Categories
Olahraga

Klasemen Medali Olimpiade Paris 2024: Indonesia Peringkat Berapa?

bachkim24h.com, Jakarta – Olimpiade 2024 akan berlangsung di Paris, Prancis mulai 26 Juli hingga 11 Agustus. Acara olahraga terbesar di dunia ini mengadakan acaranya yang ke-33 dalam sejarah.

Perwakilan dari 206 NOC berpartisipasi dalam 329 event di 32 cabang olahraga. Termasuk juga Indonesia yang memiliki 29 atlet di 12 cabang olahraga.

Setelah pertama kali mengikuti Helsinki 1952, Paris 2024 akan menjadi ajang ke-17 yang diikuti Merah Putih. Jumlah peserta kali ini merupakan yang terbesar sejak Athena 2004 (38 atlet).

Prestasi terbaik Indonesia dalam perolehan medali adalah pada Olimpiade Sydney 2000 dan Beijing 2008. Di sana, pahlawan olahraga Garuda masing-masing meraih enam medali.

Sedangkan Barcelona 1992 tercatat sebagai penampilan Indonesia tersukses dalam perolehan medali. Merah Putih meraih dua medali emas berkat Susi Susanti dan Alan Budikusuma.

Sumbangan pasangan emas itu membawa Indonesia menduduki peringkat ke-24 perolehan medali Olimpiade, tertinggi sepanjang sejarah.

Pada Paris 2024, Indonesia meraih medali pertamanya berupa perunggu dari tunggal putri bulu tangkis Gregoria Mariska Tunjung. Wedrick Leonardo kemudian meraih medali emas pada cabang panjat tebing keras putra.

Baru-baru ini, Rizky Juniansyah meraih podium tertinggi di angkat besi 73kg putra. Berkat kontribusinya, Merah Putih finis di peringkat ke-39 klasemen akhir.

Berapa Medali yang Direbut Atlet Indonesia di Olimpiade Paris? Perolehan medali olimpiade tahun 2024 adalah sebagai berikut: Peringkat negara Emas Perak Perunggu Total 1. Amerika Serikat 40 44 42 126 2. Tiongkok 40 42 42 91 3 Jepang 20 12 13 45 4 Australia 18 19 16 53 5. 26 646. 39 Indonesia 2 0 1 3

Panahan

Arif Dwi Pangestu (perorangan putra, beregu campuran)

Diyananda Choirunissa (Perorangan Putri, Beregu Putri, Beregu Campuran)

Saifa Noor Afifa Kamal (Perorangan Putri, Beregu Putri)

Reza Octavia (Perorangan Putri, Beregu Putri)

Angkat besi

Ako Yuli Irawan (-61 kg putra)

Rizky Juniansyah (-73 kg putra)

Nurul Akmal (+81 kg putri)

Balap sepeda

Bernard Van Ert (Omnium Pria)

Bulutangkis

Jonatan Christie (Tunggal Putra)

Anthony Sinisuka Ginting (Tunggal Putra)

Fajar Alfian/Muhammad Riyan Ardiyanto (ganda putra)

Gregoria Mariska Tunjung (lajang putri)

Apriyani Rahayu/Siti Fadiya Silva Ramadhanti (ganda putri)

Rinov Rivaldi / Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran)

Olahraga

Rifda Irfanluthfi (serba bisa)

Mendayung

La Memo (Tunggal Putra)

Menembak

Fathur Gustafyan (pria senapan angin 10 m, pria senapan 50 m 3 posisi)

Berselancar

Rio Viada (papan pendek putra)

Panjat tebing

Rahmad Adi Mulyono (Gerakan Laki-Laki)

Permintaan kepada Rita Kusuma Devi (Putri Kecepatan)

Wedrick Leonardo (Kecepatan Pria)

Razia Salsabillah (Putri Kecepatan)

Judo

Mary March Maharani (wanita 52 kg)

Olahraga

Lalu Muhammad Zohri (100m Putra)

Menyetir

Joe Aditya Vijaya Kurniawan (100m gaya kupu-kupu putra)

Azahra Permtahani (gaya dada 200m putri)

Categories
Olahraga

Imane Khelif Jadi Sorotan di Olimpiade 2024, Diduga Transgender Bikin Lawan Menangis Karena Tak Kuat Melawan

bachkim24h.com, Jakarta menyebut Iman Khelif sebagai atlet putri paling tenar di Olimpiade 2024. Karyanya sangat kontroversial dalam tinju wanita. Pasalnya petinju asal Aljazair itu diduga transgender.

