Categories
Edukasi

Nadiem: Kemendikbud Tetap Membantu dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

bachkim24h.com, JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan penerapan kurikulum mandiri dapat memperkuat partisipasi dan gotong royong seluruh pemangku kepentingan. Hal ini melibatkan masyarakat dalam memberikan pendidikan berkualitas bagi seluruh anak di Indonesia.

“Ini mencoba menjawab berbagai tantangan zaman dan permasalahan terkini seperti perubahan iklim, literasi keuangan, literasi digital, literasi kesehatan, dan pentingnya sastra dalam meningkatkan literasi siswa,” kata Nadiem dalam siaran pers, Sabtu. (30 Maret 2024).

Dikatakannya, kurikulum mandiri merupakan kebijakan pengubah paradigma penyelenggaraan pendidikan bermutu. Menurut dia, pihaknya menyadari adanya berbagai tantangan di lapangan. Namun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara rutin mengembangkan berbagai bantuan untuk mendukung penerapan kurikulum mandiri.

Untuk membantu guru, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan platform Merdeka Mengajar (PMM) yang menyediakan berbagai perangkat pengajaran, antara lain buku teks, buku bacaan, contoh kurikulum sekolah, modul contoh, dan alat penilaian kelas yang selalu diperbarui secara berkala. . dasar.

“PMM juga mendukung sekolah dalam menciptakan komunitas pembelajaran luring dan daring serta menghubungkan sekolah dengan sumber praktik yang baik dari sekolah lain,” ujarnya.

Kemudian Program Pengaktifan Guru (PGP), Penggerak Sekolah (SP) dan Pusat Sekolah Profesi Unggulan (PK) hadir untuk melatih guru dan kepala sekolah untuk dijadikan sebagai sumber praktik yang baik dalam kurikulum mandiri. Kemendikbud juga menyelenggarakan berbagai kursus yang lebih spesifik, antara lain untuk guru ilmu komputer, guru bahasa Inggris, guru PJOK, guru PAUD, dan guru pendidikan inklusif.

Nadiem mengatakan Kurikulum Merdeka memungkinkan terjadinya transformasi pendidikan tidak hanya di perkotaan dan sekolah yang memiliki fasilitas memadai, tetapi di seluruh Indonesia, termasuk daerah tertinggal. Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan mobilisasi cloud.

“Untuk memudahkan para guru di daerah yang tidak memiliki koneksi internet stabil untuk mengakses perangkat pengajaran dan modul pelatihan di PMM secara offline,” jelasnya.

Kemendikbud juga mendistribusikan lebih dari 15 juta eksemplar buku tingkat bacaan menarik yang dikumpulkan dan dikirimkan ke lebih dari 5.900 PAUD dan lebih dari 14.500 SD di daerah tertinggal, disertai dengan pelatihan pengelolaan dan penggunaan buku. dalam pembelajaran.

Selain itu, PGP ini terbentang dari Kelas 1 hingga Kelas 9 dan telah menjangkau 502 kabupaten/kota di 38 provinsi di Indonesia, termasuk 1.792 guru di bidang khusus/intensif/3T, ”ujarnya.

Untuk meringankan beban kerja guru, hanya perlu menyiapkan kurikulum operasional dan rencana pembelajaran (SCP) unit pembelajaran. Ia mengatakan kedua dokumen tersebut bisa dilakukan dengan mudah.

“SSC boleh mempunyai satu sisi saja, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 16 Tahun 2022, dalam pelaksanaan program pendidikan tersendiri tidak ada kewajiban membuat modul pendidikan yang rumit,” jelasnya. .

Guru juga tidak harus memulai dari awal ketika membuat bahan ajar. Berbagai contoh program sekolah, RPP, modul dan penilaian tersedia di PMM dan dapat langsung digunakan atau dimodifikasi oleh guru. Guru dapat mempelajari cara menyusun dokumen pengajaran kurikulum mandiri dalam panduan pengajaran dan penilaian di situs resmi Kemendikbudristek.

“Modul pelatihan PPM disediakan untuk membantu guru belajar sesuai kebutuhannya. Tidak ada kewajiban untuk menyelesaikan seluruh atau sebanyak mungkin modul pembelajaran. “Jauh lebih penting bagi guru untuk menggunakan materi yang dipelajari untuk merefleksikan dan meningkatkan praktik mengajar,” ujarnya.

Nadiem mengatakan Permentikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Kurikulum Pendidikan Menengah memberikan kepastian arah kebijakan pendidikan di Indonesia.

Penerapan kurikulum mandiri dilakukan secara nasional dan bertahap dalam rangka memberikan pilihan adaptasi pada satuan akademik dan marzes 3T spesifik tahun ajaran 2026/2027, diberikan waktu untuk tahun ajaran 2027. pada tahun 2028