sehat dan baik untuk tubuh, ujarnya.

Categories
Sains

Ini Laut Terasin di Dunia, Memiliki Daya Apung Besar

JAKARTA – Air lautnya asin. Namun Laut Mediterania memiliki lebih banyak garam dibandingkan laut lainnya, sehingga disebut sebagai laut paling asin di dunia. Dikenal sejak zaman Homer, perairan ini telah memainkan peran penting dalam sejarah peradaban Barat.

Bukti geologis menunjukkan bahwa sekitar 5,9 juta tahun yang lalu, Laut Mediterania terputus dari Atlantik dan mengering sebagian atau seluruhnya selama sekitar 600.000 tahun selama krisis salinitas Messinian, sebelum 5,3 juta tahun yang lalu air Zanclean dibanjiri. .

Karena airnya asin, daya apung Laut Mediterania lebih besar dibandingkan lautan lainnya. Anehnya, Laut Mediterania semakin hari semakin asin karena jumlah garam yang semakin meningkat.

Seorang reporter Yunani melaporkan pada Sabtu (13/4/2024) bahwa sebagian besar air laut mengandung sekitar 35 gram (7 sendok teh) garam per 1.000 gram (sekitar satu liter) air. Kedengarannya tidak banyak, tapi dibutuhkan sekitar dua wadah penuh garam untuk membuat kolam renang ukuran Olimpiade asin seperti lautan pada umumnya.

Laut Mediterania tidak hanya lebih asin dibandingkan kebanyakan lautan, namun tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengubah tren tersebut dalam waktu dekat. Salinitas laut bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, terutama di permukaan, dimana sebagian besar air laut berkisar antara 34 bagian per juta (ppt) dan 36 ppt.

Perbedaan salinitas antara 34 ppt dan 36 ppt tidak terlalu mencolok, namun cukup menimbulkan perbedaan kepadatan. Bahkan air laut yang kurang padat pun akan tenggelam di bawah air yang kurang padat.

Namun Laut Mediterania memiliki salinitas yang tinggi, 38 ppt atau lebih. Laut ini hampir tertutup dari Samudera Atlantik dan memiliki penguapan tiga kali lebih banyak dibandingkan air hujan atau air tawar yang mengalir dari sungai.

Selain itu, karena suhu tinggi di kawasan Mediterania, penguapan terjadi lebih cepat di Mediterania dibandingkan di perairan lain, sehingga meninggalkan lebih banyak garam saat molekul air tawar naik dari sana dan memasuki atmosfer.

Perairan Mediterania yang hangat, padat, dan asin digantikan oleh perairan Atlantik yang kurang asin yang mengalir melalui Selat Gibraltar. Menurut peneliti, air yang masuk ke Laut Mediterania dari Atlantik biasanya bertahan di laut selama 80 hingga 100 tahun sebelum kembali ke Samudera Atlantik.