Categories
Otomotif

6 Mitos Perawatan Mobil yang Masih Dipercaya, Hati-Hati Salah

bachkim24h.com, Jakarta – Banyak pemilik mobil di Indonesia yang masih percaya dengan mitos-mitos seputar perawatan mobil. Faktanya, beberapa kebiasaan salah yang dianggap benar bisa berdampak buruk bagi kendaraan Anda dalam jangka panjang.

Pakar otomotif Universitas Teknologi Bandung (ITB) Janos Martinos Passaribo mengungkap 6 mitos perawatan mobil yang perlu dibantah. Berikut rinciannya: 1. Mesin terlalu panas? Tidak perlu!

Banyak orang yang percaya bahwa memanaskan mesin lebih lama dapat memperpanjang umur mesin. Namun menurut Yance, dilansir Antara, teknologi mesin modern tidak lagi membutuhkan pemanasan yang lama. Mobil modern hanya membutuhkan waktu 30 detik hingga 1 menit untuk memastikan oli bersirkulasi ke seluruh mesin. Mobil lawas, produksi tahun 1990-an ke bawah, membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 3 hingga 5 menit, karena mesinnya kurang efisien. 2. Ganti oli setiap 5000 km? Tidak selalu!

Mitos lainnya adalah mengganti oli setiap 5000 km. Faktanya, beberapa jenis oli modern bisa bertahan lebih lama. Yanes merekomendasikan untuk selalu mengikuti rekomendasi pabrikan untuk interval penggantian oli. 3. Apakah nitrogen lebih baik dari udara biasa? Tidak masalah!

Mengisi ban mobil dengan nitrogen diyakini lebih baik daripada udara biasa. Namun, jelas Johns, perbedaannya tidak terlalu terlihat akibat penggunaan sehari-hari. 4. Apakah produk purnajual selalu lebih murah dan setara dengan suku cadang asli? Salah!

Kualitas produk aftermarket sangat bervariasi. Tidak semua produk aftermarket memiliki kualitas yang sama dengan suku cadang aslinya. Beberapa produk purnajual mungkin lebih murah, namun kualitas, daya tahan, dan kinerjanya mungkin dipertanyakan.

 

 

Pembersih bahan bakar sebenarnya dapat membersihkan mesin, namun penggunaan yang berlebihan dapat merusak komponen mesin. Yang terbaik adalah mengikuti rekomendasi pabrikan untuk pemeliharaan. 6. Apakah oli gearbox perlu diganti? Salah besar!

Penggantian oli transmisi secara teratur sangat penting untuk menjaga kinerja transmisi dan umur panjang.

Yannis mengingatkan pemilik mobil agar tidak terjebak dalam mitos perawatan mobil. Selalu mencari informasi yang akurat dan terpercaya dari sumber resmi dan ikuti rekomendasi pabrikan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Categories
Otomotif

Plus Minus Wacana Pembatasan Usia Kendaraan di DKI Jakarta

JAKARTA – Komisi B DPRD DKI Jakarta merekomendasikan pembatasan umur mobil untuk mengatasi polusi udara dan kemacetan lalu lintas.

DPRD DKI Jakarta mencontohkan Singapura yang berhasil mengatasi kemacetan lalu lintas. Hal ini dikarenakan sistem komunitas perkawinan belum terlihat berhasil dalam mengurangi jumlah lalu lintas dan emisi.

Namun benarkah pembatasan usia kendaraan menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas? Di bawah ini kami menguraikan dampak batasan usia.

Kendaraan termasuk kelebihan dan kekurangannya:

1. Dampak positif – Perlindungan lingkungan: Dengan membuang kendaraan tua, suatu negara dapat mengurangi emisi. Mobil tua cenderung lebih hemat bahan bakar dan mengeluarkan lebih banyak bahan bakar dibandingkan mobil baru.

– Keselamatan Jalan Tingkat Lanjut: Kendaraan tua dilengkapi dengan kantung udara yang meningkatkan pencegahan tabrakan dan keselamatan penumpang. Fitur keselamatan modern seperti rem anti-lock dan kontrol stabilitas elektronik seringkali kurang. Pembatasan dapat mendorong penggunaan kendaraan yang lebih aman.

– Menstimulasi industri otomotif: pembatasan usia memerlukan kendaraan yang lebih baik dan efisien; Hal ini dapat membantu mendukung industri otomotif dalam negeri atau meningkatkan impor model modern.

– Mengurangi kemacetan lalu lintas: Dalam beberapa kasus, pembatasan usia kendaraan dapat mengurangi jumlah kendaraan di jalan dan meningkatkan arus lalu lintas.

2. Dampak negatif

Selain memberikan dampak positif Pembatasan usia kendaraan juga berdampak negatif. Mereka semua?

– Beban ekonomi pada kelompok berpendapatan rendah: Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dimana masyarakatnya bergantung pada kendaraan yang lebih tua dan lebih murah, pembatasan dapat membatasi transportasi pribadi. Hal ini dapat menghambat mobilitas dan peluang ekonomi bagi sebagian orang.

– Tekanan pada pasar mobil bekas: Ketika permintaan mobil bekas pada kelompok usia yang memenuhi syarat meningkat, harga mungkin naik, sehingga kurang terjangkau bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.

– Penciptaan pasar gelap: Batasan usia yang ketat terkadang dapat mendorong perdagangan kendaraan tua di pasar yang tidak diatur. Hal ini menyulitkan pemantauan dan pemeliharaan keselamatan kendaraan.

– Dampak terhadap kendaraan klasik dan bersejarah: Penggemar dan kolektor kendaraan antik mungkin menghadapi hambatan dalam memiliki dan mengoperasikan kendaraan yang dianggap penting untuk pelestarian budaya atau sejarah.

– Pengurangan pajak: Terdapat potensi penurunan PAD (Pendapatan Dalam Negeri), khususnya di Jakarta, karena penyumbang PAD tertinggi adalah pajak kendaraan. Jika aturan pembatasan usia diterapkan, maka pendapatan warga Jakarta akan terdampak.