bachkim24h.com, Jakarta – Ada sejumlah gejala yang bisa menyertai batuk berkepanjangan akibat TBC atau tuberkulosis, seperti sesak napas dan nyeri dada. Hal tersebut diungkapkan dokter RS Fatmavati Livia Khaliona.
Dalam program Kementerian Kesehatan (Cheminex) bertajuk “Batuk Tak Sembuh, Waspada TBC!”, Livia menjelaskan, batuk terus-menerus selama dua minggu atau lebih merupakan gejala utama TBC. Ia mengatakan pada Kamis (4/4/2024): “Gejala lainnya antara lain batuk darah dan lemas, disusul demam yang berlangsung lebih dari sebulan.”
Menurut dia, hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan yang tidak direncanakan juga menyertai gejala TBC. Ia menambahkan, penderita tuberkulosis, seseorang bisa berkeringat di malam hari, meski tidak melakukan aktivitas apa pun. Livia mengatakan, batuk tersebut merupakan gejala penyakit TBC yang menyerang paru-paru. Sedangkan pada tuberkulosis paru tambahan, gejala lain seperti tuberkulosis kelenjar getah bening juga menimbulkan massa di area tersebut.
Namun, ia mengatakan penyebab batuk tersebut harus diselidiki dalam waktu dua minggu, karena tuberkulosis bukan satu-satunya penyebab gejala tersebut. Kondisi lain dengan gejala serupa termasuk sinusitis, refluks asam, penyakit paru obstruktif kronik, batuk rejan, dan kanker paru-paru.
Ia menambahkan: “Oleh karena itu, batuk merupakan cara tubuh kita mengeluarkan iritasi atau sekret yang ada di paru-paru. Supaya infeksi tidak terjadi. Jadi pertahanan tubuh sangat bagus.”
Livia menilai kesadaran untuk melakukan tes mandiri harus ditingkatkan untuk mencegah TBC. Ia mengatakan, jika gejala tersebut muncul, maka perlu segera ke fasilitas kesehatan.
Fasilitas kesehatan kemudian melakukan tes kontak, seperti orang-orang yang tinggal serumah, ruangan, atau tempat kerja, untuk mengetahui sejauh mana penyebaran penyakit. Ia mengatakan TBC merupakan penyakit yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang ditularkan melalui udara, kemudian dihirup melalui hidung dan mulut sebelum akhirnya mencapai paru-paru.
Bakteri tersebut kemudian dimakan oleh sel darah putih. Kemungkinannya ada tiga, pertama, jika imun tubuh baik maka bakteri akan mati. Lanjutnya, kemungkinan kedua adalah bakteri tersebut hidup di dalam tubuh dalam keadaan dorman yang nantinya disebut tuberkulosis laten.
Ia berkata: “Alasan ketiga adalah sistem kekebalan tubuh kita tidak mampu melawan bakteri tersebut sehingga kemudian berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan TBC.”