bachkim24h.com, DEPOK – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan pendidikan Nature-Based Solutions (NbS) di Desa Pahawang, Kabupaten Pesawaran, Lampung, sebagai langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut. tujuan melindungi hutan merah.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FMIPA UI, Dr. Tito Latif Indra dari Universitas Illinois di kampus Depok mengatakan pada hari Selasa bahwa program pengabdian masyarakat bertujuan untuk memperbaiki masyarakat yang terancam oleh perubahan iklim, kerusakan dan aktivitas manusia seperti penebangan hutan bakau secara ilegal, pembuangan sampah dan kualitas lingkungan. Kabin turis.
NbS atau solusi berbasis alam adalah serangkaian tindakan yang memanfaatkan kekuatan alam untuk mengatasi tantangan sosial, lingkungan, dan ekonomi. Dalam konteks ini, NbS dilaksanakan melalui penanaman mangrove untuk melindungi pantai dari erosi, melindungi keanekaragaman hayati, dan meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam upaya konservasi.
Tito mengatakan penerapan NbS merupakan langkah strategis Pulau Pahawan dalam mitigasi perubahan iklim dan erosi.
“Saat ini mangrove sebagai salah satu komponen penting ekosistem karbon biru berperan penting dalam siklus karbon karena memiliki kapasitas penyerapan karbon yang tinggi dan dapat melindungi wilayah pesisir dari erosi.”
Untuk itu dilakukan kegiatan edukasi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove, khususnya untuk mencegah berkurangnya luas mangrove serta meningkatkan kualitas dan kelestarian ekosistem mangrove di Pulau Pahawan.
NbS untuk hutan bakau dicapai melalui berbagai cara, termasuk perlindungan dan restorasi lahan basah pesisir; dan pembangunan perangkap sedimen untuk menciptakan jalur hijau sebagai kawasan lindung.
Dengan memelihara hutan bakau, masyarakat memanfaatkannya untuk perlindungan pesisir dari banjir dan badai; penjaga infrastruktur dan keamanan ekonomi; habitat bagi lebih dari 25 miliar ikan muda setiap tahunnya; dan penyediaan ikan, krustasea, kerang, dan udang serta 37 spesies laut komersial.
Selain pelatihan, tim pengabdian masyarakat UI juga mengunjungi lokasi penanaman mangrove bersama warga desa.
Mereka menanam 50 anakan pohon mangrove pada substrat lumpur dan pasir pasang surut, dengan menggunakan alat tanam sederhana yaitu tiang bambu dan tambatan.
Sekretaris Desa Pahawang Aristama menyampaikan apresiasinya terhadap proyek tersebut. Ia mengatakan, program penanaman mangrove sangat penting bagi keberlangsungan konservasi mangrove di desa tersebut.
“Dibutuhkan kegiatan penanaman mangrove secara luas untuk menjaga Pulau Pahawan dari ancaman erosi. Kami berharap dengan adanya dukungan dari Kelompok Pengabdian Masyarakat UI ini dapat mendorong Pulau Pahawan menjadi sukses dalam pengelolaan ekosistem mangrove yang menjadi model yang berkelanjutan dan berkelanjutan. memiliki manfaat lingkungan dan sosial jangka panjang,” katanya.
Tim FMIPA yang terlibat dalam program literasi masyarakat dan penanaman mangrove sebagai solusi berbasis alam terjun ke lapangan di bawah kepemimpinan Dr. FMIPA. Tito Latif Indra (pembimbing lapangan), anggota Muhammad Attorik Falnsky dan Bintang Mahakarya Sembahen (asisten); serta beberapa mahasiswa yaitu Satria Rifqi Wicaksono, Azzikri, Ramaditya Dhamara Mukri, Damar Daffa Aulia, Ero Alvaro, Muhammad Haikal Mudzaki, Fajar Ramadhan dan Sthevi Fahdira.