Categories
Bisnis

Incar Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi, Ini Prioritas Pertamina NRE

bachkim24h.com, Jakarta Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) memimpin transisi energi dan dekarbonisasi di lingkungan grup Pertamina dengan fokus pada pengembangan industri rendah energi.

Hal tersebut disampaikan CEO Pertamina NRE John Anis dalam diskusi panel bertajuk “Indonesia’s Energy Transition Roadmap” di Paviliun Indonesia yang digelar pada 10th World Water Forum, Senin (20/5/2024).

Usai G20, Indonesia kembali menjadi tuan rumah event internasional kali ini World Water Forum ke-10.

Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah merupakan bukti komitmen kuat Indonesia terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan.

Tidak hanya soal air, isu berkelanjutan lainnya menjadi salah satu topik yang dibahas dalam acara ini, salah satunya adalah transisi energi.

Dalam diskusi panel, John menjelaskan bagaimana kontribusi Pertamina terhadap peta jalan transisi energi Indonesia.

“Pembentukan Pertamina NRE merupakan bagian dari komitmen Pertamina untuk mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan Net Zero Emission,” kata John.

Pertamina merupakan perusahaan energi milik negara terbesar di Indonesia yang memiliki tanggung jawab menjaga ketahanan energi sekaligus mendukung tujuan netralitas karbon pada tahun 2060 dan terus mengembangkan bisnisnya.

Hal ini dilakukan dengan menerapkan strategi pertumbuhan dua arah, yaitu dengan memperkuat bisnis yang sudah ada dan membangun bisnis rendah karbon.

Dalam pemaparannya, John mengatakan, Pertamina NRE menjadi garda terdepan dalam rencana membangun ekonomi rendah karbon.

Beberapa kelompok usaha yang menjadi kelompok utama Pertamina NRE seperti gas to power, panas bumi, energi terbarukan, hidrogen bersih dan teknologi baru seperti tenaga surya, angin, dan biomassa.

Selain itu ada industri baterai, industri karbon, dan bioetanol. Pada tahun 2029, Pertamina NRE akan memulai instalasi panas bumi dan energi terbarukan yang mencapai kurang lebih 6 gigawatt (GW), kapasitas produksi bioetanol hingga 630 ribu kilo liter (KL), kapasitas produksi clean hydrogen hingga 77 ribu ton per tahun. tahun. ktpa), dan sekitar 19 juta ton kredit karbon CO2 diperdagangkan.

Beberapa inisiatif Pertamina yang dapat mendorong dekarbonisasi besar-besaran pada sektor hulu migas dan sektor usaha lainnya antara lain energi, penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) dan dampak lingkungan (NBS) serta kredit karbon.

Sedangkan untuk kredit karbon, telah dijual oleh Pertamina NRE di carbon exchange dan total transaksinya hingga saat ini mencapai 561 ribu ton CO2. Pembeli kredit karbon berasal dari industri pertambangan, perbankan, dan penerbangan.

Untuk panas bumi, Pertamina NRE melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) akan meningkatkan kapasitas terpasang wilayah panas bumi miliknya menjadi 1,4 GW pada tahun 2029.

Saat ini PGE telah memasang pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 672 MW dan hal ini akan meningkat secara signifikan baik secara fisik maupun tidak langsung.

Kedepannya, Pertamina NRE akan menjadi pemasok bioetanol untuk biofuel produksi Pertamina yakni Pertamax Green. Seiring pertumbuhan perekonomian negara, permintaan Pertamax Green diperkirakan akan meningkat menjadi 51 juta KL pada tahun 2034.

Pertamina terus menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), tidak hanya dari sisi operasional bisnis, namun juga praktik bisnis berkelanjutan melalui penerapan norma sosial, sosial, dan tata kelola (ESG).