Categories
Kesehatan

6 Mitos Rematik yang Sering Bikin Salah Kaprah, Cek Faktanya di Sini!

bachkim24h.com, Jakarta Artritis merupakan salah satu penyakit yang sering dianggap remeh. Banyak orang yang percaya bahwa kondisi ini hanyalah nyeri biasa atau radang sendi, dan tidak terlalu berbahaya. Faktanya, radang sendi bisa menjadi ancaman yang menakutkan jika diabaikan dan tidak ditangani dengan baik sejak awal. Penyakit ini dapat menyerang persendian dan tulang sehingga membuat penderitanya sulit bergerak bebas di usia tua.

Di tengah dampak buruk arthritis terhadap kesehatan, ternyata masih banyak masyarakat yang salah paham karena terpengaruh oleh mitos-mitos arthritis yang ada di masyarakat. Mulai dari anggapan bahwa asam urat hanya penyakit orang lanjut usia, hingga anggapan bahwa tidur di lantai bisa menyebabkan asam urat kambuh kembali.

Nah, sebelum kesalahpahaman ini semakin meluas, sebaiknya setiap orang memperbanyak pengetahuannya mengenai masalah radang sendi agar tidak terjebak pada mitos-mitos tersebut. Di bawah ini beberapa mitos seputar radang sendi yang seringkali menyesatkan dan beberapa fakta yang bisa dijadikan panduan.

Mitos 1: Artritis hanya menyerang persendian

Faktanya, radang sendi tidak hanya menyerang persendian saja. Penyakit autoimun ini juga bisa menyebabkan peradangan di bagian tubuh lain, seperti paru-paru, jantung, mata, bahkan kulit. Oleh karena itu, gejala radang sendi tidak hanya berupa masalah persendian, tetapi juga masalah pernapasan dan ruam kulit. Selain itu, arthritis juga dapat merusak pembuluh darah dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh peradangan kronis yang terjadi di seluruh tubuh. Akibatnya, pasien berisiko mengalami masalah kardiovaskular seperti stroke atau serangan jantung.

Faktanya, asam urat bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak dan dewasa muda. Memang benar bahwa arthritis lebih sering terjadi pada kelompok usia 45-60 tahun, namun hal ini tidak berarti bahwa kelompok usia yang lebih muda akan lebih tahan terhadap penyakit tersebut. Pada lansia, tulang rawan yang melindungi sendi menjadi lebih tipis, dan cairan pelumas pada sendi berkurang. Kondisi ini memudahkan terjadinya gesekan dan kerusakan pada sendi, sehingga meningkatkan risiko radang sendi.

Namun arthritis juga bisa menyerang usia muda. Salah satu penyebabnya adalah faktor genetik yang kuat, terutama rheumatoid arthritis, yang memicu timbulnya penyakit di usia muda. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh (autoimun) dapat terjadi bahkan pada usia muda dan dapat menyebabkan radang sendi kronis. Jadi jangan anggap remeh gejala radang sendi hanya karena usia muda.

3. Mitos: Hanya wanita yang bisa terkena asam urat

Faktanya, pria juga bisa terkena radang sendi, namun tingkat kejadiannya lebih rendah yaitu 1:3 dibandingkan wanita. Meski angka kejadiannya lebih rendah, pria yang terkena arthritis mungkin mengalami gejala yang sama seperti wanita, seperti nyeri sendi, kaku, bengkak, dan kesulitan bergerak. Oleh karena itu, penting bagi pria untuk mewaspadai gejala-gejala tersebut dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami masalah persendian. Perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko dan mengatasi gejala radang sendi pada pria dan wanita.

Faktanya, olahraga yang tepat dapat membantu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fleksibilitas pada penderita arthritis. Olahraga ringan seperti jalan kaki, berenang, atau yoga sangat dianjurkan karena dapat mengurangi gejala radang sendi. Hindari olahraga dengan intensitas berat atau berlebihan yang tidak dianjurkan oleh dokter.

5. Mitos: Perubahan gaya hidup tidak membantu pengobatan arthritis

Padahal, pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, menjaga kebugaran tubuh, dan mengatur kebiasaan tidur sangat penting untuk memerangi masalah radang sendi. Untuk mencegah radang sendi semakin parah, hindari makanan olahan, gorengan tinggi lemak jenuh, dan minuman tinggi gula. Selain itu, berhenti merokok sangat mengurangi kemungkinan terkena radang sendi.

6. Mitos: Tidak ada pilihan pengobatan untuk arthritis

Faktanya, saat ini ada banyak terapi dan pilihan pengobatan yang dapat membantu mengatasi gejala dan memperlambat kerusakan sendi akibat arthritis. Mulai dari obat anti inflamasi, obat imunosupresan, terapi fisik, hingga penggantian sendi jika parah.

Selain pola hidup sehat seperti berolahraga, gunakan gel NEO rhumacyl Anti Inflammation IBP sebagai pertolongan pertama jika radang sendi kambuh lagi.

NEO rhumacyl Anti Inflammation IBP merupakan inovasi baru gel pereda nyeri, dilengkapi formula pro aktif dengan ibuprofen, tidak berminyak, efektif meredakan nyeri akibat keseleo, cedera olahraga, dan arthritis. Bahan aktifnya efektif meredakan nyeri akibat peradangan, serta ketidaknyamanan yang terkait dengan kondisi ini.

Gel ini bisa menjadi sahabat setia mereka yang menjalani gaya hidup aktif, terutama kaum muda yang gemar berolahraga. Pasalnya, aktivitas fisik yang intens seringkali berujung pada cedera atau ketegangan otot. Dengan menggunakan NEO rhumacyl Anti Inflammation IBP, Anda dapat mengurangi rasa sakit akibat cedera olahraga, sehingga Anda dapat melanjutkan aktivitas.

Untuk hasil maksimal, oleskan secara merata pada area yang nyeri sebanyak 3-4 kali sehari. Jangan gunakan pada kulit yang rusak atau teriritasi.

Itulah mitos dan fakta seputar masalah radang sendi, dengan harapan Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk mengatasi gejala radang sendi dan meningkatkan kualitas hidup sehat. Untuk masalah kesehatan, konsultasikan ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

 

(*)