Penampilan Iman Khelief kembali viral usai bertarung 16 ronde melawan petinju Italia Angela Corini di kelas berat 66 kg putri. Pada 1 Agustus 2024, dalam pertarungan di Paris, Iman berhasil mengalahkan Karini dalam waktu 46 detik.

Karini memutuskan untuk kembali setelah tak mampu menahan tembakan Iman. Tangan kanan Iman memukul wajah Kareena dengan keras. Karini segera memberitahu timnya dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pertarungan.

Wasit menghentikan pertandingan tinju dan menyatakan Faith sebagai pemenang. Saat tangan Iman terangkat untuk memenangkan pertandingan, Karini langsung berlutut dan menangis. Sebelum dan sesudah momen ini, Karini dua kali mengabaikan upaya Khalif untuk menghiburnya.

Karini masih marah pada Iman. Sebelum meninggalkan arena, dia memberitahu pelatihnya bahwa pertarungan ini tidak adil.

Menurut Telegraph dan BBC, Karini mengalami patah hidung akibat tendangan Iman. Petinju berusia 25 tahun itu langsung mengatakan kepada wartawan bahwa ia belum pernah dikalahkan sekeras itu dalam kariernya. Faith sendiri menolak berkomentar kepada media usai pertarungan tersebut.

Pekerjaan iman adalah fokusnya. Ia diduga sebagai pemimpin transgender. Tahun lalu, Iman diskors beberapa jam sebelum perebutan medali emas Kejuaraan Dunia Wanita di New Delhi, India.

Saat itu, Iman tidak memenuhi kriteria kelayakan Asosiasi Tinju Internasional (IBA). Saat itu, bukan hanya Iman yang bermasalah. Lin Yu-ting dari China Taipei gagal meraih medali perunggu dalam kompetisi tersebut.

IBA tidak menjelaskan mengapa para petinju tersebut gagal dalam tes pencocokan gender, namun mengungkapkan bahwa tidak satupun dari mereka telah diuji testosteronnya. Namun, baik Faith maupun Lin tidak menyatakan diri sebagai transgender.

Iman dan Lin berhak berlaga di Olimpiade 2024 karena IBA tidak diakui oleh Komite Olimpiade Internasional. Kompetisi tinju di Olimpiade Paris diselenggarakan oleh Divisi Tinju Paris (PBU), sebuah departemen khusus yang dibentuk oleh Komite Eksekutif IOC.

IOC mengatakan dalam pernyataannya di awal turnamen: “Semua atlet yang berpartisipasi dalam Turnamen Tinju Olimpiade Paris 2024 memenuhi syarat dan memenuhi semua persyaratan medis sesuai dengan Aturan 1.4 dan 3.1 Bagian Tinju Paris 2024.”

Karini sendiri akhirnya menerima kekalahan bersama Ameni. Dia merasa telah kehilangan harga dirinya.

Bagi saya, jika Anda berhasil mencapai tali itu, Anda sudah menjadi pejuang; Anda sudah menjadi pemenang. Pokoknya, oke, oke, kata Carini usai pertarungan.

“Saya tidak kalah malam ini […] Saya bekerja sebagai pegulat. Saya memasuki ring dan bertarung. Saya tidak berhasil. Aku mendongak dan hatiku hancur. “

 

Categories
Lifestyle

Olimpiade Paris 2024 Dihantui Gelombang Panas, Tidak Hanya Bahaya bagi Atlet tapi Juga Penonton

bachkim24h.com, Jakarta – Paris akan mencapai suhu 35 derajat Celcius dan kelembapan tinggi minggu ini seiring kota itu menjadi tuan rumah Olimpiade 2024 pada Selasa. Badan Meteorologi Prancis mengeluarkan “peringatan kuning” untuk gelombang panas dan badai. 30/7/2024) setelah cuaca hangat mulai terjadi pada Minggu 28 Juli 2024.

