Categories
Lifestyle

Transformasi Karier Ramadhan Sananta, dari Pinjam Sepatu Bekas Kakak hingga Jadi Bintang Timnas Indonesia

 Ramadhan Sananta, pesepakbola berbakat asal Kepulauan Riau, berhasil menembus timnas Indonesia meski berlatar belakang dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Murid (PPLP). Karir profesionalnya di dunia sepak bola penuh dengan berbagai tantangan dan keterbatasan, dimulai dari masa kecilnya yang penuh perjuangan.

bachkim24h.com, Jakarta Sejak kecil, Ramadhan Sananta menunjukkan kecintaan yang mendalam terhadap sepak bola, meski harus berlatih dengan sepatu dan bola bekas milik kakaknya. Kisah hidupnya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan semangat pantang menyerahnya:

Ramadhan Sananta mengawali perjalanan seumur hidup di Kepulauan Riau. Semasa kecil, ia sering terlihat sebagai anak yang malas dan suka membuat masalah bagi guru sekolah dasar. Namun stigma tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mencintai sepak bola. Keinginannya untuk bermain di lapangan hijau semakin kuat seiring bertambahnya usia, terutama saat ia memasuki bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Di tahun ketiga SMA, Ramazan mengambil keputusan berani dengan mengikuti program Pusat Pendidikan dan Pelatihan Siswa (PPLP) yang berlangsung selama empat tahun. Meski orang tuanya meragukan pilihannya, tekadnya untuk mengejar mimpinya menjadi pesepakbola profesional mendorongnya untuk terus maju. Keberanian ini menjadi titik balik dalam hidupnya, dan menunjukkan bahwa dedikasi dan komitmen mampu mengubah pendapat orang lain.

Keputusan merantau untuk mengikuti program PPLP bukanlah keputusan yang mudah. Ramadhan menunjukkan komitmen besar dalam menghadapi tantangan baru dalam hidupnya. Selama perjalanannya, ia belajar banyak tentang kedisiplinan, kerja keras, dan cara mengatasi rintangan untuk mencapai impiannya.

 

Pada tahun terakhirnya di PPLP, Ramadan bertemu dengan Listiadi, seorang pendidik yang kebetulan berada di Kepulauan Riau. Pertemuan ini merupakan momen penting dalam karirnya. Listiadi yang sadar akan bakat besar Sananta, menanyakan rencana karirnya pasca PPLP. Namun jawaban Sananta justru menunjukkan ketidakpercayaan dan keraguannya, mengingat betapa sulitnya pemain Kepri menembus Liga 1 atau Liga 2.

Melihat potensi besar Ramadhan, Listiadi akhirnya mengajak Sananta ke Medan dan bertemu dengan pemilik klub Harjuna Putra yang bermain di Liga 3. Meski perjalanan kali ini dilakukan tanpa mengeluarkan biaya, Sananta tetap teguh pada tekadnya bahkan meminjam uang sebesar Rp. Ia memberikan uang 2,5 juta kepada pamannya untuk berangkat ke Medan.

 

Bermain di Liga 3 bersama Harjuna Putra, Ramazan menunjukkan kepiawaiannya dengan mencetak 9 gol. Kesuksesan tersebut menarik perhatian klub Ligue 1 Persikabo yang kemudian mengontraknya dengan kontrak awal berdurasi tiga bulan. Namun Ramazan tidak luput dari kritik, terutama dari teman-temannya yang menganggap kesuksesannya karena kedekatannya dengan Listiadi.

 

Keputusan Ramadhan Sananta meniti karir sepak bola di Medan merupakan sebuah langkah berat. Ia bertekad tidak akan membebani orang tuanya dalam mengejar mimpinya tersebut. Selama perjalanan ini, Sananta didukung oleh pamannya yang mendapatkan pinjaman untuk membantunya memulai langkah penting dalam karirnya.

Menariknya, Sananta menggunakan sepatu dan bola milik kakaknya sebagai perlengkapan bermain. Kegiatan ini menunjukkan semangat juangnya untuk mencapai impian meski dalam kondisi terbatas. Ketekunan dan tekad Sananta menjadi inspirasi bagi banyak anak muda, memberikan semangat kepada mereka untuk tidak takut keluar dan menghadapi berbagai tantangan di luar sana. 

PPLP merupakan singkatan dari Pusdiklat Pelajar yang merupakan program pengembangan bakat pemuda di berbagai cabang olahraga, termasuk sepak bola.

  

Perjalanan panjang dan mantap Ramadhan Sananta berhasil menembus timnas Indonesia, mulai dari PPLP, menjalani debut di klub Ligue 3 hingga akhirnya direkrut Persikabo di Ligue 1.

  

Listiadi, seorang pelatih berpengalaman, adalah seseorang yang melihat potensi besar di bulan Ramadhan dan membantunya memulai perjalanannya di Ligue 1.