PALEMBANG – Presiden Sekolah Menengah Atas Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri Sulaiman dan sejumlah masyarakat di Palembang, Sumatera Selatan, mendorong berdirinya Dhammasekha, sekolah agama umat Kristiani.
Dengan Dhamsekha diharapkan generasi muda mukmin memperoleh ilmu yang lebih banyak karena model pendidikannya merupakan perpaduan antara agama dan pengetahuan umum.
“Melalui berdirinya Dhammasekha, saya senang kualitas pendidikan agama Buddha di Sumsel akan semakin meningkat. Dhammasekha dapat memperkuat keyakinan spiritual dan juga menciptakan kesadaran tentang pendidikan dan standar saat ini,” ujarnya. Sulaiman saat peletakan batu pertama perluasan Maha Vihara Dharmakirti di Palembang, Kamis (5/9/2024).
Para anggota suster yang telah banyak berpartisipasi dan mendapat banyak pendidikan agama dan keagamaan di Sumsel dan sekitarnya ini, meyakini dengan terciptanya jalur ilmu pengetahuan maka akan membantu akses masyarakat terhadap pendidikan.
Selain itu, pendidikan formal memberikan banyak manfaat karena terdaftar dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini bermanfaat bagi sekolah, tim belajar mengajar dan siswa itu sendiri.
Sulaiman menjelaskan, merujuk pada Keputusan Menteri Agama RI No. 39 Tahun 2014 tentang Pendidikan Agama dan Budha, Dhammasekha dibagi menjadi empat tahap.
Yaitu Nava Dhammasekha (Pendidikan Anak Usia Dini), Mula Dhammasekha (Pendidikan Dasar), Muda Dhammasekha (Pendidikan Menengah Pertama) dan Uttama Dhammasekha (Pendidikan Menengah Kejuruan).
Sulaiman yang merupakan direktur Yayasan Buddhakirti, yayasan yang menaungi perluasan Dharmakirti Maha Vihara, mengatakan, “Dhammasekha ini merupakan ide bagus dalam menciptakan generasi muda beriman yang mempunyai pengalaman belajar dengan baik.
Dukungan serupa juga diungkapkan Aris Kayanto, pimpinan gereja di Provinsi Sumatera Selatan. Aris yakin dengan semakin banyaknya Dhammasekha di Palembang, maka umat beriman bisa mendapatkan hak pendidikan yang lebih baik.