Categories
Kesehatan

3 Mitos Bayi Tabung atau IVF Paling Sering Didengar Dokter, Ini Fakta Sesungguhnya

bachkim24h.com, Jakarta Program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) merupakan metode bagi pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami. Bayi tabung merupakan suatu cara bagi pasangan dengan gangguan kesuburan untuk menggabungkan sperma dan sel telur di luar tubuh untuk kehamilan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasangan yang kesulitan untuk hamil telah mencoba metode ini. Namun masih banyak mitos mengenai bayi tabung atau bayi tabung. Upupik Anggraheni, konsultan obstetri dan ginekologi, endokrinologi kesuburan dan reproduksi, mengungkap tiga mitos seputar bayi tabung yang sering didengar pasien.

Pencegahan 1: Bayi dalam program bayi tabung sebaiknya dilahirkan melalui operasi caesar

Upik mengatakan hal itu tidak benar. Tidak semua bayi yang dikandung melalui program bayi tabung dilahirkan melalui operasi caesar.

“Jika tidak ada kelainan atau komplikasi, Anda bisa melahirkan secara normal. Dokter akan memberitahukan apa saja risikonya saat melahirkan,” kata Upupik.

2. Bayi tabung pertama harus berupa bayi tabung dan bayi kedua harus berupa bayi tabung

Padahal, jika anak pertama didapat melalui program bayi tabung, bukan berarti anak kedua akan didapat dengan cara yang sama.

“Saat ini banyak pasangan muda yang memilih bayi tabung langsung agar cepat hamil. Setelah melahirkan, mereka lupa akan persalinan, lalu bisa hamil secara alami. Sangat mungkin,” kata dokter lulusan universitas tersebut. Indonesia.

Lalu, jika pasien dengan riwayat PCOS berhasil hamil satu kali, maka kehamilan berikutnya akan lebih mudah. Artinya kehamilan yang terjadi secara alami bisa saja terjadi.

Ada yang mengatakan bahwa anak-anak hasil program bayi tabung dilahirkan dengan kelainan dan penyakit. Upik membantah keras hal tersebut.

“Hasil bayi tabung dan bayi kandung sama saja. Tergantung genetik orang tuanya, dan sama-sama berasal dari sel germinal ayah dan ibu,” ujarnya.

 

Upupik menjelaskan, masih banyak mitos mengenai bayi tabung yang beredar di masyarakat. Jika pasangan berencana menjalani program bayi tabung namun tidak menyadari mitos yang ada, segera konsultasikan ke dokter.

“Kalau menyimak mitos-mitos bayi tabung lainnya, bisa ditanyakan langsung ke dokter yang merawat,” kata perempuan yang sehari-hari berpraktek di RS Pondok Inda – pusat bayi tabung Jakarta ini.

Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan suatu metode pembuahan pada pasangan penderita gangguan kesuburan dengan menggabungkan sel telur dan sel sperma di luar tubuh manusia.

Setelah terjadi pembuahan, 1-3 embrio ditanamkan ke dalam rahim ibu hamil.

Prosedur bayi tabung dilakukan pada pasangan yang memiliki beberapa masalah kesuburan:

– Unsur sperma 

– Obstruksi pada kedua saluran tuba

– Endometriosis

– gangguan pematangan sel telur

– Hal-hal yang tidak dapat dijelaskan atau tidak dapat dijelaskan

Program bayi tabung dapat dilakukan bagi wanita di bawah usia 46 tahun. Namun, ada beberapa kasus perempuan di bawah usia 48 tahun yang telah mencoba dan berhasil.

Tingkat keberhasilan program bayi tabung pada perempuan di bawah usia 35 tahun di dunia mencapai 44,45 persen. Kemudian pada kelompok umur 35-37 tahun sebesar 32,4 persen. Sedangkan tingkat keberhasilan program bayi tabung pada usia di bawah 35 tahun di Indonesia, khususnya pada program bayi tabung RSPI tahun 2023, sebesar 39,7 persen. Kemudian mencapai 36,8 persen pada usia 35-37 persen.