Categories
Kesehatan

Waspada! Kanker Lambung dan Pankreas Bisa Menyamar sebagai Sakit Maag Biasa

bachkim24h.com, Jakarta – Kanker saluran cerna merupakan penyakit serius yang perlu mendapat perhatian. Di antara berbagai jenis kanker saluran pencernaan, kanker lambung dan pankreas adalah penyebab kekhawatiran yang paling umum.

Anehnya, gejala awal kedua jenis kanker ini mirip dengan gejala sakit maag pada umumnya. Hal ini menyebabkan banyak orang mengabaikan tanda-tanda awal yang perlu mendapat perhatian serius. Gejalanya seperti sakit maag

Randy Ativinath, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Silom MRCCC Semangi, baik kanker lambung maupun kanker pankreas dapat muncul dengan gejala berikut: mulas yang terputus-putus, mual dan muntah, perut kembung, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, cepat merasa kenyang setelah makan atau muntah. .

Gejala-gejala ini sering kali dianggap sebagai sakit maag biasa atau masalah pencernaan ringan lainnya. Namun, jika gejala tersebut terus berlanjut atau memburuk, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Seberapa berbahayakah kanker lambung dan pankreas?

Kanker pankreas dan lambung termasuk jenis kanker yang sulit dideteksi pada tahap awal. Pasalnya, gejala yang muncul seringkali tidak spesifik dan bisa disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa.

Akibatnya, kanker ini baru terdiagnosis ketika sudah mencapai stadium akhir, di mana pengobatan menjadi lebih sulit dan peluang kesembuhan menurun.

Randy mengatakan, memahami tanda-tanda awal kanker gastrointestinal (GI) sangat penting untuk deteksi dini.

“Penting untuk meningkatkan pemahaman mengenai kanker GI jenis ini agar dapat dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang tepat,” ujarnya.

 

 

 

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker lambung dan pankreas antara lain: gaya hidup tidak sehat, pola makan tinggi lemak, dan rendah serat.

Untuk mengurangi risiko terkena kanker lambung dan pankreas, sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat yang meliputi: pola makan seimbang, berhenti merokok dan alkohol, olahraga teratur, pemeriksaan rutin untuk deteksi dini kanker saluran cerna.

Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker saluran cerna. Deteksi dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan memperpanjang umur pasien.

 

Jika Anda mengalami gejala mirip sakit maag, namun bertahan lebih lama atau semakin parah, jangan tunda lagi, segera temui dokter. “Pasien perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan secara lengkap,” kata Randy.

Kanker lambung dan pankreas sebenarnya bisa menyamar sebagai sakit maag biasa, namun dengan peningkatan kesadaran dan pemahaman, kita bisa mendapatkan deteksi dini dan pengobatan yang tepat.

Jangan anggap remeh gejala sakit maag yang berkepanjangan, karena bisa jadi merupakan tanda awal penyakit kanker yang lebih serius.

Categories
Kesehatan

Viral Kasus Dugaan Malapraktik oleh Bidan, Dokter: Perlu Aturan Tegas dan Supervisi

bachkim24h.com, JAKARTA — Kasus kenakalan babysitter belakangan ini marak di media sosial. Terkait permasalahan tersebut, dokter berpendapat perlu adanya undang-undang yang tegas mengenai kewenangan bidan.

Kasus ini bermula pada 23 November 2023, saat pasien mengeluh sakit maag dan dibawa ke bidan untuk dimintai pertolongan. Bidan kemudian menyarankan pasien untuk dirawat lebih dari seminggu tanpa pemeriksaan laboratorium sebelumnya.

“Bidannya kemudian memberikan suntikan obat yang tidak diketahui pihak keluarga. Kalau ditanya soal suntikannya, katanya aman, sesuai resep dokter,” jelas akun @voltcyber_v2, seperti dikutip Senin (6 /5/) ). 2024).

Setelah seminggu perawatan, pasien kembali ke rumah. Namun, rasa sakit pasien menjadi semakin parah dan bidan akhirnya kembali ke rumah. Di rumah pasien, bidan memberikan suntikan dengan alat suntik berukuran besar yang berisi campuran beberapa jenis cairan. Dalam video terpisah, bidan mengatakan cairan tersebut mengandung obat dan vitamin yang telah “dilarutkan” atau dilarutkan dalam air suling.

Pada perawatan terakhir dengan bidan, kondisi pasien semakin memburuk. Keluarga kemudian memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Di rumah sakit tersebut, keluarga pasien diberitahu bahwa ginjal pasien mengalami pembengkakan dan memerlukan terapi cuci darah atau hemodialisis.

“Setelah menjalani cuci darah sebanyak enam kali, pasien meninggal pada 22 Januari 2024,” tulis akun di Instagram.

Terkait dengan situasi bakteri ini, pakar nutrisi masyarakat Dr Tan Shot Yen M Hum menilai perlu adanya undang-undang yang lebih ketat terkait kewenangan bidan. Selain itu, Dr. Tan juga berpendapat bahwa perlu adanya pengawasan dari Pengurus Ikatan Bidan Indonesia dalam memberikan nasihat etis.

“Izin kembali bekerja,” jelas Dr. Tan di bachkim24h.com pada Selasa (7/5/2024).

Di sisi lain, Dr. Tan juga berpendapat bahwa masyarakat harus diajari bahwa tidak semua penyakit bisa disembuhkan oleh bidan. Mengenai keluhan nyeri selain masalah obstetrik, dr. Tan berpendapat bahwa pasien harus dibawa ke dokter.

“Bisa juga ke puskesmas, ada dokternya. Kalau dokter umum tidak bisa mengobati, nanti dirujuk ke RSU (rumah sakit umum),” sambung dr. Tan.

Bidan tidak punya wewenang..