JAKARTA – Penelitian baru menunjukkan logam yang tersebar di laut dalam bisa menghasilkan oksigen. Penemuan ini dapat dijadikan argumen menentang penambangan laut dalam yang kontroversial.
Para ilmuwan telah lama berasumsi bahwa tumbuhan dan kehidupan fotosintesis bukanlah satu-satunya sumber oksigen di Bumi.
Sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Geoscience menantang pandangan tersebut, menunjukkan bahwa nodul polimetalik, gumpalan mineral seukuran kentang yang ditemukan di dasar laut, bisa menjadi sumber oksigen.
Para ilmuwan menemukannya saat mengambil sampel dasar laut di Clarion-Clipperton Zone, sebuah punggung bukit yang membentang sepanjang 7.242 kilometer di Pasifik timur.
Khususnya ketika mereka menemukan oksigen di kedalaman 4.000 meter, di area yang sangat gelap sehingga fotosintesis tidak mungkin dilakukan.
Mereka awalnya mengira peralatan itu rusak. Pada akhirnya, mereka mengusulkan bahwa nodul polimetalik adalah sumber oksigen “gelap” ini.
Bagaimana Oksigen Gelap Terbentuk Jika digabungkan dengan air garam, karat dapat menghasilkan listrik, cukup untuk menghilangkan atom oksigen dari molekul air. Para peneliti mengira titik-titik tersebut mungkin memiliki fungsi yang sama, sehingga mereka mengujinya di laboratorium.
Mereka menemukan bahwa satu titik dapat menghasilkan hampir 1 volt listrik. Jika dikumpulkan bersama-sama, bintil-bintil tersebut dapat menghasilkan listrik yang cukup untuk memecah air laut.
Titik polimetalik yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik Para peneliti mengatakan penemuan ini menambah kompleksitas rencana penambangan titik polimetalik, yang mengandung banyak logam yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV).
Enam belas perusahaan kini memiliki klaim penambangan di zona Clarion-Clipperton, yang memiliki cukup banyak nodul untuk memenuhi permintaan global akan logam kendaraan listrik selama beberapa dekade, kata para ahli.
“Titik polimetalik penghasil oksigen ini mengandung logam seperti kobalt, nikel, tembaga, litium, dan mangan – yang semuanya merupakan elemen penting yang digunakan dalam baterai,” kata rekan penulis studi Franz Geiger, profesor kimia di Northwestern University.
“Kita perlu memikirkan kembali cara kita menambang bahan-bahan ini sehingga kita tidak menghabiskan sumber oksigen bagi kehidupan di laut dalam.