Categories
Bisnis

BI: Kepemimpinan Perempuan Penting untuk Inklusivitas Sektor Ekonomi

bachkim24h.com, JAKARTA – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destri Damayanti menilai pemimpin perempuan berperan penting dalam menciptakan inklusi di sektor perekonomian.

“Kesenjangan gender terjadi di pemerintahan, dunia usaha, dan perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dapat dikurangi dengan adanya pemimpin perempuan karena mereka dapat menjadi teladan bagi perempuan lain untuk menutup kesenjangan tersebut dan mendorong inisiatif keberagaman dan inklusi,” katanya dalam sebuah seminar di Jakarta bertajuk “Peran Kepemimpinan Perempuan di Era Digital”. kata Destri, Selasa (23/4/2024).

Ia juga menyampaikan bahwa perempuan memegang peranan penting di era digital saat ini. Ia percaya bahwa perempuan memiliki perspektif yang beragam dan dapat menyeimbangkan keterampilan teknis dan kemanusiaan mereka. Dengan empati yang besar, pemimpin perempuan dapat menginspirasi dan membimbing teknologi dan inovasi agar lebih inovatif dan inklusif.

“Pengalaman dan kemampuan perempuan dalam melakukan banyak tugas dapat berkontribusi secara signifikan terhadap proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, yang bisa lebih komprehensif,” ujarnya.

Berikutnya, dunia digital menciptakan alur kerja baru yang mendorong kerja jarak jauh dan virtual. Inilah sebabnya mengapa kepemilikan dan komitmen sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

“Di sinilah peran perempuan sangat penting karena sesuai dengan kodratnya sebagai ibu dari anak-anaknya,” ujarnya.

Terakhir, ia yakin bahwa perempuan mampu melakukan advokasi terhadap kebijakan dan praktik yang menghapuskan diskriminasi guna menciptakan lingkungan yang lebih adil bagi semua orang. Destry mengatakan keterampilan ini penting di era digital karena segala sesuatu terjadi begitu cepat dan dengan berbagai tingkat kerumitan.

Hal ini memberikan kesempatan yang luas bagi perempuan untuk menggunakan kelebihannya.

“Manfaat bagi perempuan sangat penting untuk mendorong inovasi, keberagaman, dan inklusi serta membantu generasi masa depan untuk terus berkembang,” Destry menyimpulkan.

Categories
Kesehatan

Pesan Wakil Ketua MPR RI di Hari Perempuan Internasional agar Kaum Hawa Berdaya

bachkim24h.com, Jakarta – Menyeimbangkan karier dan keluarga bukanlah tugas mudah bagi perempuan pekerja. Perempuan masih menghadapi banyak tantangan dan hambatan seperti stereotip gender. diskriminasi dan kurangnya dukungan

Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Wakil Ketua MPR RI Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M menyampaikan bahwa perempuan mempunyai kekuasaan yang istimewa. Jika Anda mendapatkan platform dan saluran, itu menjadi bagian penting dalam mencapai tujuan.

“Ibu-ibu mengurus rumah. Mereka tetap perlu bekerja, mendapatkan uang tambahan, memiliki kekuatan khusus yang dimiliki perempuan. Dan kalau mereka diberi ruang dan saluran, mereka akan menjadi istimewa dan berguna dalam mencapai tujuan kita,” kata Lestari dalam audiensi publik Hari Perempuan Internasional 2024 di Jakarta. Kamis, 7 Maret 2024

Wanita modern telah menunjukkan kemampuannya untuk sukses di berbagai bidang. penting untuk terus memberdayakan perempuan tanpa mengorbankan tanggung jawab keluarga. dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perempuan untuk mencapai keseimbangan antara karier dan keluarga.

Reri juga menekankan perlunya memenuhi kewajiban partisipasi perempuan secara berkelanjutan di segala bidang kehidupan. Tidak hanya untuk pekerjaan perempuan. Namun untuk semua kegiatan tersebut, setidaknya perempuan mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Berpartisipasi dalam semua bidang selain gender tentu saja membantu meningkatkan mesin kepemimpinan. Sebab perempuan bisa menjadi wakil inspiratif bagi semua pihak.

Dalam hal ini, Rary berpendapat bahwa stereotip gender tentang perempuan, seperti perempuan lebih cocok mengurus rumah dan anak, Hal ini masih menjadi salah satu hambatan utama bagi karier perempuan.

“Nampaknya hingga saat ini, kepemimpinan perempuan masih luput dari pemahaman masyarakat secara keseluruhan. Akibatnya perempuan terkucil, hak dan kebebasannya terbebani oleh banyak kewajiban yang bergantung pada faktor budaya,” jelas Reri.

Menurutnya, sejak zaman dahulu banyak perempuan heroik yang bekerja sama untuk pembebasan El-Yurt. dan khususnya bagi perempuan pembebasan RA Kartini, Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati dan Dewi Sartika Semangat dan semangat juang mereka patut dicontoh.

Riri mengatakan perempuan tidak lagi fokus pada peran domestik. Namun hal ini berperan dalam bidang-bidang seperti politik, ekonomi dan sosial.

Namun menurutnya, perjuangan mencapai kesetaraan gender belum berakhir. Perempuan masih menghadapi diskriminasi dan hambatan. dalam mencapai potensi tertinggi seseorang

Di sisi lain, budaya patriarki masih kuat di masyarakat. Hal ini juga mempersempit ruang bagi perempuan di dunia profesional. Perempuan sering kali menghadapi dua harapan: sukses dalam kariernya dan tetap menjaga keluarga serta anak-anaknya.

Beban ganda ini dapat menimbulkan stres dan kelelahan pada perempuan. Dan pada akhirnya dapat menghambat karir mereka.

Permasalahan pemisahan diri dalam dunia kerja sebagai seorang profesional dan sebagai perempuan atau ibu masih menjadi permasalahan bagi banyak perempuan. Oleh karena itu, wanita harus berani mengakui bahwa dirinya tidak sempurna.

“Wanita harus berani menjadi tidak sempurna. Kamu harus berani dan mau mengakui bahwa kamu tidak sempurna,” kata Riri.

Lestari mengatakan perempuan harus berani mengakui dan mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan karena mereka tidak sempurna.

“Selalu ada kesenjangan di mana kami perempuan tidak bisa bekerja. Butuh bantuan di sini. Bisa dari pasangan, keluarga atau bahkan pihak ketiga seperti helper atau babysitter,” ujarnya.

Rary mengatakan hal itu terjadi bukan hanya karena perempuan gagal. Namun hal ini dikarenakan mereka terus berupaya untuk meraih kesuksesan di kedua bidang tersebut, memastikan tidak ada yang terlewatkan.