bachkim24h.com, Jakarta Ibadah Wukuf merupakan salah satu rukun haji yang dilakukan jamaah haji pada tanggal 9 Zul Hijjah di Arafah. Makna ibadah wukuf sangat dalam, dimana manusia melakukan semacam meditasi terhadap hakikat penciptaan alam semesta dan mengevaluasi perbuatan yang telah dilakukannya dalam hidupnya.
Tempat ini juga dijadikan sebagai tempat pembalasan atas segala perbuatan baik yang dilakukan. Di Arafah, jamaah haji berkumpul di Padang Arafah pada hari itu dan melakukan wukuf hingga menjelang magrib.
Saat itu mereka berdiri khusyuk menghadap kiblat dan berdoa kepada Allah. Jamaah haji yang ikut memahami pentingnya makna ibadah wukuf dan hakikatnya, berusaha memperbaiki diri, mencari ke dalam diri dan memohon ampun dan maghfirah kepada Allah.
Ibadah wukuf ini juga menjadi simbol saat manusia akan menemui akhirat di medan mahsyar. Di Padang Mahsyar, masyarakat akan sadar dan bertanggung jawab penuh atas segala perbuatannya di dunia. Pada saat itulah Allah akan memperhitungkan perbuatan manusia dan menilai setiap perbuatan yang telah dilakukan.
Melalui ibadah Wukuf, manusia diajarkan untuk merenungkan kehidupan, menghargai diri sendiri dan meningkatkan ke arah kebaikan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut makna ibadah Wkufi yang dirangkum bachkim24h.com dari berbagai sumber, Sabtu (15-06-2024).
Pada tanggal 9 Dzul Hijjah, umat Islam berkumpul di Arafah, tempat wukuf. Di sana mereka berdoa, berdoa kepada Allah, mengaku dosa dan merenungkan perjalanan spiritual mereka. Saat ini mereka berharap mendapat ampunan dan keridhaan dari Allah.
Peristiwa ini juga mengingatkan kita bahwa suatu saat kita semua akan berkumpul di Makhsyar, tempat dimana semua orang akan membutuhkan syafaat, pertolongan, penghiburan dan rahmat-Nya. Ritual wukuf bukan sekedar ziarah, tapi juga puncak kesadaran akan kematian dan perjalanan menuju akhirat.
Oleh karena itu, siapa pun yang menunaikan ibadah haji diharapkan memahami dan menghayati dengan sepenuh hati makna perjalanan spiritual yang dijalaninya. Kami berharap kesadaran ini tidak hanya berhenti pada momen-momen ibadah saja, namun juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu, keluarga, dan masyarakat pada umumnya.
Prof. Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya asal Gresik ini menjelaskan, wukuf memiliki makna yang sangat dalam. Pertama, wukuf merupakan simbol tekad manusia untuk menghentikan segala keburukan yang dilakukannya dan bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut. Selain itu, wukuf juga merupakan ajang untuk memantapkan nilai-nilai kebaikan dalam diri, agar tumbuh dan berkembang.
Wukuf di hari Arafah merupakan rukun haji yang wajib dilaksanakan. Tanpa wukuf di Arafah maka haji tidak sah.
“Tidak ada hari dimana Allah subhanahu wa ta’ala melepaskan hamba-hamba-Nya dari Neraka lebih dari pada hari Arafah. (HR Muslim Nomor 3.354, Kitab Al Hajj, Bab fifadhlal-Hajjwaal-Umrah).
Pentingnya wukuf dalam rangkaian haji tertuang dalam sabda Nabi Muhammad SAW.
Nabi bersabda: “Hajinya adalah Wukuf di Arafah, siapa pun yang Wukufnya di Arafah, maka ia dianggap sah hajinya, dan siapa yang tidak menunaikan Wukuf di Arafah, maka hajinya tidak sah. (HR. Ahmadi dan Tirmidzi )
Wukuf di Padang Arafah merupakan salah satu momen paling suci dalam ibadah haji. Kegiatan ini dimulai pada jam 12 siang dan biasanya diawali dengan salat zuhur dan ashar secara serentak atau jamak taqdim. Usai salat, seorang Imam akan membimbing jamaah dalam menunaikan wukuf, memberikan petunjuk ibadah yang harus dilakukan serta salat yang harus dilakukan selama di Arafah.
