Categories
Lifestyle

Penyebab Gangguan Kecemasan pada Anak, Ketahui Gejala dan Peran Orangtua untuk Mengatasinya

bachkim24h.com, Jakarta. Gangguan kecemasan adalah kondisi mental yang ditandai dengan perasaan cemas, khawatir, atau takut yang berlebihan dan terus-menerus. Penderita gangguan kecemasan mengalami kecemasan berlebihan terhadap situasi atau peristiwa tertentu, meski tidak ada ancaman nyata.

Tampaknya gangguan kecemasan tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga pada anak-anak. Meski anak-anak mungkin tidak selalu bisa mengungkapkan perasaannya dengan jelas, mereka bisa mengalami gejala yang mirip dengan orang dewasa saat merasa cemas. Gejala umum yang terlihat pada anak dengan gangguan kecemasan antara lain sulit tidur, rasa khawatir atau cemas berlebihan, sensitif terhadap kritik, sulit berkonsentrasi, dan sering mengeluh sakit perut atau sakit kepala tanpa sebab yang jelas.

Mengenali gangguan kecemasan pada anak tidak selalu mudah, namun peran orang tua dalam mengenali dan memahami gejala yang ditunjukkan anak sangatlah penting. Orang tua harus peka terhadap perubahan perilaku anak, seperti perubahan pola tidur, nafsu makan, atau sikap pasif atau ledakan emosi yang tiba-tiba. Ketika orang tua melihat gejala tersebut, mereka bisa segera menghubungi dokter spesialis untuk mencari solusi yang tepat.

Untuk lebih memahami penyebab gangguan kecemasan pada anak dan cara mengatasinya, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, dihimpun dari berbagai sumber bachkim24h.com pada Senin (15/4/2024).

Gangguan kecemasan pada anak merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan perasaan khawatir atau khawatir yang berlebihan dan terus-menerus. Anak-anak dengan gangguan kecemasan mungkin mengalami ketakutan yang tidak proporsional terhadap situasi atau objek tertentu.

Tanda-tanda umum gangguan kecemasan pada anak antara lain perilaku takut, sulit tidur, gangguan pencernaan, perubahan perilaku seperti rasa malu atau agresif, dan kesulitan berkonsentrasi.

Beberapa gejala yang umum terlihat pada anak-anak dengan gangguan kecemasan antara lain ketakutan berlebihan akan perpisahan dari orang tua atau rumah, ketakutan akan kegagalan atau penolakan, dan ketakutan ekstrem terhadap situasi baru atau orang asing.

Anak dengan gangguan kecemasan mungkin menunjukkan perubahan perilaku, seperti menjadi pendiam, sensitif, atau sering kesal. Oleh karena itu, dukungan emosional yang memadai dari orang tua dan guru sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan kecemasan pada anak. 

Gangguan kecemasan pada anak merupakan kondisi yang cukup umum terjadi. Jenis gangguan kecemasan yang umum terjadi pada anak antara lain: gangguan kecemasan terisolasi, gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan umum, dan fobia spesifik.

Gangguan kecemasan terisolasi, sering disebut gangguan panik, adalah suatu kondisi di mana anak mengalami serangan kecemasan secara tiba-tiba dan tidak terduga, disertai gejala fisik seperti detak jantung cepat, kesulitan bernapas, dan berkeringat. Anak-anak dengan gangguan kecemasan isolasi seringkali menghindari situasi atau tempat yang dapat memicu serangan kecemasan.

Sedangkan gangguan kecemasan sosial adalah suatu kondisi di mana anak mengalami kecemasan atau ketakutan pada situasi sosial tertentu, seperti berbicara di depan umum atau berinteraksi dengan teman sebaya. Hal ini dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional anak.

Gangguan kecemasan umum adalah suatu kondisi di mana anak mengalami kecemasan terus-menerus dan berlebihan terhadap berbagai hal atau situasi tanpa alasan yang jelas. Anak-anak dengan gangguan kecemasan umum seringkali terlalu khawatir dan selalu tegang.

Fobia spesifik adalah gangguan kecemasan di mana anak mengalami ketakutan berlebihan terhadap suatu objek atau situasi tertentu, misalnya takut terhadap binatang, ketinggian, atau kegelapan. Fobia ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari anak dan menyulitkannya untuk berfungsi secara normal.

