Categories
Sains

Ilmuwan Peringatkan Bahaya Meredupkan Matahari, Ini Alasannya

JAKARTA – Majelis Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan ini memperdebatkan resolusi mengenai modifikasi radiasi matahari, sebuah teknologi kontroversial yang bertujuan untuk mengurangi efek pemanasan gas rumah kaca dengan memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke luar angkasa.

Para pendukungnya berpendapat bahwa teknologi ini dapat membatasi dampak perubahan iklim. Namun, “geoengineering” ini berisiko mengganggu stabilitas sistem iklim yang sudah rapuh. Efek penuhnya belum diketahui sampai penerapannya dilakukan.

Seperti yang dilaporkan Science Alert, rancangan pertama resolusi tersebut menyerukan pembentukan panel ahli untuk mempelajari manfaat dan risiko perubahan radiasi matahari. Proposal tersebut ditarik pada hari Kamis ketika tidak ada kesepakatan yang dicapai mengenai masalah kontroversial tersebut.

Beberapa negara di Dunia Selatan telah menyerukan “tidak menggunakan” modifikasi radiasi matahari, dan ini adalah posisi yang kami dukung. Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sudah merupakan eksperimen dalam skala planet – kita tidak memerlukan eksperimen lain.

Di beberapa kalangan, geoengineering tenaga surya semakin populer sebagai solusi krisis iklim. Namun penelitian menunjukkan potensi risiko yang ditimbulkan oleh teknologi ini, seperti:

Hilangnya keanekaragaman hayati, terutama jika teknologi tersebut dihentikan secara tiba-tiba.

Merusak ketahanan pangan, misalnya dengan mengurangi cahaya dan meningkatkan salinitas tanah

Pelanggaran HAM lintas generasi menyisakan risiko besar bagi generasi mendatang

Berikut beberapa contoh perubahan radiasi matahari dan potensinya:

Pada bulan April 2022, sebuah startup Amerika meluncurkan dua balon cuaca ke udara di atas Meksiko tanpa persetujuan pemerintah. Eksperimen ini menunjukkan kurangnya akuntabilitas dan transparansi dalam geoengineering.

Categories
Sains

Deretan Mitos Gerhana Matahari Total: Menelan Api hingga Pertengkaran Matahari-Bulan

Jakarta – Gerhana matahari total yang akan terjadi hari ini, 8 April 2024, dikenal sebagai fenomena misterius di berbagai budaya.

Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang tergolong langka. Dibalik Penjelasan Astronomi Masih banyak legenda terkait gerhana.

Legenda-legenda ini pun berkembang dan berbeda-beda di setiap negara. Tak jarang sebagian masyarakat mempercayai hal gaib saat terjadi gerhana matahari total.

Lalu apa saja legenda gerhana total yang diyakini di berbagai negara? National Geographic merilis informasi berikut pada Senin (8/4/2024).

1. Pemakan Api Banyak budaya menggambarkan gerhana matahari dan bulan sebagai saat setan atau makhluk memakan matahari atau bulan.

“Orang-orang Viking melihat sepasang serigala langit mengejar matahari atau bulan,” kata E. C. Krupp, direktur Observatorium Griffith di Los Angeles, California.

Di Vietnam, legenda yang diyakini saat terjadi gerhana matahari total adalah katak memakan bulan atau matahari.

Sementara itu, suku Kwakiutl di pesisir barat Kanada percaya bahwa mulut surga memakan matahari atau bulan saat terjadi gerhana.

2. Ancaman Setan Legenda lain saat gerhana matahari total melibatkan penyihir gerhana, Nancy Maryboy, presiden Institute of Native Studies di Pulau San Juan. di Washington Dikatakan bahwa orang-orang di banyak budaya membuat keributan untuk menakuti setan yang ingin menelan bulan. Orang-orang juga memukul panci dan wajan atau menabuh genderang untuk mengusir apa pun yang menelan matahari atau bulan.

3. Mencuri Langit Legenda lain yang diyakini saat gerhana matahari adalah pencurian langit. Legenda gerhana Korea berkisar pada anjing api yang mencoba mencuri matahari atau bulan.

Konon anjing berapi ini selalu berusaha mencuri matahari dan bulan yang dipegang seperti bola. Legenda mengatakan bahwa setiap kali seekor anjing menggigit salah satu bola, terjadi gerhana matahari.

