Categories
Sains

Komet Setan Akan Muncul saat Gerhana Matahari Total

JAKARTA – Fenomena gerhana matahari total pada 8 April 2024 lebih mirip kehadiran bintang setan yang diduga muncul di hari yang sama.

Komet besar ini, yang dikenal sebagai 12P/Pons-Brooks, sedang dalam perjalanan menuju Bumi dan dapat terlihat, mungkin terlihat dengan mata telanjang, jika meledak tepat sebelum Matahari tertutup sepenuhnya.

Komet ini berukuran 10,5 mil (17 km) dan mengikuti orbit elips setiap 71 tahun gas dan es – untuk disemprotkan ke luar angkasa.

Berdasarkan laporan Wion News, Sabtu (9/3/2024), komet tersebut serta gas dan debu yang menutupi asalnya, meningkat pasca ledakan komet tersebut, yang memberi cahaya pada komet tersebut selama berhari-hari. Juli lalu, ledakan komet setan terjadi dalam 69 tahun terakhir, dan sejak itu terus meledak secara konstan.

Pertama, komet menunjukkan asimetri dalam pingsan yang panjang, seperti tanduk. Hal ini memberikan gelar setan pada komet Setan. Namun yang menarik, ledakan terbaru komet setan tidak menghasilkan asimetri seperti itu.

Lampu hijau yang dipancarkan satelit terkait dengan penumpukan dikarbon yang disebut dikarbon di bagian koma dan ekor, seperti yang ditunjukkan dalam gambar baru.

Komet Setan kemungkinan akan terlihat pada 8 April 2024, bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari total. Pengamat langit di seluruh dunia disarankan untuk menggunakan pakaian pelindung, seperti kacamata gerhana berlisensi, selama gerhana sebagian. Melihat langsung ke Matahari saat terjadi gerhana total tanpa pelindung mata yang tepat dapat menyebabkan kerusakan mata yang serius.

Categories
Sains

Komet Setan Diprediksi Akan Terlihat di Langit Malam Bulan Ini

LONDON – Komet terang berjuluk “Komet Setan” akan terlihat di langit malam bulan ini.

Baca Juga – Cara berburu komet Neowise menggunakan aplikasi

Daily Start, Minggu (17/3/2024), mengabarkan, benda luar angkasa yang juga dikenal dengan nama 12P/Ponce-Brooks atau komet “gunung berapi es” ini telah menyelesaikan orbitnya mengelilingi matahari selama 71 tahun.

Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), komet tersebut berdiameter beberapa kilometer.

Karena letaknya yang lebih dekat dengan Matahari, radiasi matahari memecah lapisan esnya sebelum melepaskan es dan gas.

Letusan tersebut memicu terbentuknya “tanduk” yang kemudian dikenal sebagai “Komet Setan”.

Namun, cula tersebut menghilang setelah letusan baru-baru ini, lapor situs ilmiah space.com.

Sebaliknya, komet tersebut menghasilkan cahaya hijau.

Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kadar dikarbon di bagian ekor dan koma, yaitu wilayah samar di sekitar inti komet yang terbentuk saat melewati Matahari.