Menurut Euro News pada hari Selasa, ini adalah tingkat kedua dari empat tingkat, dan suhu tinggi diperkirakan akan tetap ada hingga Rabu malam, 31 Juli 2024. Meteo-France menyarankan masyarakat untuk “berhati-hati” saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik di luar ruangan. .

Karena sebagian besar Olimpiade berlangsung di dalam atau sekitar kota, suhu panas disebut sebagai “kekhawatiran” bagi para atlet yang berkompetisi di luar ruangan minggu ini. Pertandingan voli pantai di Menara Eiffel, semifinal rugbi tujuh putri di Stade de France, dan kualifikasi gaya bebas BMX di Concorde akan diadakan dalam beberapa hari mendatang.

Setelah banyak peserta menderita kepanasan di Olimpiade Tokyo baru-baru ini, para atlet mendesak penyelenggara untuk bersiap menghadapi cuaca ekstrem. Sebagai tanggapan, Meteo-Prancis terus berkomunikasi dengan penyelenggara Olimpiade untuk menyampaikan informasi terkini dan peringatan cuaca.

Kantor Met, bersama dengan Sante Publique France, telah mengeluarkan peringatan tentang suhu panas dan risiko kesehatan terkait cuaca. Dikatakan bahwa ada rencana darurat untuk beberapa olahraga dan venue, serta pembatasan khusus yang melarang pertandingan jika suhu mencapai tingkat ambang batas.

Perlombaan seperti triathlon dan maraton dimulai pagi-pagi sekali untuk menghindari bagian terpanas hari itu. Penyelenggara mengklaim telah menilai risiko dari setiap cabang olahraga dan mengatakan mereka telah membuat kalender acara dengan mempertimbangkan isu-isu spesifik ini.

Namun, cuaca panas tidak hanya menimbulkan masalah bagi para atlet. Sekitar 300 air mancur tambahan telah dipasang di seluruh Paris sehingga penonton dapat mengisi ulang botol air mereka dan menghindari dehidrasi. Tersedia juga area atap bagi pengunjung untuk berteduh dari terik matahari.

Para atlet juga telah bersiap menghadapi cuaca panas, karena kondisi tertentu, seperti suhu dan kelembapan, berulang selama latihan. Namun tim dari berbagai negara mengungkapkan kekhawatirannya terhadap Perkampungan Olimpiade setelah terungkap akomodasi tersebut tidak ber-AC.

Area tersebut dirancang untuk menggunakan sistem panas bumi yang mendinginkan suhu dengan air yang diambil dari bawah tanah. Sistem ini menjaga suhu dalam ruangan setidaknya enam derajat Celcius lebih rendah dibandingkan suhu luar ruangan dan diklaim lebih ramah lingkungan dibandingkan AC.

Setelah mendapat tanggapan dari beberapa tim nasional, pihak penyelenggara mengumumkan bahwa mereka akan dapat memiliki pendingin portabel di kamar mereka. Kompromi ini berarti bahwa tim juga dapat memesan, dengan biaya sendiri, unit AC portabel untuk dipasang di kamar atlet mereka selama pertandingan.

Perkampungan Olimpiade memiliki total sekitar tujuh ribu kamar dan akan menampung sekitar 10 ribu atlet Olimpiade selama dua minggu ke depan. Pada awal Juli 2024, Wakil Direktur Perkampungan Olimpiade Augustin Tran Van Chau mengatakan dalam kunjungan media bahwa kurang lebih 2.500 unit AC telah dipesan.

Tim yang membawa AC sendiri antara lain Jepang, yang telah memasang sistem pendingin, pengatur kelembapan, dan pemurnian udara canggih, serta AS, Inggris, Australia, Denmark, Kanada, Yunani, dan Italia. Masih harus dilihat bagaimana peringkat tim-tim ini di tabel medali.