4. Pertengkaran Matahari dan Bulan Legenda lainnya adalah kisah masyarakat Batam Malibe di Togo dan Benin. Dalam legenda ini, matahari dan bulan bertengkar saat terjadi gerhana. Orang-orang beriman mendorong Matahari dan Bulan untuk berhenti berkelahi, yaitu mereka melihatnya sebagai waktu untuk bersatu dan menyelesaikan perselisihan dan kemarahan lama.

Categories
Sains

Mengenal Fenomena Equinox dan Dampaknya di Indonesia

JAKARTA – Mendengar kata Ekuinoks mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Fenomena ini biasa dikenali sebagai fenomena alam yang terjadi saat matahari bersinar tepat di garis khatulistiwa.

Fenomena ekuinoks ini menyebabkan matahari bersinar lebih terang sehingga suhu meningkat. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengimbau masyarakat mewaspadai perubahan suhu dan menjaga daya tahan tubuh.

Apa sebenarnya fenomena ekuinoks yang saat ini menimpa Indonesia? Simak ulasannya di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut.

Apa Fenomena Ekuinoks Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekuinoks adalah keadaan siang dan malam berada pada posisi 0 derajat bujur yang sama pada saat matahari melintasi garis khatulistiwa.

Sedangkan menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), kata “equinox” berasal dari bahasa Latin, “aekuus” yang berarti sama dan “nok” yang berarti malam. Definisi ini mengacu pada siang dan malam yang kira-kira sama pada saat ekuinoks terjadi.

Mengutip situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Ekuinoks adalah fenomena langit saat matahari melintasi garis khatulistiwa, kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Muzono Rahadi Prabowo. Manifestasi seperti itu terjadi dua kali setahun pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

Pengaruh Ekuinoks di Indonesia

Mengutip laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), saat ekuinoks terjadi, posisi matahari tepat berada di ekuator atau garis lintang nol (0º lintang). Dampaknya, fenomena ini meningkatkan intensitas sinar matahari pada tengah hari sehingga mengakibatkan peningkatan suhu khususnya di wilayah khatulistiwa.

Selain itu, fenomena ekuinoks menyebabkan durasi siang dan malam terbagi hampir sama, yakni 12 jam. Tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia.

Saat ekuinoks terjadi, Matahari berada pada titik terdekatnya dengan Bumi, sehingga wilayah tropis di sekitar khatulistiwa kemungkinan besar akan menerima radiasi maksimal. Namun fenomena tersebut tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu secara tajam, kata BMKG.

Apalagi, ekuinoks bukanlah fenomena berbahaya seperti gelombang panas yang menyebabkan kenaikan suhu secara tajam dan berkepanjangan. Selain itu, ekuinoks juga tidak mempengaruhi jalannya musim di Indonesia.

Demikian ulasan mengenai makna dan dampak fenomena ekuinoks. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda.

Categories
Sains

NOAA Klaim Suar Matahari Meledak Kuat dan Menghantam Bumi

BERLIN — Lidah api matahari paling dahsyat yang pernah tercatat dalam beberapa hari terakhir terjadi dari Matahari, semuanya mengarah langsung ke Bumi.

Semburan ini diklasifikasikan sebagai X1.3 dan NOAA.

Setiap suar menyebabkan gelombang radio menjadi gelap di Bumi, dan jika suar tersebut disertai dengan lontaran massa koronal (CME) yang melemparkan partikel bermuatan ke Bumi, dampaknya akan bertahan lama.

UKM yang kuat dapat menyebabkan segala macam gangguan terhadap infrastruktur bumi, termasuk pemadaman listrik, gangguan pada sistem navigasi, dan bahkan kehancuran satelit.

Melansir Science Alert, Senin (6/5/2024), saat ini belum ada laporan mengenai usaha kecil terkait kebakaran hutan baru-baru ini, namun para ahli masih terus memantau situasinya dengan cermat.

Perlu dicatat bahwa meskipun jilatan api matahari ini sangat dahsyat, namun tidak menimbulkan ancaman langsung bagi manusia di Bumi.

Atmosfer melindungi kita dari radiasi berbahaya yang ditimbulkan oleh kebakaran. Namun, peristiwa-peristiwa ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap teknologi kita, dan penting untuk mewaspadai potensi gangguan yang dapat ditimbulkannya.