Categories
Kesehatan

6 Kepercayaan Terkait Imlek agar Berlimpah Rezeki dan Keberuntungan di Tahun Baru

bachkim24h.com, Jakarta – Belanja jeruk mandarin dan mengemas hongbao hanyalah beberapa bagian dari sekian banyak ritual perayaan Imlek. Ada praktik dan kepercayaan lain terkait perayaan Tahun Baru Imlek yang mungkin belum Anda sadari.

Dilansir The Straits Times, berikut enam praktik kepercayaan menjelang dan selama Tahun Baru Imlek yang biasa dilakukan: 1. Penjagaan pada masa Li Chun

Istilah “Li Chun” diterjemahkan sebagai awal musim semi. Ini adalah periode pertama dari 24 periode kalender Tiongkok.

Li Chun biasanya jatuh pada tanggal 4 Februari setiap tahunnya. Ini kira-kira satu atau dua hari ketika matahari berada pada 315 derajat garis bujur langit.

Secara tradisional, ini adalah saat para petani Tiongkok berdoa agar panen melimpah selama satu tahun.

Di zaman modern seperti sekarang, tabungan bisa dilakukan di bank pada hari yang bersangkutan.

Banyak yang percaya bahwa hal ini akan menambah kekayaan mereka dan membawa keberuntungan. Ada juga yang menggunakan warna keberuntungan merah atau menyiapkan nilai nominal yang berhubungan dengan kemakmuran, seperti angka 88. 2. Melunasi hutang sebelum dimulainya Tahun Baru Imlek

Memasuki Tahun Baru Imlek yang penuh hutang konon mendatangkan kesialan.

Praktik tradisional Tiongkok ini mencerminkan keinginan simbolis untuk memulai tahun dengan awal yang bersih.

Penganut takhayul percaya bahwa tidak menutup buku sebelum dimulainya hari pertama Tahun Baru Imlek akan mengakibatkan hutang sepanjang tahun, atau bahkan seumur hidup. 

 

Temukan cara lain untuk membuka kantong keripik, karena

Benda tajam seperti gunting, jarum, gunting kuku, dan pisau dianggap tidak menyenangkan dan membawa sial.

Benda-benda tersebut dikatakan dapat “memotong” keberuntungan atau menimbulkan perkelahian.

Benda lain yang dianggap tabu dan wajib disembunyikan adalah sapu, untuk menghindari keberuntungan dan kekayaan.

 

Jangan mencuci pakaian selama dua hari pertama Tahun Baru Imlek. Menurut cerita rakyat, dua hari ini konon merupakan hari ulang tahun para dewa air, yang mungkin akan tersinggung jika bermain dan bermain bersama mereka.

Ada juga yang menghindari keramas di hari pertama.

Kata dalam bahasa Cina untuk “rambut” dan “mekar” terdengar mirip, jadi jauhkan rambut Anda dari air agar kebahagiaan Anda tidak hilang.

Menurut mitologi Tiongkok, dewi perempuan Nu Wa menciptakan manusia pada hari ketujuh penciptaan dunia, sehingga hari ini diperingati sebagai hari lahir umat manusia dalam budaya Tiongkok.

Dikenal sebagai “Renri”, orang-orang merayakan hari ketujuh Tahun Baru Imlek dengan menyantap hidangan yang membawa keberuntungan, seperti sup, bubur atau tumisan, dengan tujuh sayuran.

Hidangannya biasanya menggunakan sayuran seperti daun bawang, seledri Cina, sawi Cina, daun ketumbar, daun bawang, kubis napa, bawang bombay, lobak dan bayam.

Masing-masing sayuran ini penuh dengan simbolisme.

Misalnya, kata Mandarin untuk “kucai” dan “kecerdasan” terdengar serupa, sehingga mereka yang memakan kucai diberkati dengan kecerdasan dan kecerdasan.

Banyak anak yang menantikan malam Tahun Baru Imlek karena merupakan malam di mana mereka dianjurkan untuk begadang.