Penantian ini bukan tanpa alasan. Olimpiade Tokyo 2021 dikenal sebagai yang “terpanas” dengan suhu melebihi 34 derajat Celcius dan kelembapan terkadang mencapai hampir 70 persen. Hal ini menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi atlet kompetitif.

Suhu di Olimpiade Tokyo dianggap mematikan bagi manusia jika terpapar lebih dari enam jam. Saat kelembapan mencapai 100 persen, keringat berhenti menguap sehingga tubuh tidak bisa mendinginkan diri. Jika seseorang terkena kondisi ini dalam jangka waktu lama, kondisi ini bisa berakibat fatal.

Di Tokyo, pelari maraton terlihat muntah-muntah dan pingsan saat melintasi garis finis, sementara pemain tenis Rusia Daniil Medvedev mengajukan pertanyaan tentang siapa yang akan bertanggung jawab jika dia meninggal karena panas. Yang lain harus dikeluarkan dari pertandingan dengan menggunakan kursi roda.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh British Medical Journal, sekitar 1 dari 100 atlet Olimpiade menderita penyakit yang berhubungan dengan panas selama Olimpiade. Paris juga menghadapi cuaca panas ekstrem, dan dunia baru-baru ini mencatat hari terpanasnya setelah berbulan-bulan mencapai rekor suhu tertinggi.

Para ahli mengatakan kita sekarang berada di “wilayah yang belum dipetakan” karena iklim terus memanas. Menurut studi tahun 2023, Paris sangat sensitif terhadap suhu tinggi dan memiliki risiko kematian terkait panas tertinggi di Eropa.

Categories
Olahraga

Veddriq Leonardo Pilih Medali Olimpiade 2024 Ketimbang Rekor Dunia Panjat Tebing

bachkim24h.com, Jakarta – Ketimbang memecahkan rekor, atlet Indonesia Bedrick Leonardo memilih fokus mengamankan kemenangan panjat tebing di Olimpiade 2024.

Vedrik menilai kemenangan mengharumkan nama Indonesia lebih penting dibandingkan memecahkan rekor pribadi.

“Meskipun saya sangat ingin memecahkan rekor lagi, saya mencoba fokus pada strategi kemenangan saya,” katanya dalam pernyataan setelah mencapai babak final Olimpiade 2024.

Bedrick menambahkan, berkompetisi di Olimpiade merupakan sebuah tanggung jawab yang tidak harus menjadi beban. Oleh karena itu, yang perlu Anda lakukan hanyalah mempersiapkan diri dengan baik.

Pada Kamis (8/8/2024) di babak perempatfinal, Vedric Leonardo akan menghadapi Bassa Maw dari Prancis.

Pada kualifikasi Selasa (6/8/2024), Bedrick memecahkan rekor dunia dan memecahkan rekor Olimpiade dengan catatan waktu 4,79 detik. Namun pemegang rekor sebelumnya, Samuel Watson dari Amerika, memecahkan rekor pada lap yang sama dengan selisih 4,75 detik.

“Menarik karena memang benar rekor dipecahkan di kompetisi kecepatan. Senang sekali karena ini pengalaman baru buat saya dan bersejarah,” kata atlet asal Pontianak itu.

Vedrik menjadi harapan terakhir Indonesia untuk meraih medali Olimpiade di cabang panjat tebing. Rekannya Rahmad Adi Muryono tak mampu melaju ke babak sistem gugur. Sementara itu, pada Rabu sore (8 Juli 2024) di fasilitas Le Bourget Sport Climbing WIB, dua wakil kategori kecepatan putri mendapat hasil pahit.

Mera Petit menyumbangkan dua perwakilan melalui Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Razia Sarsabila.

Di perempat final, Razia mencatatkan waktu 6,54 detik mengalahkan petenis Amerika Emma Hunt (7,98 detik). Sementara Desaku mencatatkan waktu 6,369, kalah tipis dari pebalap China Deng Lijuan (3,363 detik).​

Di babak semifinal, waktu Razia dibandingkan Deng adalah 6,41 detik. Ia tak mampu membalas kekalahan Desak karena rivalnya itu mencatatkan waktu 6,38 detik.