Sebagai salah satu rukun ibadah haji, wukuf memiliki sejumlah aturan dan tata cara yang harus ditaati. Beberapa aturan bahkan diberlakukan sebelum pemerintah kota mencapai Padang Arafah. Berikut tata cara melaksanakan Wukuf secara lebih lengkap: Wukuf dimulai ketika jamaah haji melakukan perjalanan ke Padang Arafah setelah matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah. Selama perjalanan ini, disarankan agar jemaah terus membacakan talbiyyah, tahlil dan takbir sebagai bentuk pengingat akan kebesaran Allah SWT. Sebelum memasuki Padang Arafah, jamaah haji biasanya singgah di Namirah, sebuah bukit di luar lokasi wukuf. Di sini jamaah dapat mempersiapkan mental dan spiritual untuk momen sakral wukuf di Arafah. Jamaah memasuki Padang Arafah setelah magrib, menandai dimulainya ibadah wukuf secara resmi. Memasuki ranah wukuf, setiap jemaah diminta menjaga hati dan fokus memperbanyak dzikir, doa, dan istighfar. Setelah memasuki Lapangan Arafat, jamaah menunaikan salat zuhur dan asar takdim jamak (menggabungkan dua salat dengan memimpin satu salat). Sholat dilaksanakan secara berjamaah di bawah pengawasan petugas haji. Salah satu momen penting dalam wukuf adalah mendengarkan khotbah Arafat. Khotbah ini secara umum menyampaikan makna wukuf, ilmu yang lebih dalam tentang Allah swt, risalah Rasulullah SAW, serta berbagai aspek keagamaan yang menjadi pedoman jamaah dalam menjalankan ibadahnya dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan. Setelah khutbah selesai, jamaah haji dihimbau untuk banyak berdzikir, berdoa dan membaca Al-Quran. Momen ini dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah dan memohon ampun serta keberkahan kepada Allah SWT.
Momen wukuf di Padang Arafah tidak hanya menjadi puncak ibadah haji, namun juga menjadi kesempatan memperdalam kerohanian dan keimanan. Dengan mengikuti tata cara wukuf yang telah ditentukan, diharapkan setiap jamaah haji akan merasa berkah dan dekat dengan Sang Pencipta dalam ibadah penuh makna tersebut.
Dalam melaksanakan Wukuf di Padang Arafah, hendaknya jamaah memperhatikan beberapa hal yang harus dihindari agar ibadahnya tetap sah dan bernilai maksimal. Jika kesalahan-kesalahan tersebut dilakukan maka dapat menghilangkan nilai-nilai ruhani dan amalan wukuf, bahkan mengakibatkan wukuf tidak dianggap sah. Berikut beberapa pantangan yang harus dihindari jamaah dalam melaksanakan wukuf: Salah satu syarat sah wukuf adalah melaksanakan ibadah tersebut di tempat yang telah ditentukan yaitu Padang Arafah. Jemaah diharapkan tidak melakukan wukuf di luar batas wilayah ini untuk menjamin keabsahan ibadah. Wukuf dimulai setelah matahari terbenam dan berakhir sebelum matahari terbenam pada tanggal 9 Dzulhijjah. Meninggalkan daerah Arafah sebelum waktu yang telah ditentukan dapat mengakibatkan batalnya ibadah wukuf. Meski pendakian Jebel Rahmah memiliki makna simbolis yang dalam, namun berlama-lama di sini dan terlalu fokus pada aktivitas fisik seperti menulis prasasti dapat mengalihkan fokus ibadah wukuf yang seharusnya menjadi prioritas. Meski terdapat beberapa fasilitas yang tersedia di sekitar Arafah, namun jamaah diharapkan tidak terlalu melakukan aktivitas duniawi, seperti berbelanja atau jalan-jalan, yang dapat mengganggu ibadah. Meskipun dokumentasi adalah hal biasa, mengambil terlalu banyak foto atau selfie di Arafat dapat mengalihkan perhatian dari upacara tersebut dan menekankan ibadah. Pada saat salat dianjurkan menghadap kiblat sebagai arah salat dan salat lainnya. Memalingkan kiblat saat shalat di Arafah dapat mengurangi kekhusyukan ibadah. Waktu di Arafah sangat berharga dan diharapkan jamaah dapat memanfaatkannya sebaik mungkin dengan berdoa, berdzikir dan khusuk memohon ampun kepada Allah.