Dikatakan bahwa semakin lama seorang anak terjaga, semakin lama pula orang tuanya akan hidup.

Menurut cerita rakyat Tiongkok, penduduk desa akan mencari binatang mitos pada malam Festival Musim Semi. Praktek ini masih dikenal sebagai “shousui”.

Setelah peringatan tersebut tibalah hari pertama Tahun Baru Imlek, saat anak-anak menerima berkah dan angpao dari orang tua dan orang yang lebih tua.

Categories
Kesehatan

Kebiasaan ‘Menumpuk’ Baju Kotor Dikaitkan dengan Pengidap ADHD

bachkim24h.com, JAKARTA — Sebagian orang mempunyai kebiasaan menunda cucian bersih atau membuang pakaian kotor saat berlibur. Alih-alih langsung menata lemari atau mencuci, deretan pakaian justru ditumpuk di lantai atau disampirkan di kursi selama berhari-hari.

Ada istilahnya yaitu floor cabinet. Dalam postingan TikTok yang viral, pembuat konten Jeff Rice dari YourADHDBrain.com mengatakan penutup lantai adalah hal yang umum di antara penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

“Pakaian yang tergeletak di lantai bisa di keranjang cucian yang sudah berhari-hari atau berminggu-minggu, atau bisa juga di tumpukan baju yang sudah lama dipakai tapi tidak terlalu kotor. Jadi ada yang merasa ingin. memakainya, lagi-lagi ditaruh di lantai. Diberikan atau digantung di kursi,” kata Rice dalam video tersebut.

Mengapa kebiasaan menjaga pakaian tetap ada pada penderita ADHD? Billy Roberts, terapis di Focused Mind ADHD Counseling di Columbus, Ohio, AS, menjelaskan bahwa ADHD memengaruhi fungsi eksekutif otak, yaitu mengontrol motivasi, perencanaan, memori kerja, pengorganisasian, dan pengendalian diri.

“Saat dihadapkan pada tugas yang membosankan, otak ADHD menjadi kewalahan dan mulai menuntut tugas yang lebih menarik. Tugas membosankan seperti mencuci pakaian bisa membuat frustasi karena bisa menumpuk, sehingga membuat banyak penderita ADHD merasa kewalahan dan semakin menghindari tugas tersebut.” dikatakan.

Selain tidak menarik, mencuci pakaian juga bukan hal yang mendesak (setidaknya sampai Anda kehabisan pakaian dalam yang bersih). Otak penderita ADHD mudah terganggu oleh masukan-masukan yang bersaing, kata Rachel Bloom, seorang terapis di Los Angeles, AS.

“Tugas yang membosankan dan seringkali tidak mendesak sulit untuk diprioritaskan, sementara tugas yang mendesak memiliki cara untuk menghilangkan gangguan lain, yang pada dasarnya memaksa tugas tersebut untuk diprioritaskan dan diselesaikan,” kata Bloom.

Dia mengutip sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang dengan ADHD memiliki gelombang otak beta yang lebih sedikit. Beta adalah jenis gelombang otak yang membuat seseorang tetap waspada dan fokus secara mental. Stres, krisis, atau tenggat waktu dapat menghasilkan gelombang beta ekstra, yang sebenarnya dapat membantu penderita ADHD mengubah fokus.

Selain aspek fungsi eksekutif, mencuci juga melibatkan memori jangka pendek, yang dapat menjadi tantangan lain bagi penderita ADHD. Terry Matlen, psikoterapis dan terapis pasien ADHD yang berbasis di Michigan, AS, menjelaskan bahwa inilah sebabnya banyak penderita ADHD kesulitan mengingat untuk memindahkan pakaian dari mesin cuci ke mesin pengering.

Matlen menekankan bahwa cucian yang seolah tak ada habisnya menambah tantangan. “Meski sulit dilakukan, kami tahu keesokan harinya akan terjadi lagi. Setiap beberapa hari sekali ada tumpukan cucian bersih dan kotor,” ujarnya.