Categories
Olahraga

Ramadhan Sananta Terus Asah Kemampuan Sambut Piala Asia U-23

bachkim24h.com, JAKARTA – Striker Persis Solo Ramadhan Sananta terus mengasah kemampuannya untuk menunjukkan penampilan terbaik bersama timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Perayaan sepak bola kelompok umur Asia ini akan dilangsungkan di Qatar. dimainkan mulai 15 April hingga 3 Mei mendatang.

Tergabung di Grup A, Garuda Muda akan menghadapi tim tangguh seperti Qatar, Australia, dan Yordania.

“Tentu saja saya bisa melakukan banyak kesalahan, dan saya harus mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi ke depannya,” kata penyerang berusia 21 tahun itu, seperti dikutip dari laman resmi PSSI, Kamis (4/4/2024).

“Mungkin saya harus bekerja keras karena apa yang diinginkan pelatih Shin (Tae-yong) dari saya dan pemain lainnya, mungkin saya harus memberikan yang terbaik di pertandingan berikutnya,” imbuhnya.

Sementara itu, top skor sementara Indonesia Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan empat gol itu menjelaskan menu latihannya bersama pemain lain di hari kedua pemusatan latihan (TC) di Dubai, Uni Emirat Arab.

Dijelaskannya, menu latihan tersebut bersifat taktis untuk persiapan laga uji coba tertutup pertama melawan Arab Saudi pada 5 April waktu setempat.

Di hari kedua, dua pemain yang pernah berkarir di Eerste Divisie Belanda, Ivar Jenner (FC Utrecht) dan Rafael Struick (Ado den Haag) juga ikut bergabung.

“Selama dua hari ini kami lebih fokus pada pemulihan dan intensitasnya sedikit lebih tinggi. Mungkin tanggal 5 April (April) kami akan memulai persiapan uji coba dan semuanya berjalan baik dan para pemain, para pelatih semangat dan semangat,” kata Sananta.

“Latihan kedua kami latihan terutama passing, setelah passing ada rondo, lalu taktikal. Sorenya kami juga melakukan tambahan core,” ujarnya.

Categories
Lifestyle

Transformasi Karier Ramadhan Sananta, dari Pinjam Sepatu Bekas Kakak hingga Jadi Bintang Timnas Indonesia

 Ramadhan Sananta, pesepakbola berbakat asal Kepulauan Riau, berhasil menembus timnas Indonesia meski berlatar belakang dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Murid (PPLP). Karir profesionalnya di dunia sepak bola penuh dengan berbagai tantangan dan keterbatasan, dimulai dari masa kecilnya yang penuh perjuangan.

bachkim24h.com, Jakarta Sejak kecil, Ramadhan Sananta menunjukkan kecintaan yang mendalam terhadap sepak bola, meski harus berlatih dengan sepatu dan bola bekas milik kakaknya. Kisah hidupnya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan semangat pantang menyerahnya:

Ramadhan Sananta mengawali perjalanan seumur hidup di Kepulauan Riau. Semasa kecil, ia sering terlihat sebagai anak yang malas dan suka membuat masalah bagi guru sekolah dasar. Namun stigma tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mencintai sepak bola. Keinginannya untuk bermain di lapangan hijau semakin kuat seiring bertambahnya usia, terutama saat ia memasuki bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Di tahun ketiga SMA, Ramazan mengambil keputusan berani dengan mengikuti program Pusat Pendidikan dan Pelatihan Siswa (PPLP) yang berlangsung selama empat tahun. Meski orang tuanya meragukan pilihannya, tekadnya untuk mengejar mimpinya menjadi pesepakbola profesional mendorongnya untuk terus maju. Keberanian ini menjadi titik balik dalam hidupnya, dan menunjukkan bahwa dedikasi dan komitmen mampu mengubah pendapat orang lain.

Keputusan merantau untuk mengikuti program PPLP bukanlah keputusan yang mudah. Ramadhan menunjukkan komitmen besar dalam menghadapi tantangan baru dalam hidupnya. Selama perjalanannya, ia belajar banyak tentang kedisiplinan, kerja keras, dan cara mengatasi rintangan untuk mencapai impiannya.

 

Pada tahun terakhirnya di PPLP, Ramadan bertemu dengan Listiadi, seorang pendidik yang kebetulan berada di Kepulauan Riau. Pertemuan ini merupakan momen penting dalam karirnya. Listiadi yang sadar akan bakat besar Sananta, menanyakan rencana karirnya pasca PPLP. Namun jawaban Sananta justru menunjukkan ketidakpercayaan dan keraguannya, mengingat betapa sulitnya pemain Kepri menembus Liga 1 atau Liga 2.

Melihat potensi besar Ramadhan, Listiadi akhirnya mengajak Sananta ke Medan dan bertemu dengan pemilik klub Harjuna Putra yang bermain di Liga 3. Meski perjalanan kali ini dilakukan tanpa mengeluarkan biaya, Sananta tetap teguh pada tekadnya bahkan meminjam uang sebesar Rp. Ia memberikan uang 2,5 juta kepada pamannya untuk berangkat ke Medan.

