Categories
Teknologi

Korsel Blokir Lagu Kim Jong-un yang Viral di TikTok

JAKARTA – Korea Selatan melarang video TikTok berisi lagu-lagu yang memuji pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Lagu yang sudah viral tersebut dianggap sebagai bentuk perang psikologis dan melanggar hukum nasional.

Lagu tentang Kim Jong Un berjudul Friendly Father dan digambarkan oleh Korea Selatan sebagai propaganda Korea Utara. Lagu ini viral di TikTok pada April 2024.

“Kami bernyanyi tentang Kim Jong Un, pemimpin hebat kami; kami bangga dengan Kim Jong Un, ayah kami yang baik hati; ‘Kami semua percaya dan mengikuti dengan sepenuh hati, ayah kami yang ramah,’” demikian bunyi lirik lagu Friendly Dad itu. menjadi viral di TikTok.

Laporan dari Russian Today, Kamis (23/5/2024), melalui siaran persnya, regulator Korea Selatan menyatakan akan memblokir 29 versi video ramah ayah tersebut menyusul permintaan dari badan intelijen nasional negara tersebut akan diberlakukan.

Komisi tersebut menekankan bahwa video tersebut melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional, yang melarang akses ke situs web dan komunikasi negara-negara Korea Utara, serta menghukum perilaku dan ucapan yang mendukung kepemimpinan Pyongyang.

Korea Selatan dalam pernyataannya menegaskan bahwa video Pastor Friend berisi konten terkait “perang psikologis melawan Korea Selatan. Namun, pengguna TikTok di Korea Selatan justru bersikap sebaliknya. Mereka juga meminta pihak berwenang untuk tidak memblokir video viral tersebut dan mengatakan bahwa Lagu tersebut tidak boleh diblokir agar lebih banyak orang dapat menikmati lelucon yang mereka juga katakan bahwa lagu tersebut menarik dan mengingatkan pada musik pop Eropa kuno.

Categories
Bisnis

Kim Jong-un Bangun 50.000 Rumah Gratis bagi Warganya, Tanpa Dipungut Tapera

JAKARTA – Korea Utara (Korut) mengumumkan proyek ambisius untuk membangun 50.000 rumah gratis bagi warga Pyongyang selama lima tahun ke depan. Inisiatif ini, yang dipimpin oleh Kim Jong Un, bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan standar hidup bahkan ketika negara tersebut menghadapi sanksi internasional yang keras.

Pembangunan apartemen ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas yang dilakukan pemerintah Korea Utara untuk meringankan masalah ekonomi dan menyediakan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi warganya. Kim Jong-un telah menekankan pentingnya persiapan menghadapi kemungkinan konflik dan menyatakan pada bulan April 2023 bahwa Korea Utara harus lebih siap menghadapi perang dibandingkan sebelumnya.

Perkembangan ini menggarisbawahi upaya Korea Utara untuk meningkatkan standar hidup warganya meskipun ada sanksi internasional yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi negara tersebut. Keberhasilan proyek ini juga dapat mempengaruhi pendekatan rezim terhadap tantangan ekonomi dan hubungannya dengan komunitas internasional.

Proyek yang diharapkan selesai dalam lima tahun ke depan ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan standar hidup di ibu kota Pyongyang. Langkah ini dilakukan ketika Korea Utara berjuang mengatasi dampak ekonomi dari sanksi internasional yang bertujuan membatasi program nuklirnya.

Selain pembangunan perumahan ini, Korea Utara telah memulai proyek pembangunan lainnya. Proyek-proyek tersebut termasuk membangun rumah baru untuk ratusan keluarga di Jangsan Farm di Kabupaten Ryongchon, merenovasi perpustakaan sains dan teknologi di Kota Nampho, dan membangun lembaga analisis kualitas di Kabupaten Jagang.

Menurut TrimFeed, pemerintah juga fokus pada inisiatif sosial seperti merayakan Hari Anak Internasional, mengintensifkan kampanye bebas rokok pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia, dan mempersiapkan panen dan perontokan gandum di Provinsi Hamgyong Selatan. Upaya-upaya ini menyoroti upaya rezim untuk meningkatkan kualitas hidup warga negaranya secara keseluruhan.

Meskipun terdapat perkembangan positif, tindakan Korea Utara di panggung internasional terus menimbulkan kekhawatiran. Kim Jong Un baru-baru ini meluncurkan balon berisi kotoran ke Korea Selatan sebagai pembalasan terhadap aktivis yang mengirimkan informasi dan K-pop ke Korea Utara. Tindakan yang disebut-sebut sebagai wujud kebebasan berpendapat masyarakat tersebut menyoroti ketegangan yang terus berlanjut antara kedua Korea.

Adapun rencana Korea Utara membangun 50.000 rumah gratis di Pyongyang merupakan langkah penting untuk meningkatkan taraf hidup di tengah sanksi ekonomi. Meskipun Korea Utara terus menghadapi pengawasan internasional, inisiatif domestiknya mencerminkan fokusnya pada peningkatan kesejahteraan warganya.