Categories
Teknologi

Kitabisa Gandeng Komunitas Bersepeda dari Jakarta ke Lombok untuk Tanam 1.200 Pohon

bachkim24h.com, Jakarta – Setelah menempuh perjalanan selama 41 hari dan menempuh jarak 1.700 kilometer, ekspedisi Berembara Biru akhirnya mencapai garis finis di Lombok.

Tim beranggotakan empat pengendara sepeda yang dipimpin oleh Iman Sulaeman yang sebagian tunarungu berhasil menjalankan misi ambisiusnya.

Ekspedisi yang dilancarkan Askara Nusantara dari Kibisa ini lebih dari sekedar perjalanan panjang.

Mereka mengemban misi luhur gerakan “umur emisi minimum” dan perlindungan alam Indonesia.

Berawal dari Jakarta, ekspedisi Mengembara Biru menanam lebih dari 1.200 pohon bakau di beberapa kota besar, antara lain Cirebon, Semarang, Gresik, dan Banyuwangi.

Sebagai ucapan terima kasih kepada para penggiat lingkungan hidup, Kitabisa juga menawarkan asuransi jiwa SalingJaga kepada mereka.

“Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap upaya pelestarian alam,” kata Presiden Yayasan Kitabisa Edo Irfandi dalam keterangannya, Rabu (9 April 2024).

Perjalanan panjang ini berpuncak di Lombok Utara. Tim ekspedisi Mingbera Biru bekerja sama dengan masyarakat setempat menanam 200 pohon bakau di Dusun Kakong, Desa Selelos.

Selain itu mereka juga mengadakan acara “Final Ekspedisi Bersepeda Berembara Biru” di SDN 02 Gondang.

Acara ini menampilkan sejumlah kegiatan positif, mulai dari kelas iklim untuk siswa sekolah dasar dan pemeriksaan kesehatan gratis hingga peluncuran Askaranusantara.org, platform perencanaan keberlanjutan Kitabisa.

Menariknya, ruang kelas di SDN 02 Gondang terbuat dari Ecobrick, sebuah inovasi ramah lingkungan yang memanfaatkan sampah plastik.

Sekolah yang dibangun dengan bahan ecobrick ini merupakan hasil sumbangan masyarakat yang peduli terhadap korban gempa Lombok tahun 2018 lalu.

Ruang kelas yang tahan gempa dan ramah lingkungan ini menjadi bukti nyata bahwa donasi dapat memberikan dampak positif yang sangat besar bagi masyarakat.

Ekspedisi Menembara Biru sendiri merupakan hasil kolaborasi komunitas Menembara Biru, Perpustakaan Alam Malabar dan Askara Nusantara di Kitabisa.

Melalui acara ini, mereka berharap dapat mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan bekerja sama menjaga pembangunan berkelanjutan di bumi.

Categories
Lifestyle

Tanggapan Menparekraf Soal Pengerukan Tebing untuk Bangun Vila dan Penebangan Pohon Berusia 100 Tahun untuk Beach Club di Bali

bachkim24h.com, Jakarta – Baru-baru ini beredar video di media sosial yang memperlihatkan penggalian gunung untuk membangun hotel di Desa Pekatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Saat ini, pemrosesan dihentikan sementara.

“Pembangunan ini dihentikan sementara sampai kita tidak merusak alam,” kata Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) pada pengarahan mingguan bersama Sandi Uno yang digelar di Hybrid. Senin, 20 Mei 2024.

Ini adalah penghentian sementara proses pembangunan untuk memastikan izin proyek dilaksanakan sesuai proses pembangunan saat ini. Sandiaga Uno mengatakan: “Kami sangat tegas dengan permasalahan ini, jangan membangun fasilitas wisata yang dapat merusak alam. Saya juga sudah putuskan tempat ini bukan di Uluwatu, khususnya Desa Pekatu di Badung.” .

Kabar pembangunan resort atau hotel di atas bukit kapur di Desa Pekatu, negara bagian Bali, belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial. Berita ini muncul setelah muncul video yang menunjukkan bukit kapur yang sebagian hancur akibat pembangunan resor. 

Unggahan serupa juga dibagikan politisi Bali Niluh Djelantik melalui akun Instagram pribadinya, @niluhdjelantik. Disana Anda akan melihat perbukitan kapur yang dulunya kokoh namun perlahan mulai runtuh. Alat berat juga terlihat di atas bukit.

