QUITO – Teori konspirasi tentang “ras raksasa yang telah lama hilang” telah memicu abad ke-21. Meski masih beredar pada abad ke-20, klaim ditemukannya kerangka manusia raksasa di Ekuador patut dikaji ulang.
IFL Science melaporkan, Minggu (24/3/2024), antropolog Nicolas Landol menemukan dalam penelitiannya bahwa perkiraan tinggi individu “raksasa Julcuy” yang digali pada tahun 2019 terlalu dilebih-lebihkan.
Sisa-sisa kerangka ditemukan oleh ahli geologi Teofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat kota Julcuy di Manabi, Ekuador. Menurut perkiraan, individu tersebut hidup antara 1200 dan 1600 tahun.
Hanya ditemukan sedikit pecahan tulang, antara lain tulang hasta kiri, tulang jari-jari kiri, kedua humerus, kedua tulang paha, dan pecahan tungkai bawah.
Serial dokumenter Savage Codex menayangkan episode berjudul “The Lost Race of Giants” yang menampilkan wawancara dengan Delgado dan Toulkeridis.
Individu tersebut diperkirakan telah mencapai ketinggian 2,1 meter (7 kaki) saat masih hidup, suatu angka yang tidak biasa selama 5.000 tahun terakhir.
Film dokumenter ini juga mewawancarai penduduk asli Sarasaja tentang tradisi lisan mereka tentang kanibal raksasa.
Landol mempertanyakan metode pengukuran tulang yang digunakan, yang hanya menggunakan pita pengukur.
Teknik ini dapat menimbulkan kesalahan akibat proses taphonomic (penguraian) yang terjadi pada jenazah.
Film dokumenter tersebut menunjukkan grafik panjang tulang paha hampir 61 sentimeter (24 inci), jauh lebih panjang dari rata-rata tulang paha pria.
Namun pengukuran ini belum pernah dilakukan dan tampaknya hanya merupakan asumsi berdasarkan perkiraan tinggi badan individu.