 

Bermain di Liga 3 bersama Harjuna Putra, Ramazan menunjukkan kepiawaiannya dengan mencetak 9 gol. Kesuksesan tersebut menarik perhatian klub Ligue 1 Persikabo yang kemudian mengontraknya dengan kontrak awal berdurasi tiga bulan. Namun Ramazan tidak luput dari kritik, terutama dari teman-temannya yang menganggap kesuksesannya karena kedekatannya dengan Listiadi.

 

Keputusan Ramadhan Sananta meniti karir sepak bola di Medan merupakan sebuah langkah berat. Ia bertekad tidak akan membebani orang tuanya dalam mengejar mimpinya tersebut. Selama perjalanan ini, Sananta didukung oleh pamannya yang mendapatkan pinjaman untuk membantunya memulai langkah penting dalam karirnya.

Menariknya, Sananta menggunakan sepatu dan bola milik kakaknya sebagai perlengkapan bermain. Kegiatan ini menunjukkan semangat juangnya untuk mencapai impian meski dalam kondisi terbatas. Ketekunan dan tekad Sananta menjadi inspirasi bagi banyak anak muda, memberikan semangat kepada mereka untuk tidak takut keluar dan menghadapi berbagai tantangan di luar sana. 

PPLP merupakan singkatan dari Pusdiklat Pelajar yang merupakan program pengembangan bakat pemuda di berbagai cabang olahraga, termasuk sepak bola.

  

Perjalanan panjang dan mantap Ramadhan Sananta berhasil menembus timnas Indonesia, mulai dari PPLP, menjalani debut di klub Ligue 3 hingga akhirnya direkrut Persikabo di Ligue 1.

  

Listiadi, seorang pelatih berpengalaman, adalah seseorang yang melihat potensi besar di bulan Ramadhan dan membantunya memulai perjalanannya di Ligue 1.

Categories
Olahraga

Pemain Timnas Indonesia Ramadhan Sananta Jagokan Jerman Juara Euro 2024

bachkim24h.com, Jakarta. Striker Timnas Indonesia Ramadhan Sananta menatap Euro 2024 atau Piala Eropa 2024. Pemain Persis Solo mendukung tuan rumah Jerman untuk menjadi juara edisi ke-17.

Sananta memilih Jerman karena melihat kekuatan Der Panzer cukup seimbang. Jerman juga memiliki keunggulan sebagai tuan rumah di Euro 2024. Faktor lainnya adalah Jerman akan sangat ingin memberikan hadiah perpisahan yang bagus kepada gelandang Toni Kroos.

Seperti diketahui, Kroos dipastikan akan gantung sepatu usai Piala Eropa 2024. Pemain Real Madrid itu akan mengakhiri kariernya di usia 34 tahun.

Di masa lalu, Kroos berhasil memberikan kado perpisahan yang indah di level klub. Dia membantu Real Madrid memenangkan Liga Champions. Di laga terakhirnya, Kroos membawa Los Blancos menang 2-0 atas Borussia Dortmund.

“Kali ini saya memilih Jerman untuk Euro 2024. Kebetulan Toni Kroos setahun terakhir bermain di Euro. Saya berharap mereka bisa memberikan yang terbaik di Euro 2024. Sebenarnya idola saya adalah Portugal, tapi saya harus benar-benar memilih siapa. yang terbaik tahun ini,” kata Ramadan Sananta kepada wartawan di Jakarta, Jumat (14/06/2024).

Meski Jerman punya keinginan juara, Sananta menilai persaingan Euro 2024 sangat ketat karena relatif seimbangnya pemain di antara tim-tim peserta.

Kejuaraan Eropa kali ini akan sulit karena pemainnya bagus. Jadi akan sulit bagi kami untuk menentukan siapa yang akan menang, tambah mantan pemain PSM Makassar itu.

Sananta juga menilai gelandang Inggris Jude Bellingham berpotensi menjadi top skorer Euro 2024, meski ia bukan seorang striker murni. Bellingham telah membuktikan kemampuannya bersama Real Madrid musim ini. “Mungkin saya akan memilih Jude Bellingham sebagai pencetak gol terbanyak.”

Sedangkan untuk empat besar Euro 2024, Sananta melihat Italia dan Belanda tidak lolos. “Apa yang terjadi pada tim yang melaju ke semifinal? Saya memperkirakan Jerman, Prancis, Portugal, dan Spanyol,” kata Sananta.

Tebakan Sananta terkonfirmasi di game pertama. Jerman mengawali Euro 2024 dengan baik. Di laga pembuka, Der Panzer menghancurkan 10 pemain Skotlandia 5-1.

Gol kemenangan Jerman dicetak Florian Wirtz, Jamal Musiala, Kai Havertz, Niklas Fulkrug, dan pemain pengganti Emre Can. Satu-satunya gol Skotlandia adalah gol bunuh diri bek Antonio Rudiger.