bachkim24h.com, Jakarta Kasus flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, dan kaki (HFMD) meningkat di Indonesia. Peningkatan ini menarik perhatian pakar kesehatan global dan ahli epidemiologi Dickie Budiman.
Menurut Dickey, HFMD tersebar di seluruh dunia, namun prevalensinya lebih besar di daerah tropis dan subtropis.
“Penyakit ini sering terjadi secara musiman, dengan puncak kasus biasanya terjadi pada musim panas dan awal musim gugur di banyak daerah,” kata Dickey kepada Health bachkim24h.com melalui pesan singkat yang dikutip Rabu (20/3/2024).
Virus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Enterovirus A71 (EV-A71) dan Coxsackievirus A16 (CV-A16), meski ada jenis enterovirus lain yang juga dapat menyebabkan penyakit ini.
Dickey menambahkan, HFMD merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Beberapa negara di kawasan ini telah melaporkan wabah HFMD dalam jumlah besar, dengan jumlah kasus yang signifikan, terutama di kalangan anak-anak.
Faktor-faktor seperti sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi, dan mobilitas manusia yang tinggi berkontribusi terhadap penyebaran penyakit ini, jelas Dickey.
Lebih lanjut, kata dia, populasi global diperkirakan akan terus meningkat dari sekitar 7,8 miliar pada tahun 2021 menjadi lebih dari 9 miliar pada tahun 2030. Dengan demikian, jumlah anak balita yang rentan terkena HFMD juga akan meningkat.
Di sisi lain, lanjut Dickey, mobilitas manusia yang tinggi, baik dalam bentuk perjalanan lokal maupun internasional, meningkatkan risiko penyebaran HFMD di seluruh dunia.
Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi juga cenderung memiliki lebih banyak kasus HFMD. Prediksi akan berlanjutnya urbanisasi meningkatkan kebutuhan untuk mengatasi masalah ini di lingkungan perkotaan.
Berdasarkan tren epidemiologi, kasus HFMD diperkirakan akan terus ada dan mungkin meningkat, terutama di daerah yang infrastruktur kesehatannya buruk, kata Dickey.
Peningkatan kasus juga diperkirakan terjadi di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan terus mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan. Dengan demikian, jumlah anak di bawah 5 tahun yang rentan terkena HFMD akan semakin meningkat.
“Data epidemiologi lokal menunjukkan bahwa HFMD merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, dengan jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahunnya besar, terutama di daerah padat penduduk.”
Vaksinasi merupakan hal yang perlu dikembangkan untuk mengatasi HFMD. Pengembangan vaksin HFMD merupakan langkah penting dalam upaya pengendalian penyakit tersebut, kata Dickey.
Vaksin yang efektif dapat membantu mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat HFMD, serta mengurangi beban penyakit secara keseluruhan.
Kebutuhan vaksin HFMD secara global diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan mobilitas manusia sehingga memungkinkan virus menyebar lebih luas.
Permintaan vaksin HFMD diperkirakan akan meningkat, terutama di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan sanitasi buruk.
Selain vaksinasi, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tindakan pencegahan, antara lain:
• Cuci tangan Anda dengan benar.
• Jaga kebersihan lingkungan.
• Hindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Pemantauan dan pengendalian penyebaran
Sistem surveilans penyakit yang efektif sangat penting untuk mendeteksi wabah HFMD secara cepat dan menerapkan tindakan pengendalian yang diperlukan.
“Langkah-langkah pengendalian penyebaran seperti isolasi, karantina, dan peningkatan kebersihan juga perlu diterapkan dengan cepat,” kata Dickey.