Sebelumnya, pohon yang berumur lebih dari 100 tahun menjadi korban pembangunan pariwisata. Pohon-pohon sudah ditebang, beach club sedang dibangun di lahan bekas. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat menyayangkan penebangan pohon tersebut untuk tujuan komersial.

 

“Wah miris sekali kalau pohon-pohon ditebang ratusan tahun, apalagi untuk kepentingan komersil. Makanya kita selalu ingatkan untuk fokus pada unsur CHSE dalam pembangunan dan pengelolaan lokasi wisata,” kata pria yang akrab disapa Sandy ini. .

Sandy meyakinkan pihaknya akan mengkaji tuntas perizinan proyek Beach Club, terutama aspek keberlanjutannya. Dalam video yang diunggah akun Instagram @therahayuproject, terlihat proses penebangan pohon raksasa berusia 100 tahun.

– Berapa banyak lagi pohon yang akan ditebang untuk mendapatkan keuntungan? Masukkan deskripsi pada unggahan tersebut. 

Video ini telah menimbulkan reaksi keras di kalangan masyarakat dan mereka mengutuk tindakan tersebut. Mereka menyatakan keprihatinannya atas perusakan alam untuk tujuan komersial. Banyak yang berharap pemerintah daerah mempertimbangkan pembangunan fasilitas wisata di tempat yang belum diketahui lokasi pastinya. 

Selain Bali, wisatawan yang datang ke Banyuwangi Jawa Timur, khususnya kawasan pantai Pulau Merah, juga prihatin dengan aktivitas penambangan di sekitar tempat wisata tersebut.

Sebelumnya, aktivitas ledakan di lokasi penambangan emas di kawasan wisata Pulau Merah dilaporkan menimbulkan gempa pada Rabu, 15 Mei 2024. Insiden tersebut menebar kepanikan di kalangan wisatawan yang datang ke kawasan tersebut.

Ledakan tersebut juga dilaporkan mengganggu kehidupan laut serta aktivitas wisata dan pariwisata di Pulau Mera. Sementara bagi masyarakat dan pelaku usaha destinasi wisata Pulau Merah sudah terbiasa dan tidak kaget lagi dengan suara ledakan.

“Tentu saja hal-hal seperti itu tidak boleh terjadi di kawasan wisata, karena bisa mengganggu kenyamanan perjalanan. Ya, dalam berbagai hal faktor CHSE harus selalu diperhatikan. Tempat wisata harus aman dan nyaman, dan unsur-unsurnya juga harus diperhatikan. Ketahanan pariwisata,” kata Sandy.

Aktivitas pertambangan yang menjadi perhatian masyarakat tidak hanya terjadi di Bali dan Banyuwangi. Sebelumnya, menurut saluran regional bachkim24h.com, Provinsi Kepulauan Riau memiliki sekitar 2.408 pulau kecil yang sering dimanfaatkan untuk meningkatkan lingkungan investasi dan pendapatan daerah.

“Kalau tata ruangnya cocok untuk pengembangan kawasan pariwisata dan industri, sebaiknya kita dukung karena ini investasi,” kata Gubernur Kepri Ansar Ahmed Batame kepada bachkim24h.com, Selasa, 4 Juli 2023.

Menurut Ansar, lebih baik memanfaatkan pengembangan pulau-pulau kecil di Kepri dibandingkan tidak memanfaatkannya. Sementara itu, kampanye lapangan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji menyoroti beberapa isu strategis maritim di Kepulauan Riau seperti pengelolaan pulau-pulau pesisir secara berkelanjutan.

Penolakan terhadap eksploitasi besar-besaran terhadap pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau tidak hanya datang dari para aktivis dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), tetapi juga dari kalangan mahasiswa. Mereka memahami bahwa pulau-pulau kecil mempengaruhi penghidupan banyak masyarakat di Kepulauan Riau. Jika hal ini tidak dikelola dengan baik, masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya bergantung pada perikanan akan terkena dampaknya.

Presiden BEM Universitas Maritim Raja Ali Haji Alfi Riwan Sayafutra mengatakan, timnya mulai menyoroti kebijakan pemerintah yang belum mengajukan rencana induk khusus pengelolaan pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau.