Categories
Lifestyle

Arti Temperamental, Pahami Juga Penyebab dan Cara Mengatasinya

bachkim24h.com, Jakarta Pengertian temperamen mengacu pada karakter yang memiliki kecenderungan mengungkapkan emosi secara berlebihan, terutama kemarahan. Orang yang temperamental sering kali mengalami kesulitan mengendalikan respons emosionalnya terhadap suatu stimulus. Sifat ini dapat menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi orang tersebut maupun orang lain di sekitarnya.

Aspek menarik dari pentingnya temperamen adalah mungkin ada faktor genetik yang juga menentukan kepribadian tersebut. Namun, tidak hanya faktor genetik yang berperan, lingkungan dan proses perkembangan individu juga berperan penting dalam membentuk karakter seseorang.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang temperamental sering diibaratkan seperti memegang bom waktu. Reaksi emosi yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan berbagai masalah di kemudian hari, baik fisik, mental, karir maupun hubungan sosial.  Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai arti kata perangai yang bachkim24h.com rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (3/7/2024).

Arti temperamen seringkali disalahartikan sebagai sinonim dari temperamen, padahal keduanya mempunyai perbedaan yang signifikan. Temperamen mengacu pada sifat atau sifat seseorang dalam bereaksi terhadap berbagai situasi, mulai dari perasaan senang, sedih, atau marah. Sifat ini biasanya sudah ada sejak lahir seseorang.

Sedangkan pengertian temperamen mengacu pada sifat seseorang yang mudah marah dan mudah emosi tinggi dalam bereaksi terhadap suatu hal. Orang dengan kepribadian temperamental seringkali lebih sensitif dan mudah tersinggung, dan bahkan mungkin melakukan kekerasan fisik ketika emosinya sedang berada pada puncaknya.

Penyebab pasti gangguan kepribadian temperamental masih belum jelas, meski diduga lingkungan sekitar berperan dalam membentuknya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan sifat kepribadian seseorang.

Menurut buku Desa Wee “Determined to Build”, temperamen adalah karakter yang sulit diubah. Ketika seseorang dengan kepribadian temperamental merasa marah, kemungkinan besar kemarahannya akan sulit dikendalikan dan bisa meningkat menjadi sesuatu yang tidak terkendali.

Pemahaman yang jelas mengenai perbedaan temperamen dan temperamen penting untuk menghindari kebingungan dalam menganalisis kepribadian seseorang. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat mengenali kompleksitas individu dan memberikan dukungan yang tepat kepada mereka yang menghadapi tantangan dalam mengelola emosinya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, temperamen seseorang dapat dibentuk oleh banyak faktor yang kompleks. Berikut beberapa faktor yang berperan dalam pembentukan karakter individu. 1. Genetika

Faktor genetik memegang peranan penting dalam membentuk karakter seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sifat temperamen dapat diturunkan dalam keluarga. Seseorang dapat mewarisi sifat ini dari kedua orang tuanya.

Misalnya, anak-anak yang orang tuanya memiliki kecenderungan emosional tertentu cenderung berisiko lebih besar untuk mengembangkan sifat serupa. Meskipun genetika berperan, penting untuk diingat bahwa tidak semua anak dari orang tua yang temperamental akan menunjukkan karakteristik yang sama, karena pengaruh lingkungan dan faktor lain juga mempengaruhi hal ini. 2. Lingkungan

Selain faktor genetik, pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitar juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan karakter. Lingkungan keluarga dan teman sebaya, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan dapat memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara individu mengekspresikan dan mengelola emosinya.

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang tidak stabil, penuh konflik, atau mengalami trauma serius seperti kehilangan orang tua atau penganiayaan, mungkin cenderung bereaksi lebih temperamental terhadap situasi tertentu. 3. Perkembangan individu

Ciri-ciri kepribadian juga dapat berkembang seiring berkembangnya seseorang sepanjang hidup. Misalnya, perubahan hormonal pada masa pubertas dapat mempengaruhi kestabilan emosi seseorang. Selain itu, peristiwa penting di masa dewasa, seperti pernikahan, kehamilan, atau memulai pekerjaan baru, juga bisa menjadi pemicu munculnya sifat temperamental. Perubahan besar dalam kehidupan orang dewasa sering kali membawa serta stres dan ketegangan yang dapat berdampak signifikan terhadap respons emosional seseorang.