Pada perebutan medali perunggu Olimpiade 2024, Razia menghadapi Aleksandra Kałucka dari Polandia. Akibat slip tersebut, catatan waktunya menjadi 8,24 detik. Waktu lawan adalah 6,53 detik

Di final, Aleksandra Mirosław dari Polandia mengalahkan Deng dan memenangkan medali emas

Kekalahan Desak dan Razia membuat perolehan medali Indonesia di Olimpiade 2024 tak bertambah. Sebelumnya, Gregoria Mariska Tunjun meraih medali perunggu di nomor bulutangkis tunggal putri.

Selain Bedrik, ekspektasi di dunia angkat besi juga dimunculkan oleh turunnya Eko Yuri Irawan (putra – 61 kg), Rizki Junyansha (putra – 73 kg), dan Nurul Akmal (putri – 81 kg).

Categories
Olahraga

Olimpiade Paris 2024: Gugur di Babak Penyisihan usai Dihajar Wakil India, Jonatan Christie Minta Maaf

Liptan6.com, Jakarta – Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Jonathan Christie akan absen pada pertandingan pertamanya karena JoJo kalah dari pemain India Raksha Sen dengan straight set 18-21, 12-21 pada laga Grup L Olimpiade Paris 2024. tengah. Itu terjadi pada Rabu sore (31 Juli 2024) di Paul de la Chapelle Arena WIB.

Hasil buruk tersebut membuat Jonatan berada di peringkat kedua dengan rekor 1 kali menang dan 1 kali kalah. Di sisi lain, Lakshya Sen yang mendukung kemenangan keseluruhan berhak melaju ke babak selanjutnya.​

Jonathan Christie pun meminta maaf karena tidak diikutsertakan di Olimpiade Paris 2024.​

“Pertama-tama saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia,” kata Jojo usai pertandingan, dilansir NOC Indonesia.​

Pebulu tangkis kelahiran 15 September 1997 ini mengatakan, “Sekali lagi mohon maaf karena kurang bermain bagus hari ini. Tapi saya sangat mengapresiasi dukungan, doa dan dukungan untuk saya dan teman-teman.”” lanjutnya.

Sementara itu, Jonatan Christie tampil apik di laga pembuka melawan Lakshya Sen. Pemain tunggal putra unggulan ketiga itu memimpin 8-3 pada set pertama.​

Sayangnya selepas jeda, Jojo kembali melakukan beberapa kesalahan yang membuat lawannya semakin percaya diri. Tunggal putra Indonesia berpeluang mengakhiri laga pertama dengan kemenangan 18-16, namun Raksha Sen berhasil mencetak lima poin berturut-turut sehingga kedudukan menjadi 18-21.​

“Iya tentu saya sangat kecewa, tapi sama saja permainannya, dan saat ini saya tidak tahu harus berbuat apa,” kata Jojo.​

“Kami bermain sangat baik sebelumnya. Beberapa kesalahan di penghujung babak pertama memberikan kepercayaan diri lawan,” lanjutnya.

Alhasil, Jonatan Christie menjadi wakil bulu tangkis Indonesia ketiga di Olimpiade Paris 2024, namun harus tersingkir di babak pertama.​

Sebelumnya, ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadanti dan ganda campuran Rinov Rivaldi/Pita Khanintias Mentari sudah lebih dulu kehilangan tiket ke babak selanjutnya.​

Aninja Bakrie, Chef Mission (CdM) tim Indonesia di Olimpiade Paris 2024 pun turut menyaksikan langsung pertandingan Jojo melawan Raksha Sen dan mengomentari kegagalan tim Indonesia. Ia mengatakan masyarakat kini perlu fokus pada atlet yang tersisa karena kita belum tahu apa yang akan terjadi di Olimpiade.​

“Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri, dan itu lawan yang sangat tangguh. Tapi ini pertandingan, ada yang menang dan ada yang kalah. Ini yang kita sebut Olimpiade, dan banyak kejutannya.” rilis resmi NOC Indonesia.