bachkim24h.com, JAKARTA – Seorang peneliti Universitas Oxford baru-baru ini dianugerahi kompensasi lebih dari 150.000 dolar AS (Rp 2,3 miliar dengan kurs Rp 15.250 per dolar AS) oleh Pengadilan Negeri London Pusat. Kompensasi ini didapat setelah adanya cerita aneh yang melibatkan seorang mekanik dan melibatkan salah satu Porsche 911 berpendingin udara terakhir yang rusak.
Menurut Daily Mail, Penelope Horlick, yang berspesialisasi dalam studi Neanderthal dan periode Paleolitik Tengah, telah bekerja di universitas terkenal tersebut sejak tahun 2003. Pada tahun 2008, ia membeli Porsche 911 Targa tahun 1997, yang dilengkapi dengan M64 flat-six. . 3 mesin, 6 liter dan transmisi otomatis Tiptronic.
Olahragawan berpendingin udara itu sesekali digunakan sebagai transportasi ke Oxford hingga Agustus 2010, ketika Horlick dilaporkan terlibat dalam kecelakaan saat menghindari lubang di jalan basah. Akibatnya oli mobil bocor dan tidak bisa dihidupkan.
Pasca kecelakaan itu, Horlick dikabarkan meminta JHally dari JJ Engineering untuk membantu memperbaiki mobil sport Jerman tersebut. Jhally setuju untuk melakukan perbaikan dan kemudian menagih Horlick sekitar $12.000.
Sayangnya, sedikit atau tidak ada kemajuan yang dicapai dalam pengembangan mobil selama dekade berikutnya, dan upaya Horlick untuk mendapatkan pembaruan pada pekerjaan tersebut mendapat penolakan yang ekstrim. Hal ini membuat peneliti enggan untuk melangkah lebih jauh. Horlick bahkan membeli Audi untuk menggantikan 993 pada tahun 2014, lapor Daily Mail.
Setelah menerima konfirmasi lisan lainnya tentang pekerjaan yang sedang berlangsung pada tahun 2016, Horlick dilaporkan mulai mencari mekanik lain untuk memperbaiki mobil tersebut; Meski sudah berusaha, JJ Engineering menolak melepas mobil tersebut. Setelah Horlick mengajukan gugatan pada tahun 2022, Jhally diduga membuang cangkang 993 yang telah dilucuti di luar rumah Horlick; Mesin dan transmisi yang berharga dilaporkan telah dilepas, begitu pula komponen utama lainnya. Horlick mengatakan hal itu menciptakan tekanan yang tidak semestinya.
Horlick menggugat Jhally atas ganti rugi atas pelanggaran kontrak dan konversi. Pengadilan memihak akademisi tersebut dan memberinya ganti rugi sekitar $152.000.
“Dia tidak menjalankan pekerjaannya dengan kehati-hatian dan keterampilan yang wajar, dia bahkan tidak menyelesaikan semuanya, meski tidak ada kritik yang berarti terhadap cara dia melakukan diagnosisnya,” kata hakim.
Kedua belah pihak belum kembali ke pengadilan untuk membahas masalah-masalah seperti pembayaran bunga, biaya hukum dan apakah pengajuan banding pantas untuk Jhally, lapor Daily Mail. Semoga kemenangan ini akan membantu Horlick membangun kembali 993 miliknya.