Berurusan dengan sifat-sifat temperamental bisa menjadi tantangan yang kompleks, namun langkah-langkah dapat diambil untuk membantu individu mengelola dan mengatasi sifat-sifat ini dengan lebih efektif. 1. Menumbuhkan kesadaran

Langkah pertama yang penting adalah menjadi lebih sadar akan temperamen Anda. Dengan memahami karakteristik dan pola responsnya, individu dapat mengelola responsnya terhadap situasi tertentu dengan lebih baik. Penting juga untuk membedakan antara kemarahan yang sehat dan tidak sehat. 2. Mengelola emosi

Bagi orang yang cenderung mengalami ledakan emosi atau reaksi emosional yang intens, penting untuk mempelajari teknik manajemen emosi. Ini mungkin termasuk latihan relaksasi, meditasi, atau berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental untuk mendapatkan panduan yang lebih tepat sasaran. 3. Belajar berkomunikasi

Keterampilan komunikasi yang efektif sangat penting dalam mengelola temperamen. Mempelajari cara berkomunikasi dengan baik dan memahami kebutuhan orang lain dapat membantu meningkatkan hubungan sosial dan mengurangi konflik antarpribadi. 4. Minta dukungan

Tidak apa-apa untuk meminta bantuan. Jika Anda kesulitan mengendalikan emosi, penting untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau ahli kesehatan mental. Berbicara dengan orang yang terlatih dapat memberikan wawasan dan strategi yang berguna untuk menghadapi karakteristik ini. 5. Perubahan lingkungan

Jika memungkinkan, mengubah lingkungan agar lebih sesuai dengan temperamen seseorang dapat membantunya merasa lebih nyaman. Misalnya, orang dengan kecenderungan introvert mungkin mencari pekerjaan yang memungkinkan mereka bekerja sendiri atau di lingkungan yang lebih tenang.

Dengan mengambil langkah-langkah ini dan berkomitmen untuk mengatasi sifat ini, individu dapat meningkatkan kesejahteraan emosionalnya dan mengembangkan hubungan yang lebih positif dengan lingkungannya.

Categories
Kesehatan

Tips Mental Sehat Setelah Libur Lebaran, Hindari Kebanyakan Scrolling Medsos

bachkim24h.com, JAKARTA — Kasandra Putranto, psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, menyarankan masyarakat menghindari berbagai aktivitas yang setidaknya mengharuskan tubuh bergerak. Tujuannya agar tetap sehat mental pasca libur panjang Idul Fitri.

Pertama, hindari aktivitas tidak bergerak dalam waktu lama, seperti game media sosial, karena tanpa gerakan tubuh beradaptasi dengan ritme gerakan yang lambat dan mudah, kata Cassandra, Selasa (16/4/2024). .

Menanggapi aktivitas yang harus dihindari setelah liburan panjang, Cassandra mengatakan aktivitas yang minim pergerakan secara tidak langsung berdampak pada tubuh dan pikiran seseorang. Berbagai aktivitas sehari-hari seperti pergi ke kantor, berolahraga atau pergi ke sekolah menuntut tubuh dan otak untuk banyak bergerak dan berpikir. Namun aktivitas seperti bermain media sosial dalam jangka waktu lama membuat tubuh tidak bisa istirahat dan rileks.

Alhasil, tubuh merasakan fase enggan beraktivitas, berpikir karena rasa ingin mengulangi liburan seperti dulu. Hal ini membutuhkan waktu bagi tubuh untuk mengubah ritme dari lambat menjadi cepat.

Jika keadaan ini terus berlanjut, dikhawatirkan masyarakat akan mengalami penyakit pasca liburan atau perubahan suasana hati akibat peralihan musim liburan ke kondisi normal yang akan mereka hadapi kembali.

“Selama proses transisi, sebagian orang tidak mudah menyesuaikan diri dengan kehidupan normal, seperti kembali bekerja atau sekolah,” ujarnya.

Cassandra mencatat, rasa lelah pasca liburan sebenarnya merupakan hal yang wajar, namun jika perubahan tersebut berlangsung lebih dari dua minggu, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri dan ditangani oleh ahli kesehatan profesional. Ia menyarankan agar tetap sehat dan waspada secara mental setelah libur panjang, masyarakat dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat menenangkan pikiran dan menormalkan ritme aktivitas.

Orang dapat mendengarkan lagu yang menenangkan selama beberapa menit atau bersantai dengan perawatan perawatan diri seperti pijat tubuh dan manikur. Namun, Cassandra mengatakan itu semua tergantung kebutuhan masing-masing individu.

 

“(Caranya) tergantung kebutuhan, tentunya harus dilakukan asesmen terlebih dahulu agar bisa menentukan jenis intervensi yang sesuai (dari dokter spesialis),” kata Cassandra.

 

Sebelumnya, Vera Itabiliana Hadiwijojo, S.Psi, psikolog klinis anak dan remaja di Institut Psikologi Terapan Universitas Indonesia, juga mengatakan agar masyarakat kembali beraktivitas normal untuk menghindari stres pasca liburan. Beberapa hari yang lalu. Liburan sudah berakhir.

“Kembali ke rutinitasmu beberapa hari sebelum selesai,” kata Vera.

 

Misalnya pulang lebih awal dari liburan, membiasakan bangun pagi kembali, membersihkan rumah setelah jauh jauh, berpakaian untuk bekerja atau sekolah, dan kebutuhan lainnya.