Categories
Kesehatan

Stres dan Kebanyakan Ngopi Bisa Sebabkan Mata Kedutan, Ketahui Faktor Lainnya

bachkim24h.com, Jakarta Mata kedutan merupakan fenomena umum yang dialami banyak orang. Menurut Inna Lazar, dokter mata dan pendiri Greenwich Eye Care, kedutan kelopak mata adalah kontraksi berulang dan tidak disengaja yang melibatkan otot orbicularis oculi, yaitu otot yang mengontrol pergerakan kelopak mata.

“Kerutan biasanya menyerang kelopak mata bagian atas, namun bisa juga muncul di kelopak mata bagian bawah. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari gerakan halus yang hampir tidak terlihat hingga kejang yang lebih terasa dan mengganggu,” jelas Lazarus.

Otot orbicularis oculi adalah otot polos di sekitar mata, di bawah kulit kelopak mata, yang bertanggung jawab untuk menutup kelopak mata dan berkedip.

Meski mengganggu, mata kedutan sangat umum terjadi dan dapat berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa jam. Kedutan mata juga biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.

Berikut lima penyebab mata kedutan yang paling umum, seperti dilansir Popsugar pada Senin, 22 Juli 2024. 1. Kelelahan mata

Menurut Julia Giyaur, MD, dokter mata bersertifikat dan direktur pendiri New York Laser Vision Aesthetics, ketegangan mata, atau ketegangan mata, adalah akibat dari ketegangan otot mata yang berlebihan dan merupakan penyebab umum mata berkedut.

“Mata bisa lelah karena melihat satu tempat dalam waktu lama, seperti layar ponsel, TV, atau komputer,” kata Gior.

Tergantung pada gaya hidup dan kebiasaan Anda, ketegangan es bisa berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa bulan. Jika aktivitas yang menyebabkan mata lelah tidak diubah atau dihentikan, kedutan mata bisa semakin sering terjadi dan parah.

Giyaur mengatakan stres dapat merangsang otot-otot di sekitar mata secara berlebihan.

“Stres secara umum meningkatkan kadar adrenalin, yang dapat menyebabkan stimulasi berlebihan pada otot di sekitar mata,” kata Giyaur. 

Vincent Dagron, O.

“Saat Anda merasa cemas, terutama sebelum acara besar seperti rapat penting atau ujian, tubuh meningkatkan produksi adrenalin. Kadar adrenalin yang tinggi dapat menyebabkan sensitivitas dan iritasi pada otot mata serta menyebabkan kelopak mata bereaksi tanpa sadar,” ujar Dagron.

Espresso yang dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan iritasi mata.

“Kafein dapat merangsang sistem saraf, dan efek kafein pada tubuh dapat menyebabkan kelopak mata berkedut,” kata Dagron.

Hal ini juga disebabkan oleh hiperaktifnya saraf dan otot di sekitar kelopak mata yang bekerja terlalu keras, tambahnya.

Giyaur mengatakan, mata juling akibat kafein biasanya berlangsung selama kafein masih berada dalam sistem tubuh.

“Kedutan mata akibat kafein biasanya berlangsung selama kafein masih ada dalam tubuh Anda, jadi jika Anda melihat gejalanya setelah minum kopi dingin, inilah saatnya untuk menguranginya,” kata Giyaur.

Produksi air mata yang tidak mencukupi dapat menyebabkan kekeringan pada permukaan mata dan merupakan penyebab umum mata berkedut.

Untungnya, rasa gatal biasanya hilang setelah mata kering diobati, jadi bicarakan dengan dokter Anda tentang obat tetes mata atau air mata buatan yang dijual bebas atau diresepkan, kata Giyaur.

Selain itu, menurut Dagron, iritasi mata juga dapat menyebabkan mata berkedut.

“Jika mata terkena iritasi lingkungan seperti lampu neon yang terang, polusi udara, benda jatuh ke mata, atau bahkan angin kencang, mata bisa menjadi iritasi dan iritasi,” kata Dagron.

Pasalnya, ketika iritasi lingkungan tersebut masuk ke kelopak mata, Dagron menyebabkan mata meradang dan merah sehingga menyebabkan otot bereaksi dan berkedut.

Ketika Anda kurang tidur, tubuh Anda bereaksi karena terbangun terlalu lama, dan sistem saraf Anda bekerja terlalu keras dan mata Anda berkedut.

“Kelelahan dan aktivitas berlebihan juga dapat menyebabkan mata kering, yang hanya memperburuk gejala,” tambah Giaure.

Selain kurang tidur, kata Lazar, kekurangan nutrisi, terutama magnesium, juga dapat menyebabkan mata kedutan karena magnesium membantu mengatur aktivitas otot dan saraf.

Itulah mengapa penting untuk cukup tidur dan mengonsumsi makanan seimbang, termasuk makanan kaya magnesium seperti alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan bayam.