 

Gangguan kecemasan pada anak merupakan kondisi dimana anak mengalami ketakutan atau kekhawatiran yang intens, berlebihan, dan terus-menerus. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau memperparah gangguan kecemasan pada anak, antara lain sebagai berikut: Faktor genetik: Anak yang memiliki riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gangguan kecemasan tersebut. Faktor genetik dapat mempengaruhi fungsi neurotransmiter di otak yang bertugas mengatur emosi. Lingkungan keluarga: Keluarga dengan pola asuh yang ketat, hubungan yang terlalu kritis atau konfliktual dapat meningkatkan risiko anak mengalami gangguan kecemasan. Anak yang tumbuh di lingkungan yang tidak stabil atau mengalami kekerasan dalam keluarga juga lebih rentan mengalami gangguan kecemasan. Pengalaman traumatis: Anak-anak yang pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti kecelakaan, kekerasan fisik atau seksual, atau bencana alam, mempunyai risiko lebih tinggi terkena gangguan kecemasan. Pengalaman tersebut dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan merusak rasa percaya diri anak. Tekanan di sekolah: Terlalu banyak tugas sekolah, tuntutan untuk memenuhi standar yang tinggi, dan lingkungan sekolah yang tidak aman atau intimidasi sosial dapat menyebabkan atau memperburuk gangguan kecemasan pada anak.

Gangguan kecemasan pada anak dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan dan perkembangannya sehari-hari. Secara emosional, anak dengan gangguan kecemasan seringkali mengalami ketegangan, kegelisahan, atau kekhawatiran yang berlebihan. Mereka mungkin mengalami kesulitan mengendalikan emosi dan mengalami kecemasan terus-menerus. Hal ini dapat mengganggu kesejahteraan emosional mereka dan menyebabkan perasaan sedih, frustrasi, atau marah yang berlebihan.

Dalam hubungan sosial, anak dengan gangguan kecemasan seringkali merasa tidak nyaman atau takut dalam situasi sosial. Mereka mungkin menghindari atau merasa cemas saat berinteraksi dengan orang lain. Akibatnya, mereka mungkin mengalami kesulitan membentuk hubungan sosial yang positif, berteman, atau bekerja sama dengan orang lain.

Di sekolah, gangguan kecemasan juga dapat mempengaruhi prestasi anak. Mereka mungkin mengalami masalah dalam berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, atau menerima umpan balik dari guru. Gangguan kecemasan dapat menghambat kemampuan anak dalam belajar dan mencapai potensi akademiknya yang sebenarnya.

 

Gangguan kecemasan pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umum termasuk faktor keturunan, pengalaman traumatis, lingkungan yang tidak aman, dan kecemasan orang tua yang tidak terkendali. Sangat penting untuk mendiagnosis dan mendiagnosis gangguan kecemasan pada anak sedini mungkin, karena pengobatan yang tidak tepat dapat berdampak buruk pada perkembangan dan kesejahteraannya.

Beberapa strategi terapeutik dapat digunakan untuk menangani gangguan kecemasan pada anak. Terapi perilaku kognitif (CBT) sering digunakan untuk membantu anak-anak mengubah pola pikir negatif dan mengembangkan keterampilan mengatasi masalah yang efektif. Terapi bermain juga dapat membantu anak mengekspresikan perasaannya, mempelajari keterampilan sosial, dan meningkatkan kreativitasnya. Selain itu, teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, dan visualisasi juga dapat membantu mengurangi gejala kecemasan pada anak.

Orang tua dan guru juga berperan penting dalam mendukung anak dengan gangguan kecemasan. Mereka dapat memberikan dukungan emosional, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, dan bekerja sama dengan profesional kesehatan mental untuk memastikan anak menerima perawatan yang tepat.

Untuk mencegah gangguan kecemasan pada anak, penting untuk mengembangkan keterampilan mengatasi masalah yang sehat, meningkatkan kesehatan mental melalui olahraga teratur dan banyak waktu luang, serta mengajari anak teknik relaksasi. Kesadaran dan pemahaman yang lebih besar mengenai gangguan kecemasan pada anak sangatlah penting, dan upaya kolaboratif dari semua pihak dapat membantu memberikan dukungan yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang.