Categories
Bisnis

OJK Catat Penerbitan Obligasi dan Sukuk Hijau Mencapai Rp 36,4 Triliun

bachkim24h.com, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DKI Jakarta mencatat nilai penerbitan obligasi dan sukuk berbasis keberlanjutan mencapai Rp 36,4 triliun. Direktur Eksekutif Pasar Modal, Pengawasan Derivatif Keuangan dan Pertukaran Karbon (PMDK) Badan Jasa Keuangan (OJK) Anarno Djadi menjelaskan, OJK sedang berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk terus menggalakkan penerbitan obligasi dan sukuk berbasis keberlanjutan di Indonesia.

Selain itu, pada tahun 2024, OJK akan menerbitkan Pajak Keuangan Berkelanjutan Indonesia atau TKBI. Pajak ini menjadi acuan bagi pelaku jasa keuangan dalam menerapkan perpajakan berkelanjutan. TKBI mengklasifikasikan kegiatan usaha ke dalam kategori hijau atau berkelanjutan dengan memadukan aspek lingkungan dan sosial.

Selain itu, pada tahun ini OJK melakukan berbagai persiapan penerapan standar IFRS S1 dan IFRS S2 dan inisiatif keuangan berkelanjutan yang dilakukan OJK bersama mitra Indonesia dinilai paling maju dan cepat di bidang penerapan keuangan berkelanjutan. menjadi

Izinkan saya menyampaikan pesan penting kepada seluruh perusahaan di Indonesia, khususnya yang tergabung dalam bisnis jasa keuangan, untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaannya. Anarno pada Senin (7/10/2024) menyampaikan dalam laporan tahunan penghargaan “Kepercayaan” dan reputasi di mata investor internasional, regulator dan seluruh pemangku kepentingan”.

Anarno juga mendorong para pelaku usaha untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam proses bisnis perusahaan dan melaporkannya secara transparan dalam laporan tahunan. Hal tersebut merupakan wujud komitmen pelaku usaha untuk membantu mengatasi dampak perubahan iklim dan permasalahan sosial.

“Saya yakin jika suatu perusahaan serius dalam menerapkan tata kelola yang baik dan juga mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam menjalankan bisnisnya, maka akan mendapat kepercayaan dari investor, baik regulator domestik maupun internasional, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya,” pungkas Anarno.

Sebelumnya, Badan Jasa Keuangan (OJK) telah menerapkan sanksi administratif terhadap 91 pihak yang memeriksa kasus di pasar modal hingga tahun 2024.

Sanksi administratifnya berupa denda Rp63,3 juta, 17 perintah tertulis, dua kali pencabutan izin usaha manajer investasi, satu kali pencabutan izin perorangan, dan sembilan teguran tertulis.

Selain itu, OJK juga mengenakan sanksi administratif berupa denda keterlambatan dan 101 teguran tertulis serta dua sanksi administratif atas keterlambatan penyampaian laporan kepada 622 pelaku jasa keuangan di pasar modal. Peringatan tertulis selain penundaan.

“Pada bulan September 2024, OJK mengenakan sanksi administratif berupa denda berupa denda kepada emiten dan perusahaan penjualan efek sebesar Rp35 juta, serta sanksi administratif berupa teguran tertulis dan perintah tertulis kepada sebuah perusahaan Seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (1/10/2024).

Di sisi lain, seiring dengan pergerakan pasar keuangan internasional yang didorong oleh sentimen positif akibat penurunan suku bunga acuan, pasar saham domestik akan menguat pada September 2024. Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertingginya yakni 7.905,39 pada tanggal 19 September 2024.

Selanjutnya per 27 September 2024, IHSG naik 0,34 persen menjadi 7.696,92 mtd. Secara year-to-date (ytd), IHSG tumbuh 5,83 persen.

Ia dikutip mengatakan, “Nilai kapitalisasi pasar tercatat Rp12,875 triliun atau turun 1,82 persen. Namun secara YTD (kapitalisasi pasar-red) masih meningkat 10,37 persen.” “

Sementara itu, nonresiden mencatatkan transaksi pembelian terbesar mencapai Rp25,02 triliun. Sejak awal tahun, pembelian investor asing mencapai Rp 52,75 triliun.

 

 

Dari sisi MTD, kekuatan dihasilkan hampir di seluruh sektor dengan kekuatan terbesar di sektor teknologi dan properti serta real estate. Dari sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham harian tercatat sebesar Rp 12,86 triliun Utd.

Di pasar obligasi, ICBI Bond Market Index menguat 1,28 persen mtd. Secara YTD, indeks pasar obligasi ICBI naik 5,74 persen menjadi 396,13 dengan rata-rata imbal hasil SBN turun 10,76 bps. Yield SBN YTD: turun 7,64 bps dan nonresiden catat beli bersih Rp20,82 triliun mtd (ytd: beli bersih Rp31,07 triliun) per 26 September 2024. Untuk pasar obligasi korporasi, investor nonresiden catat jual bersih Rp0,11 triliun mtd (ytd: penjualan bersih Rp 2,42 triliun).

Pada industri manajemen investasi, nilai aset kelolaan (AUM) tercatat sebesar Rp 853,53 triliun. Nilai AUM-nya meningkat 1,44 persen mtd atau 3,49 persen ytd pada 26 September 2024, nilai aset bersih (NAV) reksa dana tercatat sebesar Rp 504,80 triliun atau lebih tinggi sebesar 1,28 persen mtd (ytd: naik 0,67 persen) dan net Subscription tercatat. Rp 1,31 triliun mtd (ytd: net redemption Rp 9,80 triliun).

Categories
Bisnis

Tower Bersama Tawarkan Obligasi Rp 2,7 Triliun

bachkim24h.com, Jakarta – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap III Tahun 2024 senilai Rp 2,7 triliun.

Obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI Tower Barsama Infrastruktur dengan target pengumpulan maksimal Rp 20 triliun.

Obligasi tersebut diterbitkan tanpa pemberitahuan tertulis dan menawarkan 100 persen dari jumlah pokok obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,75 persen per tahun.

Obligasi ini mempunyai jangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal penerbitan dan bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan. Bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 6 Mei 2024 dan bunga obligasi serta pembayaran obligasi terakhir akan dibayarkan pada tanggal 16 Februari 2025.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk akan menggunakan dana hasil penawaran obligasi setelah dikurangi biaya emisi.

1. Sebesar Rp 1,01 triliun untuk membiayai seluruh kewajiban perseroan dalam rencana pelunasan Obligasi Berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastruktur Tahap III Seri B (Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III) yang jatuh tempo pada 17 Februari. , 2024. .

2. Sisa Rp. 1,66 triliun untuk membiayai sebagian kewajiban perseroan dalam rencana pelunasan keseluruhan pokok V Tower Bersama Infrastruktur Tahap VI 2023 (Obligasi Berkelanjutan Tahap V) yang jatuh tempo pada 27 Februari 2024.

Perusahaan telah mendapat peringkat dari PT Fitch Ratings Indonesia dengan peringkat AA+.

Penjamin penerbitan obligasi dan penjamin penerbitan obligasi antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT UOB KayHian Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia. Selain PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai wali amanat adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

 Jadwal penawaran obligasi adalah sebagai berikut: Tanggal Efektif 27 Juni 2023 Masa Penawaran Umum Obligasi 31 Januari dan 1 Februari 2024 Tanggal Penjatahan 2 Februari 2024 Tanggal Pelunasan Obligasi 6 Februari 2024 Tanggal Penyerahan Obligasi Secara Elektronik 6 Februari 2024 Februari 2024 Saham ke-7 Tanggal pencatatan Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hingga penutupan perdagangan saham Jumat 19 Januari 2024, saham TBIG turun 3,17 persen menjadi Rp 1.830. Saham TBIG dibuka menguat 10 poin di Rp 1.900 per saham. Saham TBIG memiliki harga tertinggi Rp 1.905 dan harga terendah Rp 1.800 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 4.072 kali dengan volume perdagangan 178.440 lembar saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 32,8 miliar.

Diberitakan sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyelesaikan penerbitan obligasi berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap II 2023 (Obligasi TBIG VI Tahap II) dalam program obligasi baru senilai Rp20 triliun.

Direktur Tower Bersama Infrastructure Finance Helmy Yusman Santoso menjelaskan total penerbitan obligasi TBIG VI Tahap II sebesar Rp 1,5 triliun dengan tingkat bunga tetap 6,75% untuk jangka waktu 370 hari. Obligasi TBIG VI Tahap II serupa dengan Kewajiban Senior Tanpa Jaminan Khusus TBIG dan memiliki pembayaran bunga triwulanan. 

“Obligasi TBIG VI Tahap II akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Desember 2023,” ujarnya dalam keterangan resminya dikutip Rabu (6/12/2023).

Hasil dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk membayar sebagian kewajiban keuangan anak perusahaan, khususnya fasilitas kredit bergulir senilai $325 juta berdasarkan fasilitas kredit yang ada.

Per 30 September 2023, total utang bruto perseroan sebesar Rp 27,6 triliun dan total utang senior (gross senior debt) sebesar Rp 4,87 triliun, jika porsi utang diukur dalam mata uang USD dengan menggunakan rasio lindung nilai. .  

Dari sisi saldo kas yang mencapai Rp 802 miliar, total utang bersih (net debt) perseroan sebesar Rp 26,8 triliun dan total utang senior bersih (net senior debt) perseroan sebesar Rp 4,06 triliun. Menggunakan EBITDA tahunan kuartal ketiga tahun 2023, rasio utang bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x

“Struktur kredit kami tetap kuat dengan harga yang kompetitif, jaminan penuh, dan fasilitas yang belum ditarik. Kami berharap dapat mengakses pasar obligasi rupiah melalui program Rp 20 triliun yang berlaku hingga Juli 2025,” ujarnya. 

 

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastruktur, Tbk. (TBIG) melaporkan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp 4.953 dan Rp 4.286 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2023.

Jika kuartal III digelar, total pendapatan dan EBITDA perseroan mencapai Rp 6,692 triliun dan Rp 5,770 triliun.

TBIG memiliki 41.572 sewa dan 22.292 site telekomunikasi per 30 September 2023. Site telekomunikasi perseroan terdiri dari 22.175 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS.

Dengan total sewa menara telekomunikasi sebanyak 41.455 unit, rasio leverage (tax rasio) perseroan sebesar 1,87x.

“Selama sembilan bulan pertama tahun 2023, kami telah menambahkan 2,260 sewa ke portofolio kami yang terdiri dari 524 situs telekomunikasi dan 1,736 kolokasi. “Karena restrukturisasi jaringan IOH dan tidak adanya pembaruan sewa untuk beberapa sewa IOH yang telah habis masa berlakunya. Pengumpulan sewa bersih grup akan semakin menurun selama sembilan bulan tahun 2023,” kata CEO TBIG Hardi Wijaya Liong, Sabtu (2/12/2023).

 

Per 30 September 2023, total utang bruto Perseroan jika porsi utang diukur dalam mata uang dolar AS yang diukur menggunakan tingkat lindung nilai adalah Rp 27.606 triliun dan total utang senior (gross senior debt) adalah Rp. 4,870 triliun. .

Dengan saldo kas mencapai Rp802 miliar, maka total utang bersih (net debt) perseroan sebesar Rp26,804 triliun dan total utang senior bersih perseroan sebesar Rp4,068 triliun.

Menggunakan EBITDA tahunan kuartal ketiga 2023, rasio utang bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.

“Kami terus memperkuat dan mendiversifikasi sumber pendanaan kredit. Selain komitmen fasilitas kredit revolving dan program obligasi VI sebesar Rp 20 triliun, kami juga memiliki lebih dari Rp 5 triliun pinjaman rupiah bilateral dalam negeri. berdiri. Kuat – harga bersaing, keamanan penuh, dan fasilitas yang belum ditarik,” komentar Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG.

Categories
Bisnis

Pefindo Kantongi Mandat Penerbitan Surat Utang Rp 53,17 Triliun hingga Maret 2024

bachkim24h.com, Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mendapat pesanan penerbitan surat utang senilai 53,17 triliun hingga 31 Maret 2024.

Berdasarkan lembaga pemerintah, non BUMN mendominasi nilai Rp30,22 triliun dari 29 perusahaan. Sisanya sebesar 22,95 triliun berasal dari BUMN dan 19 cabang atau BUMD.

Pesanan tersebut berupa PUB obligasi Rp 21,67 triliun, obligasi Rp 19,13 triliun, PUB sukuk Rp 8,25 triliun, kata Suhinderto, Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo. Kemudian MTN dan sukuk masing-masing 2,53 triliun dan 1,59 triliun.

“Hingga 31 Maret 2024, nilai pesanan yang diterima Pefindo sebesar 53,17 triliun. Yang terbesar adalah perbankan dengan 5 perusahaan senilai 7,65 triliun, disusul pertambangan 5,6 triliun, konstruksi dan multifinance 4-4,5 triliun,” kata Suhindrato saat ditemui. konferensi pers Pefindo pada Kamis (18/4/2024).

Sedangkan pada Januari hingga Maret 2024, Pefindo menyediakan 82,4% surat utang yang diterbitkan perseroan. Total penerbitan utang perusahaan pada periode tersebut adalah $26,4 triliun.

Penerbitan obligasi dan sukuk korporasi tercatat sebesar Rp 25,1 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 27,5 triliun.

Penerbitan MTN juga meningkat pada periode Januari-Maret 2024 mencapai Rp0,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp0,3 triliun.

Sementara itu, penerbitan obligasi lainnya (Permanen dan SBK) menunjukkan tren peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp 0 pada tahun 2023 menjadi Rp 545,2 miliar pada tahun 2024. Sementara itu, tidak ada penerbitan surat berharga. hingga Maret 2024. Sedangkan surat berharga tercatat sebesar Rp 924,3 miliar pada tahun 2023.

Sebelumnya diberitakan, Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mendapat perintah penerbitan US$ 42,28 triliun pada Januari 2024.

Berdasarkan institusi pemerintah, non BUMN mendominasi dengan nilai Rp 23,31 triliun. Sisanya sebesar 18,96 triliun berasal dari BUMN dan cabangnya atau BUMD.

Pesanan tersebut berupa PUB obligasi senilai 20,71 triliun, obligasi senilai 14,15 triliun, sukuk senilai 2,67 triliun, dan sukuk PUB senilai 2 triliun, kata Danan Ditto, Kepala Divisi Evaluasi Jasa Keuangan Pefindo.

Kemudian volume MTN meningkat menjadi Rp 2,20 triliun. Sementara itu, penerbitan surat utang terkait dengan sektor yang masih didominasi oleh pertambangan dengan nilai 6,60 triliun dan perbankan dengan nilai 5,50 triliun.

Pada Januari 2024, jumlah penerbitan nasional mencapai 7,1 triliun dolar dan nilai utang Pefindo sebesar 5,6 triliun. 

Danan mengatakan, penerbitan utang negara pada tahun 2023 mengalami penurunan mencapai 130,81 triliun dolar dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 163,63 triliun dolar. Namun, Dannon memperkirakan pasar penerbitan utang akan membaik pada tahun 2024.

“Melihat tahun 2024, bulan Januari dan Februari relatif baik dibandingkan bulan Januari dan Februari tahun lalu. Kami berharap pasar penerbitan utang ke depan bisa kembali normal,” kata Danan saat konferensi pers Pefindo, Selasa (13/2). 2024).

Perusahaan non-BUMN mendominasi penerbitan utang selama tahun 2023 dengan memberikan 26,22 triliun, sedangkan perusahaan publik 26,22 triliun.

 

Sebelumnya diberitakan, surat utang korporasi masih menjadi alternatif pembiayaan yang baik. Suhindrato, Ekonom dan Kepala Riset Ekonomi PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo, mengatakan tiket akan naik pada 2023 seiring dengan lingkungan elite.

Hal ini meningkatkan biaya pendanaan dan menimbulkan risiko terhadap penerbitan utang perseroan pada tahun 2023. Di sisi lain, suku bunga perbankan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan kelangsungan likuiditas.

“Pembiayaan utang korporasi dapat menjadi pilihan yang baik untuk berbagai pembiayaan karena pembiayaan utang korporasi lebih murah dibandingkan pinjaman bank, terutama bagi investor yang berkualitas tinggi”, Senin (12/11/2023) jelas PEFINDO Media Suhindrato dalam forum tersebut. . ).

Pada November 2023, Pefindo mencatat total nilai utang korporasi sebesar Rp148,3 triliun yang akan meningkat pada tahun 2024. Tertinggi di banyak sektor keuangan adalah Rp26,3 triliun dan perbankan Rp24,7 triliun.

Sedangkan penerbitan utang baru pada tahun 2024 diperkirakan berkisar Rp148,15-169,05 triliun dengan titik tengah Rp155,46 triliun. Ada beberapa faktor yang mendorong rilis valuasi perusahaan di tahun mendatang, di antaranya kebutuhan pembiayaan yang lebih tinggi. Serta menjaga kegiatan lapangan tetap selaras dengan pemilu.

Pada saat yang sama, situasi menunggu dan melihat berkurang karena kepercayaan terhadap kompetisi dan program prioritas. Suhindrato menambahkan, perusahaan juga mengambil strategi untuk menghadapi selisih suku bunga. Hal ini terlihat dari bertambahnya buku-buku dengan tenor lebih kecil.

 

“Likuiditas lembaga keuangan ketat sehingga menawarkan bunga utang dan permintaan sumber pembiayaan lain, termasuk penerbitan surat utang, menjadi lebih mahal,” ujarnya.

Namun, banyak juga faktor risiko yang harus diwaspadai, terutama terkait suku bunga. Seperti lingkungan suku bunga tinggi jangka panjang serta lingkungan suku bunga tinggi jangka panjang.

Kemudian risiko geopolitik yang lebih tinggi menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Konsumsi mungkin lebih lemah dari perkiraan ketika suku bunga naik, karena dengan kenaikan suku bunga, risiko meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan perusahaan. “Potensi capital outflow akan mendorong penurunan penerbitan,” tutup Suhindharto.

 

Categories
Bisnis

Kesepakatan Restrukturisasi Wijaya Karya Sentuh 100%, Nilai Outstanding Rp 20,79 Triliun

bachkim24h.com, Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah menyepakati Master Regulatory Agreements (MRA) dengan empat lembaga keuangan untuk periode Februari 2024, menyusul perjanjian MRA yang dibuat dengan organisasi-organisasi tersebut dengan 11 biaya pada Januari 2024.

Perjanjian tersebut juga menandai selesainya langkah MRA dengan jumlah sisa utang sebesar Rp 20,79 triliun atau setara dengan 100% total utang yang direstrukturisasi.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito (BW) mengatakan keberhasilan perjanjian ini menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan lembaga keuangan terhadap WIKA.

“Para pelaku usaha percaya akan nilai dan manfaat yang dapat diberikan WIKA. Oleh karena itu, perjanjian MRA akan memberikan dampak yang lebih baik dalam mewujudkan reformasi Perseroan,” kata Agung BW dalam keterangan resmi, Rabu (3 Juni 2019). ). 2024).

Sebagai imbalan atas kepercayaan seluruh pemangku kepentingan, kata Agung, pihaknya juga terus menjaga komitmen menjaga pembayaran kupon obligasi dan sukuk tepat waktu. Pada tanggal 3 Maret 2024, Perseroan mencatat pembayaran bunga obligasi dan sukuk mudharabah PUB I Tahap II Tahun 2021 sebesar Rp69,6 miliar.

“Hal ini menunjukkan konsistensi WIKA dalam memenuhi komitmennya kepada pemegang obligasi dan sukuk,” kata Agung BW.

Agung BW menambahkan, ke depan, langkah restrukturisasi akan berjalan seiring dengan penyelesaian proyek-proyek Perseroan. Dukungan pemangku kepentingan berperan penting dalam memastikan berbagai program tersebut dapat berjalan dengan baik.

Sebelumnya diberitakan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendapat kepercayaan dari Perusahaan PUPR untuk membangun Jalan Tol IKN Seksi 3B-2, Kariangau-Sp Apa EZ. Tempadung.

Dalam proyek ini, Wijaya Karya menjalin usaha patungan (KSO) dengan Waskita, Jakon dan PT PP dengan nilai saham proyek WIKA sebesar Rp 1,2 triliun. Proyek ini diperkirakan akan berlangsung hingga Juni 2025.

Proyek Jalan Tol IKN Seksi 3B-2 Kariangau-Sp. Tempadung terletak di jalan utama seksi 3B sepanjang 7,3 km yang akan menjadi jalan penghubung antara jalan utama tol IKN Seksi 3B dengan Jalan Kariangau.

Paket Jalan Tol ini bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan konektivitas di wilayah Kalimantan Timur khususnya dari dan ke Ibu Kota Negara Kepulauan. Jalan tol tersebut juga akan memiliki dua jembatan penting bagi satwa liar di kawasan tersebut.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito (BW) menerbitkan Proyek Jalan Tol IKN Seksi 3B-2 Kawasan Ekonomi Kariangau-Sp. Tempadung menambah panjang portofolio karya WIKA di IKN.

Agung mengatakan dalam keterangan resmi, Sabtu (2 Oktober 2024), “Keberhasilan ini turut mendorong WIKA untuk berusaha mengembangkan proyek di IKN secara bersamaan agar dapat selesai tepat waktu dengan kualitas yang baik”. ).

Agung menambahkan, perolehan kontrak baru Proyek Jalan Tol IKN Seksi 3B-2 Kariangau EZ-Sp. Tempadung juga menyampaikan kepercayaan dan dukungan yang terus diberikan pemangku kepentingan.

Begitu pula dengan dukungan bank garansi cap yang tertuang dalam Master Restructuring Agreement (MRA) antara WIKA dan lembaga keuangan membuka lapangan yang lebih luas bagi Perseroan untuk mengejar akuisisi kontrak-kontrak baru di tahun 2024,” kata Agung.

Dukungan ini menjadi batu loncatan yang baik bagi WIKA untuk terus maju sekaligus menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga masyarakat juga dapat merasakan manfaat yang lebih banyak.

Sebelumnya diberitakan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan 11 lembaga keuangan menyepakati Master Restructuring Agreement (MRA) senilai Rp 20,58 triliun atau setara dengan 87,1% utang restrukturisasi per 23 Januari 2024. .

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko Wijaya Karya Adityo Kusumo dan CEO HC WIKA Hadjar Seti Aji bersama para pimpinan lembaga keuangan serta disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN Kementerian Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Wijaya Karya Agung Budi Waskito di Jakarta, Senin. , 23 Januari 2024.

Agung Budi Waskito (BW) meyakini tercapainya kesepakatan ini merupakan langkah lanjutan dalam proses restrukturisasi keuangan dan mempercepat laju restrukturisasi Perseroan.

“Kesepakatan ini menunjukkan bahwa upaya pemulihan WIKA mendapat dukungan penuh dari Pemerintah BUMN dan lembaga keuangan yang bekerja sama dengan WIKA hingga saat ini. Mereka yakin WIKA mempunyai kemampuan untuk pulih dan bersedia berpartisipasi dalam komite ini.” kata Agung BW seperti dikutip dari keterangannya, Kamis (24/1/2024).

Dengan keberhasilan MRA tersebut, WIKA kini dapat fokus melanjutkan langkah-langkah kesehatan lainnya untuk menciptakan landasan yang kuat dan menjalankan bisnis yang berkelanjutan.

Dikatakannya, Perseroan juga bermaksud untuk mendorong aktivitas serta penyelesaian proyek-proyek strategis yang ditugaskan kepada perseroan dengan baik.

“Dengan begitu, apa yang kita capai bersama pada hari ini dapat membawa kita semua menuju hasil yang lebih baik, sekaligus memberikan manfaat bagi WIKA, pemegang saham, organisasi,” kata Agung BW.keuangan serta Negara dan Tanah Air.

Selain restrukturisasi keuangan, proses restrukturisasi yang dilakukan WIKA juga menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.

Pendekatan penguatan sistem permodalan telah mendapat dukungan dari Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 76 Tahun 2023 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2024 dan persetujuan Penambahan Modal dengan pemberian Hak Beli Prioritas sebelum (HMETD) RUPSLB pada bulan Mei Tanggal berapa 12 Desember 2024?

Perseroan juga telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki order booknya, saat ini 93% proyek WIKA menggunakan proses pembayaran progres bulanan sehingga proyek-proyek perseroan dapat beroperasi secara mandiri, perubahan yang besar dibandingkan tahun 2016 ketika proyek-proyek tersebut dilaksanakan. dengan peralatan ini mencakup 40% dari total portofolio WIKA.

Kapasitas dan manajemen risiko pemerintah dengan 3 program yang telah dilaksanakan Perseroan pada tahun 2023 adalah pemutakhiran seluruh sistem ERP di proyek WIKA dengan proses KSO (kerja sama operasional) dan bukan KSO, penerapan fasilitas empat sisi, dan Activate Digital Control Tower (DCT). ) adalah alat yang memantau kinerja perusahaan secara real time dengan mengintegrasikan alat pengumpulan data untuk memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat.

Cara percepatan penagihan piutang bermasalah ini juga membuahkan hasil dengan dibentuknya Departemen Manajemen Aset yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi dan terjadi penurunan jumlah piutang bermasalah sebesar 21% per September 2023 dibandingkan Desember 2022.

Agung BW mengatakan pelaksanaan berbagai program tersebut menunjukkan bahwa sistem kesehatan yang merupakan bagian dari transformasi yang sedang berjalan berada pada jalur yang tepat dan kami yakin WIKA dapat kembali meraih kejayaan sekaligus meraih kesuksesan.

Agung BW mengatakan: “Untuk itu, kami mengapresiasi dukungan yang ditunjukkan oleh para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pemilik proyek, pemegang saham, lembaga keuangan, perlindungan dan komunitas dan siap untuk melangkah maju di masa depan.