Categories
Kesehatan

Sub PIN Polio Putaran 2 Digelar, Sudah Capai 47 Persen dari Target 3,8 Juta Anak

bachkim24h.com, Jakarta Sebulan setelah putaran pertama, Subpekan Imunisasi Polio Nasional (Sub PIN) putaran kedua dilaksanakan di tiga daerah yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sleman Yogyakarta. Putaran kedua akan berlangsung pada 19 hingga 25 Februari 2024.

Berdasarkan data aktual yang diperoleh dari program Sub PIN Polio putaran kedua, cakupan nasional Sub PIN Polio di tiga wilayah tersebut mencapai 44,7 persen dengan sasaran 3.832.692 anak, berdasarkan keterangan tertulis Kementerian Kesehatan RI yang diperoleh. bachkim24h.com Kamis 22 Februari 2024

Imunisasi tambahan terhadap polio menyasar anak usia 0 hingga 7 tahun. Imunisasi Polio Sub Penasun dilaksanakan di puskesmas, puskesmas, desa, sekolah dan tempat imunisasi lainnya dengan binaan puskesmas.

Mengapa perlu memiliki Sub PIN Polio?

Kehadiran Sub PIN Polio merupakan respon terhadap kejadian luar biasa polio (KLB) setelah kasus terdeteksi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejak kasus Jawa Tengah terjadi di Klaten yang berbatasan dengan Sleman, anak-anak usia 0 hingga 7 tahun di wilayah tersebut mengikuti penerapan polio sub-PIN ini.

“Di Sleman tidak ada kasus, tapi dari seberang perbatasan dengan Klaten, Jawa Tengah, sehingga disarankan juga untuk melakukan imunisasi tambahan di Sleman,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuvu Maxi. pada konferensi pers virtual pada Kamis (25 Januari 2024).

Maxey mengatakan setidaknya 95 persen anak-anak di wilayah tersebut telah menerima vaksin polio tambahan.

“Target cakupannya minimal 95 persen untuk setiap putaran dan merata di semua tingkatan, mulai dari desa, mukim, hingga kabupaten,” kata Maxey.

Dengan cakupan yang tinggi (minimal 95 persen), hal ini dapat memutus rantai penularan polio di daerah tersebut.

Ketua tim penggerak PKK (TP) Surabaya, Jawa Timur, Rini Indriyani berharap Sub PIN Polio putaran kedua bisa mencapai target lebih dari 100.000 orang per hari. Sub PIN polio putaran pertama sebelumnya telah melampaui target 100.000 per hari, katanya.

“Saya berharap seluruh anak di Surabaya dapat mengambil bagian dalam perjuangan melawan polio. Karena dari akibatnya kita lihat kalau dia kena Polio, dia bisa lumpuh seumur hidupnya, jadi kalau (imunisasi) sudah lewat, yang kedua juga harus ikut. “Kalau yang pertama bisa tercapai, yang kedua belum bisa tercapai sehingga kurang maksimal,” kata Rini dalam keterangan resmi.

Para orang tua juga diminta untuk tidak khawatir atau ragu mengenai imunisasi polio. Ia meyakinkan, vaksin yang digunakan aman untuk anak-anak dan bermanfaat dalam mencegah kelumpuhan anak akibat polio.

Istri Wali Kota Surabaya Eri Kahyadi menjelaskan dampak polio berbahaya bagi anak-anak. Jika vaksin tidak diberikan, anak tersebut dapat terinfeksi dan kemudian mengalami kelumpuhan total.

“Gejalanya muncul cukup cepat ya, langsung lumpuh. Kadang-kadang orang tua itu tidak menyadarinya, ia mengira itu adalah penyakit biasa, padahal akibatnya ia menjadi lumpuh. “Kalau lumpuh tidak bisa sembuh, itu yang kita hindari, kita cegah,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan program Sub PIN Polio putaran kedua menjangkau 329.616 anak.

Pada hari pertama Sub PIN Polio putaran kedua ini, Pemkot Surabaya akan menyasar posko sekolah dan balai RW di setiap kelurahan.

“Sasaran populasi sekolah tersebut adalah 123.928 anak. Kami juga mengerahkan petugas puskesmas setempat, guru UKS, guru sekolah, dan siswa untuk bekerja di sekolah tersebut,” jelas Nanik.

Untuk anak balita dan belum sekolah, sebanyak 205.688 orang melewati Posyandu di Dewan Barat.

“Kami juga mengerahkan aparat dari Puskesmas setempat, aparat kelurahan dan kecamatan, TP PKK, Markas Besar (KSH) Surabaya, dan mahasiswa. Jadi, tim itu berjumlah 2-3 orang yang terdiri dari vaksinator dan administrator yang menempati 3-4 posisi, kata Nanik.

Categories
Kesehatan

Cakupan Imunisasi Polio Tambahan di Jateng, Jatim, dan DIY Capai 44,7 Persen

bachkim24h.com, Jakarta – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah memulai Pekan Imunisasi Polio Nasional (PIN) putaran kedua pada 19-25 Februari 2024. Ini merupakan kelanjutan dari putaran pertama. yang dilaksanakan pada tanggal 15 hingga 21 Januari 2024.

Data di lapangan, cakupan Sub PIN Polio di Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mencapai 44,7 persen dari total sasaran 3.832.692 anak dalam dua hari putaran kedua.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan, imunisasi tambahan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) polio pasca adanya kasus di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sub PIN ini sudah diterapkan di tiga wilayah tersebut seperti Kabupaten Sleman DIY.

Cakupan imunisasi tiap daerah sebesar 39,9 persen di Jawa Tengah, 48,8 persen di Jawa Timur, dan 37,6 persen di Kabupaten Sleman, DIY. Maxi menyatakan, meski di Sleman tidak ada kasus, namun karena berbatasan dengan Klaten, Jawa Tengah, maka imunisasi tambahan juga dilakukan.

Ia juga menjelaskan Sub PIN polio putaran pertama dan kedua telah dilakukan sebulan sebelumnya dengan target cakupan minimal 95 persen. Setiap putaran Sub PIN berlangsung selama satu minggu dan penambahan sampah selama satu minggu berikutnya, dengan jarak antar putaran minimal satu bulan, sebagaimana disampaikan Sehat Negeriku pada Sabtu, 24 Februari 2024.

Sasaran imunisasi tambahan adalah anak usia 0 sampai 7 tahun dengan target cakupan 95 persen, dilakukan di banyak tempat seperti puskesmas, posyandu, sekolah dan tempat imunisasi lainnya.

Pemerintah juga terus melacak kasus kelumpuhan akut dan polio lingkungan. Masyarakat khususnya orang tua diimbau untuk memastikan anaknya mendapatkan imunisasi polio sesuai jadwal yang ditentukan dan menerapkan perilaku hidup bersih, termasuk kasus kelumpuhan kepada petugas kesehatan jika terjadi pada anak di bawah 15 tahun.

“Jangan disentuh, harus sesuai jamban. Lalu cuci tangan pakai sabun. Segera informasikan juga ke petugas kesehatan jika menemukan kasus kelumpuhan pada anak di bawah 15 tahun,” kata Maxi.